BAGIAN 22: with Meiza and her BF

1.6K 45 2
                                    

Setelah aku selesai dengan mas Andi, aku langsung menuju officenya Meiza.
Aku masih tidak terima, merendahkan diriku dengan sebutan "sama Satpam". Seakan akan pekerjaan seorang satpam itu hina. Tidaaaaakkk Terimaaaaa...........

Sesampai aku di parkiran gedung kantornya Meiza, aku perhatikan karyawan yang mau masuk kerja.

Aku tidak tau mobil prianya Meiza. Hanya Meiza satu satunya yang kuharapkan untuk bertemu.

Hampir 45 menit aku menunggu. Mobil yang kuharapkan datang juga. Karena parkiran motor beda dengan mobil, segera aku beranjak menjumpai Meiza sebelum keluar dari Mobilnya.

"Pagi Bu" sapaku.
Dia heran melihat aku, dan melayangkan pandangannya ke semua arah.

"Vicky.....ngapain kesini" khawatirnya.

Baru terasa kau Meiza, kamu merasa kecil bila dilihat teman temanmu berhadaapan dengan seorang Satpam seperti aku.

"Mau mengumumkan, bahwa kau dan teman priamu ada "main" "

"Vickyyyy.....jangan lakukan itu sayang" pintanya dengan wajah memelas.

"Sayang??. Sejak kak Meiza mengingkari janji untuk mendaftarkan kuliahku, tak ada lagi kata sayang dalam kamusku. Aku hanya ingin kau pertemukan aku dengan gigolomu si bantet gendut kemaren"

"Dia belum datang"

"Aku tunggu disini. Aku tau kak Meiza merasa rendah karena ada aku. Silahkan kak, masuk ke ruangan Direktur. Tapi ingat, aku akan setia menunggu sampai si tua gendut itu ada di hadapanku"

Kutinggalkan Meiza tanpa menoleh lagi. Aku duduk diatas motorku dan merokok.

Tidak berapa lama, si pria yang kuharapkan datang juga menemui aku.

"Pagi mas" sapanya menyalami aku seperti kerupuk kena air.

"Mana kegarangan lu yang kemaren yang merendahkan pekerjaanku"

"Maaf mas...saya minta maaf."

"Kenapa??? Takut?? Maaf tidak cukup bagi aku. Kalau bukan ditempat kerjaku kemaren, sudah kuhabisi kau. Aku tidak perduli kau punya jabatan dikantormu, yang aku minta panggil Meizamu kemari, kau minta maaf sama aku dan dihadapan seorang satpam kamu"

Dia memanggil seorang Satpam perusahaannya sebelum memanggil Meiza.

"Pagi pak. Ada masalah dengan pak Bryan?"

"Oh namanya Bryan. Gini mas,  kemaren dia datang ke bank tempat aku kerja mas. Dia merendahkan jabatan kita sebagai Satpam dengan mengatai bahwa satpam itu rendah. Aku tidak terima mas."

"Emang agak angkuh itu mas. Sombong"

"Makanya aku minta dia minta maaf didepan kita sebagai Satpam"

Bryan dan Meiza berjalan tidak bersamaan, Bryan di depan baru disusul Meiza.

"Aku sebagai manusia biasa dan seorang Satpam tidak terima perlakuan anda kemaren. Sekarang aku minta kau minta maaf dengan menunduk ke satpam mu, tidak ke saya"

Untung masih sepi di parkiran motor itu, kaalu tidak betapa malunya seorang Direktur dengan menunduk minta maaf sama Satpamnya hahaha...main main sama Vicky.

"Saya minta maaf setulu tulusnya atas perlakuan saya terhadap Satpam selama ini. Saya tidak akan mengulanginya lagi" begitu ucapannya.

Aku tertawa dalam hati.
Setelah mereka salaman kusuruh satpamnya meninggalkan kami.

"Kak Mei, aku tau dan tahu diri, aku tidak pantas untuk kakak dekati. Jadi aku minta tolong, jangan pernah ganggu hidup aku lagi. Dia yang pantas buat kakak.
Mas Bryan, aku juga minta maaf ya, sudah buat mas merasa rendah dihadapan satpam kalian. Dan satu permintaan aku, jangan pernah menganggap aku dan Meiza ada hubungan. Karena aku sadar, tidak pantas untuk itu"

Aku tidak tau apa yang dalam pikiran Meiza setelah aku putuskan supaya tidak menemui aku lagi.

