5. Merasa Bersalah

541 59 8
                                    

(Masih Flashback ya ceritanya)

Keesokan harinya

(Sol Pov)
Aku tak bisa tidur memikirkan jiwan yang saat itu langsung terlihat marah kepadaku. Ya maksud ku aku hanya akan bilang jiwan itu gadis yang baik, tidak mudah di goda laki2. Dia berbeda dengan gadis yg lain. Ah pasti gara kemarin aku sangat gugup karna melihat senyumnya di hadapanku aku jadi salah bicara. Bagaimana caranya menjelaskan smua ini pada jiwan.
Saat aku datang ke kelas. Aku melihatnya duduk di bangku nya dengan membaca sebuah buku di tangan nya. Dia tidak melihat ke arahku sama sekali saat aku melewati tempat duduknya. Tidak sepeti biasanya aku melihat jiwan yang slalu tersenyum kepadaku. Ya, sepertinya dia benar2 marah kepadaku. Astaga apa yang harus ku lakukan untuk meminta maaf kepada nya.

(Jiwan Pov)Aku benar2 masih teringat ucapan sol yang memandang rendah diriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jiwan Pov)
Aku benar2 masih teringat ucapan sol yang memandang rendah diriku. Hari ini rasanya aku tidak ingin berkomunikasi dengan siapapun. Sampai banyak teman yang bertanya kenapa aku tiba2 jadi pendiam. Aku hanya membalas nya dengan senyuman. Karna aku tak ingin sol terus memandang rendah atas diriku. Memangnya salah ya kalau kita bersikap baik dan ramah kepada semua orang? Ah rasanya hatiku benar2 masih sakit.

 Memangnya salah ya kalau kita bersikap baik dan ramah kepada semua orang? Ah rasanya hatiku benar2 masih sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bell pulang sekolah berbunyi

Saat aku akan mengambil beberapa buku di laci meja ku "apa ini?" ada sebatang coklat dengan tulisan "Sorry" di atasnya. Aku melihat di sekelilingku "siapa ya? Sudah tidak ada orang disini"
Aku fikir coklat itu milik orang lain yang tak sengaja salah meletakan nya di laci meja ku. Akhirnya aku tinggal coklat itu di atas meja ku. Agar jika pemiliknya mencari maka akan segera menemukannya. Akupun segera bergegas pulang ke rumah.

(Author pov)

Ternyata sedaritadi Yoon Sol mengintip jiwan dari jendela kelas.
"Astaga kenapa tak ia ambil? Apa dia tak bisa memaafkanku?" Yoon sol beranjak pergi sebelum jiwan melihatnya ada disitu.

Hubungan Sol dan Jiwan semakin hari semakin dingin. Jiwan berubah menjadi lebih pendiam dari biasanya. Sol masih tetap berpegang teguh dengan gengsi nya untuk meminta maaf pada Jiwan. "Huh aku rindu melihat senyumnya" ucap sol  tanpa sadar yang juga menulis coretan nama jiwan di lembar tugas matematika nya.

Saat tugas di kumpulkan tiba2 guru memanggil sol ke depan kelas
"Yoon Sol, kemarilah"
Sol terlepas dari lamunan nya dan beranjak ke depan.
"Coba baca ini !"
Sol terkejut dengan tulisan yang ada pada lembar tugasnya.
Semua teman di kelas nya bersorak
"baca baca baca !"
Yoon sol menutup wajahnya dan
"Pak, ini sebuah kesalahan, saya tak menulisnya. Bukan saya"
"Lalu kalau bukan kamu siapa ? Tulisan nya sama persis dngan tulisan tanganmu. Sini bapak saja yang baca kan" kertas itu di ambil dari tangan Yoon Sol
"Jangan pak, aduh.." Yoon sol menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan nya
"Seo Jiwan, I Miss U" ucap sang guru dengan lantang. Sorak2 teman satu kelas pun membuat suasana menjadi sangat gaduh
"wuhuu"
"cieee ciee"
"wah aku tak menyangka ternyata kalian.."
"wah jiwan bagaimana ini?"
"Luar biasa sol ternyata"
"hah jiwan apakah kau dan sol.."

"Sudah sudah kalian harap tenang. Bapak tidak melarang kalian berteman dan bersahabat dengan siapapun juga. Jika ingin menulis surat boleh, tapi tidak di lembar tugas. Jelas Yoon Sol?"

Yoon Sol mengangguk malu. Dia berjalan menunduk menuju tempat duduknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY FEELINGS WILL NEVER CHANGE 🌼 (SOLJIWAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang