Happy reading!
Chandra menggowes sepeda nya kencang. Senin pagi yang sangat sial menurut Chandra. Ya hari ini adalah hari Senin, hari yang tidak di sukai banyak orang termasuk Chandra. Dimana ia harus bangun pagi untuk mengikuti jalannya upacara.
"Please buka please buka..." gumam Chandra.
Ia terus mengucapkan kalimat itu sepanjang jalan. Sampai ia melihat bahwa gerbang sekolah nya sudah di tutup rapat.
"Akh!" Chandra memukul stang sepeda gunung nya sembari mengatur nafasnya yang terengah-engah.
Dirasa nafasnya sudah teratur, Chandra segera turun dari sepeda nya dan mulai mencari keberadaan satpam sekolah. Bahaya kalau ia ketahuan bolos sekolah.
Chandra terus mencari tapi ia tidak melihat siapa pun disana. Karena jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan, dengan nekat Chandra mengangkat sepeda gunung nya lalu melemparnya kedalam sekolah. Beruntunglah Chandra karena pagar tidak terlalu tinggi, jadi ia tidak kesusahan mengangkat sepedanya. Ia berharap semoga saja sepedanya tidak rusak setelah ini. Dari pada hilang karena ia tinggal di depan sekolah lebih baik rusak sedikit, bisa di perbaiki. Kalau hilang, Chandra tidak punya uang untuk membelinya lagi.
Chandra memanjat pagar sekolah dengan hati-hati. Begitu sampai di atas pagar, ia langsung melompat ke bawah lalu meringis pelan. Segera ia mengecek kondisi sepedanya.
"Untung cuma pedalnya doang yang rusak."
"Ekhem!" Chandra mengangkat pandangannya kedepan, ada dua siswi anggota OSIS sedang berdiri di hadapannya sembari melipat tangannya. Tidak, hanya satu. Yang satunya lagi sedang memandang nya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Sial!" umpat Chandra, ia yakin mereka berdua ini sedang mengecek apakah masih ada siswa yang belum mengikuti jalannya upacara. Dan sialnya Chandra tertangkap basah karena terlambat. Bukan hanya terlambat upacara tapi terlambat ke sekolah juga.
"Kak Chandra kok terlambat sih padahal si Esa sama Ryan udah berangkat dari tadi loh sama kak Jo juga kak Jemian, naik mobil lagi." ucap gadis cantik yang lebih pendek dari gadis yang di sebelahnya.
Chandra menatap heran gadis di depannya itu, kenapa dia tahu namanya? Padahal ia tidak tahu siapa gadis ini. Tapi dari panggilannya tadi Chandra pikir gadis itu adalah adik kelasnya.
Chandra tertawa kencang. "Mobil nya penuh."
"Ihh kok gitu, kan kasian kak Chandra harus ngontel dari rumah sampe sekolah. Emang orang tua kak Chandra gak kasian apa? Sampe keringetan gitu."
"Kalo Lo kasian sama gue, tebengin dong berangkat sama pulang sekolahnya biar gue gak keringetan." ucap Chandra sambil tersenyum lebar.
"Hah? Emang kak Chandra mau Sesil jemput?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUKA DUKA AGUSTUS
Teen Fiction[ON GOING] Chandra Wisnu Wijaya. Putra tengah keluarga Wijaya yang dianggap paling berbeda. Dari segi sifat, fisik dan kemampuan. Semua yang ada pada Chandra jauh dari kata sempurna. Sedangkan prinsip keluarga mereka adalah menjadi sempurna agar di...