Setelah selesai urusanku, kupacu motorku, motor pemberian Meiza saat kami masih bisa menikmati dunia lendir.
Aku berdoa dalam hati, semoga kak Meiza menukan jodoh yang sesuai diinginkannya.

###

Kurebahkan badanku setelah tiba di kontrakan ku yang juga dibayar oleh kak Meiza selama 6 bulan kedepan.

"Kak Mei, seandainya kau tidak memaksakan untuk menikah dengan aku, pake istilah kontrak lagi, kita masih bisa jalani seperti dulu dulu. Aku tidak paham hati dan tujuanmu kak, untuk memaksa aku menikah. Siapakah aku ini???" Kata hatiku yang membuatku agak sedih hingga aku tertidur.

###

Setelah bangun tidur, satu yang membuatku tidak nyaman, LAPAR. Perut pake lapar lagi....huuuhhh.
Jam tanganku masih menunjukkan pukul 13.12 wib.

Aku segera membersihakn diriku, rencana mau makan di warsun siteteh, sekalian nanti langsung kerja.

Aku berdoa dalam hati, agar tidak ada gangguan hari ini. Aku ingin hidup tenang.

Dengan motor kesayangan, aku meninggalkan kontrakanku menuju warungnya si teteh.

"Ssiaaaanggg teteh."seruku

"Bang Vickyyy...kaya kesetanan aja. Biasa aja juga ngomongnya orang pasti dengar. Bikin kaget aja" gerutunya.

"Hahahaha...sorry teteh...sorry..."ujarku.

"Ehhhh....Om Rendy ada disini juga. Siang Om" ujarku tanpa rasa sungkan.

"Siang Vicky" sahutnya tidak bersemangat. Aku tau, sejak dia kutinggalkan karena ingin memilikiku, hatinya pasti kecewa. Aku tidak perduli.

Kupesan makanan kesukaanku dan duduk dipojokan agak jauh dari Om Rendy.
Kunikamati makanku sambil sesekali melirik Om Rendy. Mata kami kadang beradu membuat aku sedikit kikuk.

Setelah selesai makan, aku hendak membayar. Tapi dicegah Om Rendy.

"Biar Om yang bayar" kupandangi wajahnya yang masih menaruh harapan padaku.
Aku duduk kembali di tempatku semula menikmti rokokku.

Om Rendy menghampiriku.

"Om mau memelukmu Vick. Om rindu kau"

"Aku tau Om. Dari pandangan mata Om, aku tau itu. Tidak tepat waktu Om. Vicky mau kerja."

"Kapan ada waktumu untuk Om sayang"

"Vicky tidak bisa memastikan Om. Kadang kena shift. Dan satu hal Om, Vicky sudah punya pacar, pria. Kami sama sama karyawan hanya beda tempat"

"Om hanya ingin sekali sekali saja bertemu Vick"

"Itu tawaranku dulu Om, sebelum Om ingin memiliki aku. Aku tidak mau terikat waktu itu, karena aku belum punya pegangan hidup. Sekarang Vicky sudah kerja.  Vicky sudah bisa menentukan arah hidup Vicky"

"Sedikit saja berikan waktumu Vick"

"Aku tidak mau selingkuhin pacar aku Om. Orangnya baik, dosa aku kalau itu kulakukan. Maaf nih Om sudah waktunya Vicky kerja"
Kutinggalkan Om Rendy dengan harapan tidak menaruh hati lagi padaku.

"Vicky....Vicky..." Om Rendy menyusulku ke motorku.

"Om janji tidak akan memaksakan kehendak Om lagi. Om hanya ingin mengobrol saja sudah cukup bagi Om."

"Nanti istirahat pukul 6 sore datang aja Om. Vicky tunggu"
Kusebutkan nama Bank tempat aku kerja. Senyumnya melenyapkan kekhawatirannya tidak akan bertemu denganku lagi.

"Makasih sayang" tangannya memegang pipiku.
Menyesal gua makan ke mari. Kenapa juga aku tidak menolaknya. Kenapa juga aku memberi alamatku kerja.....haaaaahhhh.

Bagaimana kalau mas Andiku tau?
Tapi gak mungkin taulah.
Kuyakinkan diriku.

Aku tidak berfikir yang aneh aneh lagi tentang Om Rendy. Salah sendiri dia ingin mengekang aku.
Anak rantau gitu lohhh...mau dikekang....gak lah yauuu.

####

PETUALANGAN HASRAT 3  sambungan ( BISEXSUAL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang