"Bau keluarga tidak selamanya wangi. Tampak cantik dari luar, tapi di dalamnya hancur berantakan."
(Author ****** POV)
Pukul 12 malam....
Semua orang pasti telah lelap dan tidak akan bangun meski nyamuk telah menggigit manusia di dalam rumah. Sebagian orang telah menggunakan kelambu putih di sekitar ranjang tempat tidur. Separuh lagi tenggelam dalam hangatnya selimut yang begitu menyenangkan demi menemani keduanya di dunia mimpi.
Dua pasangan suami-istri itu saling terlelap satu sama lain. Dengkuran halus sang suami di tutup oleh bantal istrinya dalam wajah kesal meski tertidur lelap. Suaminya mungkin tahu kalau ada bantal telah menindih wajahnya tapi semua itu tidak berarti saat adegan selanjutnya sang istri memalingkan tidurnya ke samping.
"Oh Tuhan, apakah suamiku tidak bisa sedikit saja memberi waktu agar aku bisa lelap dalam mimpi."
Pihak wanita mengalami gejala gangguan tidur parah. Seorang artis harus selalu menjaga kesehatan, kecantikan, serta kebugaran tubuhnya. Wajahnya harus selalu cantik dan segar. Karena inilah dia sengaja membeli masker kunyit. Katanya kunyit bisa memberikan kesan bagus untuk kulit seorang wanita, memasuki usia semakin tua membuat Hee Jin ekstra bekerja keras dalam mengatasi semuanya.
Masalah untuk dirinya sendiri serta masalah kesehatan. Bahwa kedua anaknya juga punya konflik sendiri dengan kehidupan di dalam rumah.
Suara dengkuran semakin keras, suara itu sangat mengganggu dari hari ke hari. Harusnya Han So, sudahi saja acara mengganggu sang istri dan bukannya semakin tenggelam dalam mimpi. Coba saja kalau dia bisa melakukan telepati maka sudah dia lakukan sejak dulu.
"Kau ini membuat aku resah! Hey, bangun, jangan lakukan ini kalau kau hanya menggangguku saja dasar suami bodoh!" Memaki di saat dia tidur bukan suatu kesalahan selama pihak laki-laki tidak tahu.
Hee Jin tidak betah kalau harus satu kamar dengan seseorang. Bangun keadaan rambut kusut berantakan, pohon beringin di atas kepalanya. Beban hidup serta tanggung jawabnya lah membuat dia menjadi sosok wanita sejati.
Matanya memicing melihat seonggok daging hidup di atas tempat tidur mahal bersamanya. Hee Jin heran sejak kapan dia bisa mencintai seorang pria kaya tapi punya kelemahan yang hanya dia tahu. Di depan kedua anaknya dia akan menjadi ayah tegas dan segalanya. Lalu, dibelakangnya semua kelemahan itu dia lihat sendiri dan simpan tentunya.
"Suamiku, nghhh ayo bangun. Apakah kau tidak tahu kalau kau mendengkur sangat keras?" Ucapnya parau sementara tangannya berusaha membangunkan pria itu dengan cara mengguncang tubuh itu pelan.
Tetap saja tidak ada yang bisa membuat dia bangun selain matahari pagi serta kedua mata membuka alami. "Oh astaga, bagaimana aku akan menikmati tidurku. Aku harus apa..." Pikirannya lelah, matanya makin mengantuk sementara dia kehabisan ide untuk membuat suaminya diam dalam dengkuran.
Percuma.
Pria itu menjadi bangsat kalau tengah malam.
"Jungkook, ya... Kamarnya kan kosong. Bocah itu juga dikurung di dalam gudang. Mana mungkin ada yang pakai kamar itu, kalau begitu aku akan memakainya supaya bisa tidur dengan nyaman. Aku besok ada arisan. Mana mau aku ada keriput di pipi dan wajahku ummm...." Cemberut di bibirnya. Meski begitu usia tidak memandang mana yang cantik dan mana yang tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Beta (Sad Story Yoonkook) [Spesial Tears]
Fanfic'Tidak ada alasanku untuk berhenti mempedulikanmu, karena yang kutahu bahwa kau adalah Beta bagiku. Maka aku katakan dengan lantang di depan dunia, bahwa aku menyayangimu... sangat menyayangimu. Betaku sekaligus adikku. Ya, tentu saja... Karena seor...