Happy reading!
Sorry for typoSeperti biasa, setiap hari Jumat. SMA Bina Bangsa melaksanakan senam pagi sebelum memulai pembelajaran. Chandra dan ketiga sahabatnya pun sudah berbaris rapi di tengah lapangan bersama siswa-siswi lainnya. Dengan anak-anak Pramuka sebagai pemandu senam.
"Semangat Nif, lembek banget Lo. Kaya belum sarapan aja." Chandra menggoda Hanif, yang hanya terdiam melihat anak-anak Pramuka di depan, tanpa minat.
"Yee Elu kali yang lembek. Gue semangat nih." Hanif langsung menggerakkan tangan nya, semangat. Tidak terima di cemooh. Sedangkan mereka berempat tertawa melihatnya.
Saat sedang menggerakkan tangannya, tiba-tiba Hanif melihat Kinar. Gadis itu berada di dua baris depan sebelah kanan mereka. Hanif menyeringai lebar.
"Jaka, tuh ada si Kinar!" seru Hanif, membuat Jaka gelagapan karena suara Hanif yang kelewat keras.
"Diem nif gak usah cepu!" Jaka cepat-cepat menutup mulut Hanif, malu di lihat banyak orang.
"Kinar! Jaka nih!" teriak Hanif, sembari berusaha melepas bekapan Jaka.
Kinar yang merasa namanya di panggil pun menolehkan kepalanya ke belakang sebentar. Menatap dua laki-laki yang ia ketahui, sebagai sahabatnya Chandra lalu kembali menatap pemandu senam, tanpa perduli dengan dua laki-laki tersebut.
"Goblok banget, gak gue temenin Lo." Jaka melepaskan bekapan nya pada Hanif, setelah itu mengelap telapak tangannya dengan perasaan jijik.
"Bukan temen gue sumpah." gumam Firland.
Sedangkan Chandra tergelak melihat kelakuan sahabat-sahabatnya.
"Jak, liat tuh si Kinar." tunjuk Chandra.
Jaka langsung melihat tempat Kinar berada. Tapi sekarang bukan gadis itu yang berada di sana, melainkan Jemian, kekasihnya Kinar.
"Ngakak banget anjir!" Hanif tertawa terbahak-bahak sampai hampir semua mata memandangnya. Sano yang jarang tertawa pun, ikut tertawa melihatnya.
"Kalian ini suka banget ya sama cewe yang udah punya pawangnya." Firland hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Namanya juga suka, emang gue yang ngatur mau suka sama siapa? Dahla pundung gue." ucap Jaka sembari berjongkok dengan kedua tangan yang memegang kepalanya.
Hanif menghentikan tawanya, lalu menatap kesal wajah Firland. "Liat aja Lo kalo lagi jatuh cinta, apalagi sama yang udah ada pawangnya. Gue bakal ketawa paling keras!"
"Terserah deh." ucap Firland.
Mereka pun melanjutkan senam nya dengan obrolan yang random, bahkan sempat di tegur oleh guru pemandu lewat speaker karena terlalu berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUKA DUKA AGUSTUS
Teen Fiction[ON GOING] Chandra Wisnu Wijaya. Putra tengah keluarga Wijaya yang dianggap paling berbeda. Dari segi sifat, fisik dan kemampuan. Semua yang ada pada Chandra jauh dari kata sempurna. Sedangkan prinsip keluarga mereka adalah menjadi sempurna agar di...