10. Jaga Jarak

472 51 3
                                    

Jiwan merenung di meja kerja nya, tangan kanan nya memegangi cincin yang telah lama terpasang di jari manis tangan kirinya dan kini ia kembali mengingat masa2 yang pernau ia lalui bersama Sol.

*FLASHBACK ON*

"Jiwan, tolong kerjakan PR ku juga ya"
"aku juga ya sekalian"
"punyaku juga"

Jiwan hanya duduk diam di antara teman2 di kelasnya.

Tak lama Sol yang daritadi memperhatikan Jiwan segera menarik tangan jiwan keluar kelas dan membawa nya ke gudang dekat toilet sekolah.

"Kau ini apa tidak sadar kalau kau hanya di manfaatkan oleh teman2 mu itu" ucap Sol kesal.

"Ya tapi apa salahnya saling membantu? Aku hanya membantu mereka, bukan kah berbuat baik itu bagus?"

"Ya aku tidak melarangmu berbuat baik, tapi jika kebaikan mu hanya di manfaatkan orang lain aku tidak suka. Apa kau tidak sadar sudah setahun ini mereka hanya memanfaatkan mu Jiwan"

"Hmmm" jiwan malah tersenyum pada Sol

"Kenapa kamu justru senyum seperti itu?" Ucap Sol kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu justru senyum seperti itu?" Ucap Sol kesal

"Yoon Sol.. Aku tak menyangka kau seperhatian ini kepadaku" ucapnya menggoda

"Ah emm.. Tidak.. Bukan begitu.. Aku hanya tidak suka melihat orang yang suka memanfaatkan orang lain"

"Baiklah Sol, aku akan menuruti permintaan mu."

"Bagus.. Pulang sekolah nanti ku antar ya"

"Oke" jiwan tersenyum manis dan mereka berdua kembali kedalam kelas.

Jiwan menolak smua permintaan teman2 nya yang memaksanya mengerjakan PR milik mereka.

Sol tersenyum bangga pada Jiwan.

Sejak saat itu, jiwan di kucilkan teman2 sekelasnya.
Hanya ada Sol yang slalu disisinya.
Hingga ada gosip di sekolah yang membicarakan mereka itu pacaran.

"Aku tak menyangka Jiwan dan Sol, mereka berpacaran"
"Astaga ada seorang lesbian sekolah di sini"
"Jiwan di luar saja terlihat baik, ternyata dia seburuk ini"
"pantas saja jiwan tidak melirik ku. Ternyata selera nya cewek"
"eh diam diam.. Pacarnya datang"

Sol berjalan menuju kelas nya dia mendengar cacian dan perkataan yang buruk soal jiwan dan dirinya.

Sol melihat Jiwan yang menunduk diam di tempat duduknya.
Sol tak berani menyapa jiwan seperti biasanya. Karna ia takut orang2 akan semakin berpikir yang tidak2 tentang kedekatan mereka.

 Karna ia takut orang2 akan semakin berpikir yang tidak2 tentang kedekatan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jiwan, mari bertemu di taman sepulang sekolah"

Sol mengirim pesan singkat kepada Jiwan
Jiwan hanya membaca nya dan tak membalas pesan Sol.

Sepulang sekolah sol menunggu di taman tapi Jiwan tidak datang.
Hubungan mereka merenggang.

Seminggu kemudian

Sol menunggu Jiwan di depan gerbang sekolah..
"Seo Jiwan.. Kita perlu bicara. Ku mohon jangan menghindar lagi"

Jiwan menghentikan langkah kakinya, menatap sol. Kemudian melihat sekalilingnya.
"Baiklah. Kita bicara di taman saja" ucap jiwan sambil berjalan melewati Sol yang ada di depan nya.
Sol mengikuti Jiwan dan berjalan di belakangnya.

Setibanya di taman

"Seo Jiwan.. Aku tau kau pasti risih dengan orang2 yang memandang buruk soal kedekatan kita. Jika kau tak mau lagi menjadi temanku, aku tak apa. Aku hanya ingin kau baik2 saja tanpa ada masalah."

