Malam seperti biasa, sebelum tidur, aku membereskan pelengkapan kerjaku buat besok pagi.
Ketika berbenah pintu rumahku ada ketukan. Segera aku menghampiri pintuku dan kubuka."Ehhh mas Agus" kataku basa basi. Dia membawa 2 gelas kopi.
"Kopi buat siapa mas"
"Buat dek Vickylah. Kita ngobrol Vick, disini saja" dia menempelkan pantatnya di teras kontrakan kami.
"Boleh mas" sahutku.
Aku tidak tau maksud obrolan mas Agus yang menanyakan aku Tetang pacar dan teman hidup. Yang kutahu pasti, curi curi pandangnya ke arah selangkanganku.Aku berfikir, apak dia bisex atau straight. Aku teringat, ketika kami berboncengan, jari tangannya menyentuh batangku waktu itu.
Mas Agus, pria paruh baya yang mempunyai 2 anak yang sudah besar. Dari segi fisik tidak ada apa apanya dibanding ke tiga pria yang pernah mampir dalam hidupku, Om Rendy, Om Zein dan Uteb.
Sekarang mas Agus dihadapan ku.
"Mas Agus, kenapa memandangi aku seperti itu mas" kataku ketika tatapannya lain.
"Ahhh enggak Vick. Gimana kerajaanmu" dia berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Baik baik aja mas. Aku menikmati kerjaaanku. Mudah mudahan ini membawa kebahagiaan bagi ku mas. Terimakasih mas Agus sudah memberikan kerjaan ini. Tapi mas Agus....." Tidak kuteruskan kata kataku.
"Kenapa Vick...lanjut saja kata katanya"
"Mas Agus suka pria ya" kataku akhirnya.
"Ehemmm...ndaaak...ndakkk kok Vick."
"Mas Agus suka sama Vicky?" Cecarku
"Udah dulu Vick. Besok kita lanjut obrolannya." Mas Agus berdiri tanpa membawa gelas kopi kami.
Aku hanya terbengong melihat tingkahnya. Dan ketika dia sudah masuk rumahnya, aku membawa gelasnya.
"Mas Agus, gelas kopinya" kataku dan membukakan pintu untukku.
"Mas Agus, gak usah merasa bersalah menyukai seseorang. Terlepas apa jawaban Vicky nantinya. Tinggal bilang suka atau tidak. Vicky akan jaga rahasianya mas Agus" bisikku dan memberikan gelasnya.
Ketika aku berbalik mas Agus memanggilku.
"Enggak jadi Vick" sahutnya dan menutup pintunya.
Ahhh dunia ...dunia....Ditempat tidurku, aku berfikir, seandainya mas Agus suka akan aku, aku harus bagaimana. Aku tidak suka performanya, terlalu gendut.
Ahhhh ....pusing aku dibuatnya.Lamunan lamunnanku membawa aku ke tidurku.
#####
Pagi hendak berangkat, mas Agus sudah berada di dekat kontrakanku walaupun dia berada dibawah pohon rambutan depan kontrakan kami.
"Mas Agus ngapain disitu mas" tegurku seakan tidak terjadi pembicaraan serius antara kami.
"Menikmati udara pagi aja dek Vicky" sahutnya.
Saat aku mau menaiki motorku, mas Agus mendekatiku. Dan membisikkan,
"Mas mu ini suka sama kamu Vick. Sejak kamu pertama kali ngontrak disisni."
"Hahahaha...mas Agus bisa saja. Kalau suka, mas mau ngapain Vicky? Mau memperkosa aku. Aku gak mau mas. Atau mas mau Vicky perkosa? Nanti aja mas kita omongin. Vicky berangkat dulu." Aku memainkan mataku.
"Vicky....."
"Nanti mas. Nanti....mas mau isap isap Vicky mau, atau Vicky mau masukin lobang mas juga boleh. Tapi nanti ya"