Tiga

1.8K 244 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading!
Sorry for typo




"Makasih ya pak. Nih buat bapak." Chandra mengeluarkan satu bungkus kemplang dari bingkisan yang di berikan oleh Tante Ana tadi. Oleh-oleh khas Palembang.

"Eh den gak usah." tolak pak Mari.

"Udah terima aja pak, gak baik lo nolak rezeki. Sekaligus tanda terimakasih Chandra, karena udah mau jagain temen-temen Chandra tadi." Chandra terkekeh di akhir ucapannya.

"Ya Allah den, makasih ya. Tapi itu masih ada kan? Takutnya nanti den Chandra gak makannya kalo saya di kasih segini." ucap pak Mari sembari menatap bingkisan yang di bawa Chandra.

"Masih kok, masih banyak. Yaudah Chandra berangkat dulu ya pak." Chandra pergi menuju mobil milik Firland.

Pak Mari mengangguk lalu tersadar. "Eh den Chandra mau kemana?!"

"MAINN."

Pak Mari menggelengkan kepalanya lalu tersenyum menatap kemplang di tangannya. "Masih sama ternyata."

"Nih..." Chandra melempar bingkisannya kepada Hanif yang mana langsung di tangkap dengan kedua tangannya.

"Wihh mantap bro." Hanif membuka bingkisan tersebut lalu mengacungkan jempol nya.

"Oke kita berangkat." ucap Firland selaku supir mereka.

Mereka berlima punya tugas masing-masing. Contohnya Chandra dan Sano, biasanya mereka berdua menjadi ATM berjalan atau yang selalu membelikan mereka cemilan saat nongkrong. Lalu Hanif dan Jaka, kang gelut. Kalau ada yang mengganggu mereka, Hanif atau Jaka akan maju duluan. Untuk soal Joshua, percayalah itu hanya bercanda. Firland? Kang sopir. Maksudnya, Firland akan menyetir mobil jika mereka ingin pergi bersama. Tidak selalu tapi lebih tepatnya sering. Rumah Firland pun selalu jadi tempat basecamp mereka, karena luas dan sepi. Tidak ada orang di rumah Firland selain dirinya dan para pembantu. Orang tuanya bekerja di Australia. Firland ini asli orang Australia omong-omong, tapi banyak yang tidak percaya.

Mereka pun sampai di lapangan basket komplek rumah Firland. Lapangan yang biasa mereka pakai saat bermain basket. Mereka berlima keluar dari mobil dan berjalan menuju lapangan. Mereka masih memakai seragam putih abu-abu yang di keluarkan serta satu kancing atas seragam mereka lepas.

"Mulai Chan!" seru Jaka.

Chandra mulai mendribbling bola basket menuju Jaka yang mana sedang menjaga ring basket di belakangnya. Hanif dan Firland pun ikut andil dalam memperebutkan bola. Karena Hanif dan Firland menghalangi jalan Chandra, ia pun langsung melemparkan bola basket ke dalam ring yang berada di belakang Jaka. Bola basket yang di lemparkan Chandra masuk dengan sempurna ke dalam ring.

SUKA DUKA AGUSTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang