Sorry for typo
Happy reading!"Kalian mau denger yang mana?"
Kinar menatap Gia, meminta sang sahabat untuk memilih.
"Dari awal aja kak, kita pengen tau kenapa Jemian bisa kaya gitu."
Dani menganggukkan kepalanya. Dokter muda itu merenggangkan otot bahunya sebelum mulai cerita. "Kalian udah di cerita in apa aja sama Marka?"
"Tentang kecelakaan Chandra terus hilangnya adik kecil yang akhirnya ditemukan dalam keadaan kritis terus meninggal." jawab Kinar dengan suara mengecil di akhir ucapannya. Ia melihat senyuman Dani yang menunjukkan betapa sedihnya pemuda itu.
"Salah."
"Maksudnya kak?"
"Cerita yang sebenarnya bukan itu, ya mungkin sebagian benar tapi akhirnya bukan kaya gitu."
Kedua gadis itu mengerutkan keningnya tidak paham.
Dani menceritakan nya mulai dari kejadian kecelakaan nya Chandra. Saat kejadian itu keluarga Dani tidak ada yang ikut, termasuk Dani. Karena pemuda itu masih sekolah dan tinggal di asrama. Saat Dani mendengar adik kecilnya hilang, ia sangat terkejut. Apalagi mendengar tentang Chandra yang kecelakaan juga. Karena diantara tujuh bersaudara itu, Dani paling dekat dengan Chandra dan Esa.
Setelah Dani pulang untuk mengecek kondisi Chandra, ternyata anak itu di nyatakan koma. Selama itu Dani pun mencari tahu penyebab hilangnya adik kecil dan juga kecelakaan Chandra yang sayang nya tidak di gubris oleh keluarga mereka. Mungkin masih terkejut dengan hilangnya sang adik kecil.
Orang tua Dani pun sudah bertanya kepada orang tua Chandra, terkait hilangnya sang putri kecil mereka. Namun alih-alih mendapatkan jawaban yang membuat hati mereka sedikit tenang justru mereka tambah terpuruk saat orang tua Chandra menjawab kalau Chandra lalai menjaga putri mereka. Apakah anak kecil itu pantas untuk disalahkan disaat ia juga sedang bertaruh dengan kehidupannya saat itu? Padahal orang tua Dani masih berusaha tenang, walaupun Dani sempat emosi karena kejadian itu. Namun ia di beritahu sang ibu jika percuma kalau Dani mengamuk, karena itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Meskipun hanya untuk mengeluarkan emosi nya tapi itu tetap tidak baik. Dan saat itu Dani mulai mencari informasi semuanya sendiri.
Dani bertanya-tanya kepada orang-orang yang ada disana tentang adik kecil juga Chandra. Tapi mereka hanya tau sebagian besar nya saja, sedangkan untuk awal mulanya mereka tidak tahu sama sekali. Karena penasaran Dani minta cuplikan cctv disana. Entah karena masih dalam keadaan syok atas hilangnya sang adik sampai membuat keluarga Chandra melupakan keberadaan kamera cctv yang ada di sana, padahal itu akan sangat membantu. Dan setelah melihat rekaman tersebut, Dani tau semuanya.
Dani mengusap wajah nya sesekali saat mengenang kembali kejadian tersebut.
Adik kecil nya, adik perempuan satu-satunya di culik oleh laki-laki yang jika di liat mungkin umurnya sekitar tiga puluhan, dan itu tidak hanya satu orang melainkan tiga orang! Menarik tubuh kecil itu sembari menutup mulutnya dengan segumpal kain.
"Kakak punya petunjuk besar udah nemuin rekaman itu? Tapi bukan berarti segampang itu cari mereka."
Setengah bulan Dani mencari penjahat itu tapi tidak menemukan apapun dan memutuskan untuk mencari dengan jarak jauh dengan orang suruhannya.
Sampai saat hari dimana Chandra bangun dari koma nya, adik kecilnya sudah dikabarkan ditemukan dekat tempat studio foto keluarga Chandra sebelum nya. Adik kecilnya langsung di bawa ke rumah sakit yang sama dengan tempat Chandra di rawat oleh orang setempat, mereka yang mendengar adik kecil sudah di temukan langsung merasa lega namun Dani justru merasa aneh, kenapa? Karena penjahat itu mengembalikan adik kecil tanpa imbalan, sedangkan kejadian di culiknya sang adik itu sudah berlangsung sejak sebulan yang lalu.
"Mungkin penjahat nya udah tobat kak, jadi di balikin." ucap Karin, mereka harus berfikir positif kan jika ada orang yang berbuat baik? Jangan berburuk sangka.
Tapi Dani tertawa renyah, nyatanya bukan itu yang terjadi.
"Karena barang yang udah rusak, pasti bakal di buang. Dan untungnya adik kecil di kembalikan walaupun tidak sebaik dulu."
"Maksudnya kak?" Gia tidak mau menebak seperti apa yang ada di kepalanya, karena bisa jadi tidak seperti itu.
"Marka bilangnya hanya kritis lalu meninggal kan?" Kedua gadis itu menganggukkan kepala mereka. Memangnya salah kah?
"Adik kecil kritis karena habis di perkosa."
Seketika nafas keduanya tercekat. Tidak, Gia tidak berfikir seperti itu. Ia hanya berfikir bahwa mungkin saja tubuh adik kecil terluka atau bagian organ nya hilang sampai kritis dan tidak tertolong seperti kebanyakan kasus penculikan pada anak kecil. Tapi ini lebih parah dari itu, bukan hanya hilang anggota tubuh tapi dunianya pun bisa hilang.
"Kakak tau dari mana?"
"Dokter jelasin ke ayah sama bunda dan hanya kita bertiga yang tau kebenarannya."
"Kenapa gak di kasih tau keluarganya Jemian juga? Kasian Chandra di salahin terus padahal itu bukan salah dia."
"Kalau kami menceritakan yang sebenarnya, Chandra bisa lebih parah dari ini. Karena Chandra yang menjaga adik kecil saat itu, anak itu akan semakin disalahkan."
"Tapi kenapa keluarga kakak diem aja, gak emosi kaya keluarga Chandra. Adik kecil kan adik kandung kakak."
"Kakak udah bilang tadi, emosi pun percuma, sudah jadi bubur. Chandra juga masih kecil saat itu, gak seharusnya di salahkan. Memang sudah takdir adik kecil."
"Kasian Chandra."
Dani menundukkan kepalanya. "Tapi adik kecil belum meninggal."
Gia membulatkan matanya. Kenapa begitu rumit cerita keluarga kekasihnya itu.
"Kakak juga gak tau kenapa bisa begitu, soalnya pas terakhir di cek jantung adik kecil udah gak berdetak lagi."
"Terus bagaimana kakak tau kalau adik kecil masih hidup?"
Dani mencari tahu kembali tentang adiknya. Karena saat akan di makamkan, Dani meminta untuk melihat sang adik yang terakhir kalinya, namun namun saat peti itu di buka justru bukan tubuh adiknya. Belum sempat Dani bertanya peti itu sudah akan di kuburkan.
"Terus sekarang gimana kak? Kasian Chandra."
"Kabar adik kecil gimana kak? Kakak udah cari informasi?"
Dani menganggukkan kepalanya.
"Tunggu apa lagi kak, ayo selesai in masalahnya. Supaya gak ada yang salah paham lagi." seru Kinar, gadis itu sudah tidak sanggup lagi, beban yang di pikul Chandra begitu berat.
"Enggak, tunggu waktu yang tepat."
"Tapi kalau kita gak bergerak, kasian Chandra di salahin terus."
"Anak itu pasti kuat sampai waktunya tiba. Kalian pulang aja udah malem. Udah denger semua kan? Pulang ya, oh jangan lupa buat rahasia in ini karena belum waktunya mereka tau semuanya."
Rasya bangkit dari duduknya, membantu kedua gadis itu untuk berdiri dan meninggalkan ruangan itu.
"Gak papa, kamu udah bekerja keras. Tunggu sebentar lagi." Rasya memeluk lengan Dani, ia tahu semua masalah yang dialami Dani karena selama ini yang membantu pemuda itu adalah dirinya.
Rasya juga meminta Dani agar dirinya bisa membantu merawat Ryan. Oh mereka melupakan kisah Ryan dan Esa disini, tapi biarlah. Tidak seharusnya kedua gadis itu mendapatkan informasi sekaligus yang membuat mereka tertekan nantinya.
"Kuharap Chels bisa bertahan sampai waktu itu tiba, begitu juga sama Chandra."
"Mereka pasti bisa."
TBC
Kebangun dari tidur, kirain dah pagi ternyata masih malem yaudah up aja
KAMU SEDANG MEMBACA
SUKA DUKA AGUSTUS
Teen Fiction[ON GOING] Chandra Wisnu Wijaya. Putra tengah keluarga Wijaya yang dianggap paling berbeda. Dari segi sifat, fisik dan kemampuan. Semua yang ada pada Chandra jauh dari kata sempurna. Sedangkan prinsip keluarga mereka adalah menjadi sempurna agar di...