Delapan

1.7K 198 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy reading!
Sorry for typo



Pagi ini, langit tampak cerah dengan warna biru yang membentang luas tanpa adanya awan yang menutupi. Membuat siapa saja akan tenang dan bahagia melihatnya. Tapi sepertinya tidak berlaku bagi gadis cantik berambut hitam panjang, yang di kuncir kuda itu. Ia terus menggoes sepeda gunung nya tanpa menghiraukan panggilan seseorang di belakangnya.

"Kinar!" Gadis itu terkejut melihat Jemian tiba-tiba berada di hadapannya, membuat Kinar oleng, dan terjatuh mengenai jalanan aspal.

Jemian segera turun dari sepeda nya, lalu membantu mengangkat sepeda kekasihnya. "Ya ampun sayang, maaf bikin kamu kaget."

Kinar meringis sebentar setelah itu mendengus. "Lagian kamu kenapa sih tiba-tiba motong jalan aku? Jadi jatoh kan. Dikira gak sakit apa?!" sungut Kinar sambil membersihkan kedua telapak tangannya yang lecet akibat bergesekan dengan aspal.

Jemian menarik tangan Kinar lalu meniupnya pelan. "Maaf ya? Habisnya kamu tiba-tiba ninggalin aku gitu aja, mana ngebut banget kamu goes sepedanya. Kan aku bingung. Kamu juga, aku panggilin gak berhenti-henti."

Minggu pagi ini mereka isi dengan olahraga pagi, yaitu bersepeda di taman. Sudah empat kali mereka memutari taman, Kinar meminta Jemian untuk beristirahat sebentar di minimarket terdekat. Karena tidak membawa minum, Jemian meminta Kinar untuk menunggu nya sebentar selagi dirinya membelikan minum. Dan Kinar pun setuju. Saat sedang menunggu, Kinar tidak sengaja melihat Jemian yang sedang berfoto bersama gadis-gadis di depan minimarket. Ia mengepalkan kedua tangannya, kesal. Kalau hanya berfoto, tidak masalah baginya. Tapi ini sampai memeluk lengan kekasihnya.

"Cih, yang cewek gatel yang cowok welcome!" Kinar mendorong kuat sepeda Jemian sehingga menimbulkan suara yang keras. Sengaja, agar manusia di sana sadar kalau ada seseorang yang sedang menunggu disini. Tanpa perduli akan rusak sepedanya.

Kinar melirik sinis ke arah Jemian lalu menggoes sepeda nya entah kemana, asal tidak melihat kekasihnya itu. Sampai akhirnya Jemian berhasil mengejar Kinar, walaupun hasilnya membuat tangan serta lutut Kinar terluka.

Kinar membuang pandangannya, ia masih kesal mengingat kejadian tadi.

"Sayang..." panggil Jemian, lembut. Laki-laki itu merasa bersalah karena sudah membuat gadisnya terluka, belum lagi kemarahannya yang tidak mendasar

"Gak usah panggil sayang sayang!" sedangkan gadis itu menarik kasar tangannya dari genggaman Jemian.

"Aku salah apa sih sayang? Bilang dong kalau aku salah. Jangan diem aja." Jemian kembali memegang kedua tangan Kinar.

"Pikir aja sendiri!" sungut Kinar. Kekasihnya itu tidak peka sama sekali. Menyebalkan.

"Lucu banget sii pacar aku ini..." Jemian mencubit pipi Kinar tapi langsung di tepis sang empunya.

SUKA DUKA AGUSTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang