Happy reading!
Sorry for typoChandra berguling-guling di kasurnya, sesekali menghela nafasnya. Ia sungguh bosan sekaligus malas. Hari Sabtu nya tidak ada kegiatan sama sekali, tapi ia juga malas melakukan sesuatu. Karena sekolah nya sekarang sudah memakai sistem fullday school, sehingga ia dan seluruh penghuni SMA Bina Bangsa tidak berangkat sekolah alias libur.
Chandra terdiam sembari menatap langit-langit kamar. Tiba-tiba ucapan bu Nesa kemarin terlintas di pikiran nya. Yang mana membuat nya juga penasaran dengan kesehatannya. Tetapi, ia takut untuk pergi ke dokter.
Lagi-lagi Chandra menghela nafasnya.
"Males banget rasanya, tapi bosen." ucap Chandra pada dirinya sendiri.
Karena bosan, Chandra memutuskan untuk ke dapur untuk melihat cemilan apa yang bisa ia makan.
Chandra keluar dari kamarnya lalu menatap sekelilingnya yang terasa sepi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.
"Esa kemana?" Chandra kembali bertanya kepada dirinya sendiri.
Karena biasanya, Esa akan menonton acara TV kesukaannya saat sedang libur sekolah. Tapi sekarang, setiap sudut rumah tidak ada orang. Pendengaran nya pun tidak mendengar ada suara yang masuk telinga nya. Ia mengangkat bahunya, acuh. Mungkin sedang pergi atau apapun itu, pikir nya.
Chandra menuruni anak tangga dengan langkah pelan, serta tangan yang bertumpu pada railing tangga.
Saat sampai di bawah, Chandra tidak sadar bahwa sang ibu sudah berdiri di hadapannya dengan tangan yang melipat di dadanya. "Cuma turun tangga aja lama banget! Sini."
Tiara menarik tangan Chandra agar cepat mengikutinya. Chandra yang belum siap mendapat tarikan dari sang ibu, hanya pasrah tanpa bisa menolak. Sesekali ia meringis karena menyamai langkah kaki ibunya yang cepat.
"Saya punya pekerjaan buat kamu, cuci ini piring semuanya. Terus kalo udah selesai, kamu susun itu buah sama sayur di kulkas." ucap Tiara lalu menunjuk buah dan sayuran yang ada di atas meja pantry.
"Kan ada bik Iyem. Kenapa jadi Chandra yang ngerjain?" tanya Chandra.
"Bik Iyem sama anaknya itu lagi pulang kampung. Jadi selama mereka pulang kampung, kamu yang ngerjain semua pekerjaan mereka di sini."
"Nggak bisa gitu dong Bu? Chandra harus sekolah terus belajar. Chandra juga cowo, mana bisa cuci piring gini. Rumah segini gedenya masa Chandra doang yang bersihin." protes Chandra.
"Percuma belajar kalo nilai masih pas-pasan." cibir Tiara.
"Tapi kan Chandra udah coba yang terbaik."
"Udah lah kerjain aja kenapa sih? Kamu itu masih muda, masih banyak tenaganya, jadi gak usah protes. Kalo gak mau nurut, pergi aja dari rumah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUKA DUKA AGUSTUS
Fiksi Remaja[ON GOING] Chandra Wisnu Wijaya. Putra tengah keluarga Wijaya yang dianggap paling berbeda. Dari segi sifat, fisik dan kemampuan. Semua yang ada pada Chandra jauh dari kata sempurna. Sedangkan prinsip keluarga mereka adalah menjadi sempurna agar di...