"Sol, bukan begitu. Aku hanya ingin menjaga nama baikmu. Aku tau kau berasal dari keluarga terpandang. Bagaimana jika mama mu tau soal gosip murahan ini? Aku takut kamu akan di hukum Sol. Bukan kah kau pernah bilang kepadaku bahwa mama mu bisa melakukan segalanya yang dia inginkan? Aku takut kau akan pindah sekolah dan aku tidak bisa melihatmu lagi. Jadi lebih baik kita.."

"Jiwan.. Dengarkan aku.. Sebentar lagi kita lulus. Dan aku akan tetap bersekolah disini, sampai kita lulus. Bahkan aku akan mengikuti universitas yang kamu pilih nanti"
Sol menatap mata jiwan dengan penuh ketulusan.

Jiwan tersenyum

"Tapi Sol, bagaimana kita menghadapi orang2 yang terus menerus memandang buruk tentang kita?"
senyum jiwan kembali memudar.

"Seo Jiwan, Kita hanya memiliki 2 tangan. Dan tangan ini tidak bisa menutup mulut semua orang yg berkata buruk tentang kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah menutup kedua telinga kita dengan tangan yang kita miliki"
Sol menggenggam tangan Jiwan dan tersenyum menatap nya.

(Sol Pov)

Aku sangat menyayangi mu Jiwan.. Bahkan lebih dari sekedar sahabat. Aku tak masalah dengan pandangan orang2 yang mengatakan kita pacaran. Aku justru senang. Tapi tampaknya kau tidak menyukai nya. Apa karna kau tak menyukai ku sama seperti aku menyukaimu? Tapi bagiku kenyamanan, dan kebahagiaan mu lah yang paling penting. Jadi aku tak akan memaksakan perasaanku kepadamu.

"Jiwan, mau ku antar pulang?"
Jiwan tersenyum & mengangguk.

Setiap hari aku slalu mangantar nya pulang ke rumah, kemudian mengantar nya ke tempat kerja part time nya, aku sangat bangga pada nya, dia benar2 gadis yang kuat dan mandiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap hari aku slalu mangantar nya pulang ke rumah, kemudian mengantar nya ke tempat kerja part time nya, aku sangat bangga pada nya, dia benar2 gadis yang kuat dan mandiri.
Aku slalu menunggu di caffe dekat tempat Jiwan bekerja untuk menjaga dan menjemputnya saat pulang kerja nanti. Karna jiwan pulang jam 9 malam. Aku slalu mengantar nya sampai rumah. Ibu jiwan juga sangat baik kepadaku. Bahkan katanya aku sudah di anggap seperti anaknya sendiri. Ya sebagai kakak jiwan. Ibunya hanya percaya jika jiwan pergi bersamaku. Aku sangat menyayangi jiwan dan ibunya. Bahkan melebihi rasa sayangku ke mama. Mama yang tak pernah peduli dengan anaknya. Yang di fikiran nya hanya bisnis dan bisnis.

Aku juga benci laki-laki, karna setiap hari aku selalu melihat papa bersama perempuan lain dan papa juga sering memukuli mama. Semenjak orang tua ku bercerai saat aku SMP, aku tak pernah bisa merasakan bagaimana rasanya bahagia. Tapi semenjak mengenal Jiwan, rasanya aku bisa menemukan kembali kebahagiaan ku. Hidupku jadi lebih berwarna karna Jiwan.

(Jiwan pov)

"Terimakasih Sol"
Sol hanya tersenyum kepadaku.
Rasanya aku sangat rindu senyum ini. Seminggu sudah aku dan dia menjaga jarak karna gosip2 itu.
Tapi aku benar2 merasa tidak bisa jauh dari nya. Aku ingin slalu bersama Yoon Sol. Aku tau ini tidak wajar. Tapi rasanya aku menyukai nya. Lebih dari sekedar sahabat. Namun kurasa dia hanya mengangapku sebagai adik nya. Tidak lebih.
Lagian dia juga anak orang kaya. Kehidupan nya sangat berbeda dengan ku. Rasanya aku dan dia tidak mungkin bisa menjadi kita.

*FLASHBACK OFF*

MY FEELINGS WILL NEVER CHANGE 🌼 (SOLJIWAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang