PART 2

40.8K 2.6K 33
                                    

Ditempat lain tepatnya di mansion keluarga Vadresson seorang wanita paruh baya sedang menangis dikamarnya saat mengingat putri kecilnya yang diculik oleh musuh keluarganya. Dia sangat terpukul mengingat kejadian 15 tahun silam. Jika saja ia tidak lalai mungkin putri satu-satunya itu tidak akan pergi meninggalkannya. Bukan hanya dia saja yang sedih seluruh anggota keluarga pun ikut terpukul dikala itu apalagi para anak-anaknya yang lain ketika mendengar princes mereka hilang mereka sangat marah.  Dan karna kejadian tersebut membuat anggota keluaraga Vadresson menjadi dingin terutama para boys Vadresson.

Tak jauh beda dengan keadaan di mansion, disebuah gedung perusahaan no.1 se Asia seorang lelaki berumur 25th sedang menatap gedung yang berjejer lewat kaca ruangannya.

"Hufff_" terdengar helaan nafas lelaki tersebut. Sudah berapa kali ia menyuruh bodyguard nya untuk mencari permatanya yang telah lama ia rindukan namun hasilnya nihil.

Ia berjalan menuju kursi kebesarannya. Mengusap foto seorang bayi mungil yang sangat ia rindukan. "Sayang kamu dimana?" Rasanya ia ingin menghabisi semua bodyguardnya satu persatu karna tidak becus mencari keberadaan adiknya itu.

AXELINO GRIZHELO VADRESSON cucu pertama dari keluarga VADRESSON sekaligus CEO dari 'VADRESS COMPANY'.

Dia sangat terpukul ketika mengetahui jika princes keluaga Vadresson itu hilang. Kejadian 15 tahun silam membuat dia yang sekarang sangat dingin dan irit bicara terhadap orang sekitar terkadang karyawan yang tidak bersalahpun kena imbasnya. Bahkan dia memilih tinggal di apartemen miliknya daripada tinggal di mansion yang membuat dia teringat tentang adiknya serta selalu melihat mommy nya menangis membuat dia tak tega saja.

**Drrtt drrrtt....

Bunyi ponsel nya menyadarkan dia dari lamunannya. Segera dia tekan tombol hijau pada layar ponsel tersebut.

" Bagaimana?" tanya nya dengan nada dinginnya.

"Maaf tuan sampai sekarang masih belum ketemu" sahut pria di sebrang sana yang merupakan seorang bodyguard.

"Maaf katamu?!" Axel menekan  kata-kata nya karena dia mulai geram pada bawahannya itu.

"HEH..! KAU KIRA AKU MENGGAJIMU DENGAN SAMPAH HE..? MENCARI GADIS KECIL SAJA TIDAK BECUS!"

Bentakan Axel menggema di ruangannya membuat orang di seberang sana merinding sendiri.

"AKU TIDAK MAU TAHU JIKA SAMPAI KAU TIDAK MENEMUKANNYA MAKA AKU SENDIRI YANG AKAN MEMENGGAL KEPALAMU!!" Axel sampai membanting semua berkas yang tertata di mejanya hingga semua berkas itu berhamburan di lantai.

"B_baik t_tuan saya akan menemukannya" ucap bodyguard di seberang sana dengan terbata bata.

Tutttt...

Axel mematikan teleponnya sepihak. Tak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk"

Suara bariton itu mengelegar memenuhi ruangan.

Pintu ruangannya pun terbuka menampilka sosok pria paruh baya dengan setelan kantor bersama sang asisten.

"Mengapa Dad kesini?" Axel bertanya dengan ekspresi datarnya.

"Apa Daddy tidak boleh kesini melihatmu?" bukanya menjawab, daddy Farrel malah bertanya balik.

"........"

Tidak ada jawaban.

"Huffftt...." dafdy Farrel menghela nafas panjang.

"Apa kau sudah menemukan tanda-tanda keberadaan permata kita?" tanya sang Daddy.

My Possessive FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang