Dua Puluh Satu

1.1K 149 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Happy reading!
Sorry for typo




"Kak Chan!"

Esa memeluk belakang tubuh Chandra yang sedang minum air putih di dapur, ia sangat merindukan kakaknya ini. Sudah dua hari ini ia tidak melihat Chandra, entah bersembunyi dimana kakak nya itu sampai ia tidak bisa melihatnya.

"Esa, untung gak keselek kakak."

"Hehe maaf kak." cengir Esa. Ia melihat kening Chandra yang membiru membuatnya khawatir.

"Dari ayah?"

Chandra menggelengkan kepalanya.

"Ibu?"

"Bukan."

Chandra meletakkan gelas nya di meja makan, lalu membalikkan tubuhnya menghadap Esa.

"Terus? Ryan?"

"Bukan Esaa." Chandra memeluk adiknya itu, menghirup wangi segar dari baju yang dikenakannya. Walaupun baru pulang sekolah, Esa tetap wangi tidak seperti ia yang kucel dan apek.

"Terus siapa? Esa gak suka kalau kak Chan sakit kaya gini." Ia membalas pelukan Chandra. Dirinya juga bingung kenapa keluarga nya sangat membenci Chandra terutama Ryan. Kalau hanya sekedar tidak pintar dan juara kelas memangnya harus sampai membuat kakaknya itu terluka? Ini tidak adil.

"Gak papa, cuma luka kecil. Udah biasa."

"Walaupun kecil, pasti tetep sakit. Sini Esa obatin."

Esa menuntun Chandra agar duduk di sofa ruang keluarga. Ia segera mengambil handuk kecil dan batu es. Ia akan mengompres kening kakaknya.

"Pelan-pelan Sa, sakit..."

"Nah kan, apa kata Esa. Sekecil apapun lukanya pasti sakit." ucap Esa sembari terus mengompres kening Chandra dengan es batu yang sudah di balut handuk kecil.

"Tapi sekarang udah gak sakit, soalnya udah di obatin sama Dokter Esa." ucap Chandra sembari menaik turun kan alisnya.

Esa tertawa mendengar ucapan kakaknya itu. "Doain Esa ya kak supaya bisa jadi Dokter, supaya bisa obatin kak Chan dari luka yang di buat sama ayah."

Chandra menatap sendu wajah Esa, lalu mengusap rambut Esa lembut. Ia sangat menyayangi adiknya ini. Mau seberapa buruk dirinya, hanya Esa yang menerimanya disini. Entah apa yang ia lakukan di masa lalu sampai dirinya sangat di benci semua orang. Walaupun kakak-kakaknya tidak pernah menyiksa nya tapi ia yakin di balik sifat dingin mereka, pasti mereka juga membencinya. Buktinya kak Refan kemarin. Tenggorokannya saja masih terasa sakit meski sudah dua hari berlalu.

"Gue bilang jangan deket-deket sama Esa!"

"Ryan!"

Esa terkejut saat melihat Ryan menarik kasar kak Chandra sampai membuat pemuda itu berdiri.

SUKA DUKA AGUSTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang