Tujuh Belas

1.1K 144 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy reading!
Sorry for typo  





Chandra menatap datar kearah Kinar. Kenapa gadis itu yang datang? Apa ini teman yang Abel maksud tadi?

"Ngapain?"

"Kata Abel temennya ada yang sakit, jadi gue mau bantuin." Chandra menatap Abel tidak suka, membuat sang empunya meringis tidak enak hati.

Chandra berjalan menuju ranjang UKS, lalu mengulurkan kedua tangannya. "Yaudah sini."

Kinar berjalan mendekati Chandra diikuti oleh Abel. Ia meneliti luka apa yang Chandra dapatkan, sedikit terkejut melihat luka milik Chandra tapi cepat-cepat ia mencari peralatan untuk mengobati tangan Chandra. Abel yang melihat Kinar berjalan cepat pun ikut mengikutinya.

"Apa lukanya parah?"

Kinar menganggukkan kepalanya, membuat Abel refleks menggigiti kukunya. Ia menatap Kinar yang kini sedang melepaskan perban yang sebelumnya sudah di pasang di tangan Chandra. Setelah perban itu terlepas, Abel langsung membalikkan tubuhnya. Tidak sanggup melihat keadaan telapak tangan Chandra sekarang. Ia phobia darah.

Kinar meneteskan alkohol di kapas lalu membersihkan luka di tangan Chandra.  Kinar penasaran dengan apa yang terjadi dengan kakak dari kekasihnya ini. Tapi ia tidak cukup dekat dengannya, takut mengganggu.

"Ayo balik ke kelas." Masih satu lagi belum Kinar balut dengan perban, tapi tangannya sudah di tarik begitu saja.

"Jemian!"

"Apa? Udah ayo balik ke kelas." Jemian kembali menarik tangan Kinar.

Kinar melepaskan tarikan Jemian, lalu menatap kesal pemuda itu. "Aku belum selesai ngobatinnya Jem!"

"Udah Kinar, satu aja cukup. Satunya biar dia sendiri yang ngobatin. Kamu udah ngasih contoh."

"Ngobatin orang itu gak bisa setengah-setengah Jem, kenapa sih. Sebentar ya? Cuma balutin perban doang."

"Enggak. Sebentar lagi bel masuk bunyi."

Kinar menghela nafasnya, ada apa dengan kekasihnya ini?

"Chandra itu kakak kamu loh Jem."

"Justru itu, kamu gak boleh deket-deket sama dia."

Chandra membuang pandangannya, kupingnya sudah panas mendengar celotehan pasangan ini.

"Apasih Jem, gak jelas banget." Kinar kembali membalut tangan Chandra dengan perban, membuat Jemian mengeraskan rahangnya.

"Kinar! Ayo balik." Jemian menarik paksa tangan Kinar. Ia sudah tidak bisa menahan amarahnya saat melihat Kinar memperlakukan tangan Chandra dengan lembut.

Abel yang melihat Kinar di tarik paksa langsung menghadang pintu UKS agar mereka tidak bisa keluar.

Jemian mantap tajam Abel yang sudah menghalangi jalannya.

SUKA DUKA AGUSTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang