11. Forbid

1.3K 250 18
                                    


Badai di pagi hari ini sudah mulai mereda namun Hujan salju itu menutupi sebagian jalan raya.

Sana menghela nafas samar, jika begini ia tidak bisa membuka cafenya. Ia harus memberitahu pegawai lainnya jika hari ini mereka di beri libur.

Jujur, Sana lebih suka berada di cafe karena suasananya yang ramai. Sana tak suka sendirian di apartemen seperti ini, ia kesepian.

"Apa gue harus cari pacar, ya?" Sana bergumam sendiri, ia kepikiran dengan perkataan ibunya tempo hari lalu.

"Kenapa harus punya pacar buat ngilangin sepi?" Tukasnya sendiri.

"Tapi gue juga mau jatuh cinta sih..." Gumamnya lagi.

Selama Sana berada di Seoul, Sana tak pernah memiliki kekasih. Sana sempat menyukai seseorang dan itu adalah Chaeyoung bahkan Sana pernah meminta Chaeyoung menjadi kekasihnya tapi Chaeyoung menolak Sana dengan lembut, berkata jika gadis itu menyukai orang lain dan itu adalah Jisoo.

Sana tentu sakit hati tapi ia berterima kasih pada Chaeyoung karena ingin jujur padanya.

"S-saya malu soal kemarin. M-makanya saya ngajak kamu makan biar gak malu lagi."

Sana terkikik geli saat mengingat perkataan Tzuyu semalam. Mereka tidak jadi untuk makan bersama karena badai yang mulai datang. Dengan terpaksa Tzuyu mengantar Sana ke apartemennya, mengajak gadis itu makan bersama lain kali.

"Lucunya..." Sana menggigit kuku jarinya terbayang bayang akan Tzuyu namun lamunannya terbuyarkan akan nada dering ponselnya.

Sana meraih ponselnya tertera nama 'Chou Tzuyu' di ponselnya, mereka sempat bertukar nomor.

Tut!

"Hallo?"

"Iya, Hallo."

"Kamu... Gak buka cafe hari ini?

"Enggak, cuaca di luar gak memungkinkan banget jadi cafe aku liburin."

"Aaa, gitu ya."

Sana menyandarkan punggungnya di punggung sofa, "kenapa?" Sana bertanya dengan tersenyum senyum sendiri.

"Saya jadi gak tenang mikirin kejadian kemarin, saya udah bilangkan? Saya malu banget."

Sana tertawa dengan kencang dan Tzuyu di seberang sana hanya mendengarkannya dengan pasrah.

"Kalau gitu main ke apartemen gue aja gimana?"

[Waiter]

Jennie mengerjapkan matanya perlahan, gadis itu melamun menatap langit langit kamar bernuansa abu abu itu.

"Kok gue bisa disini?" Gumam Jennie bertanya tanya.

"Do anything what you want... Biar aku bisa lupa pernah cinta sama kak Ji."

Jennie mendengus tawa dan memijat pangkal hidungnya, "Duh, beneran gila gue sama dia." Wajah Jennie memerah saat mengingat apa yang di lakukan gadis itu bersama Chaeyoung semalam.

Tak ingin berlama lama di ranjang, Jennie berdiri dan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar lebih segar lalu gadis itu keluar dari kamar Chaeyoung.

Kedua matanya langsung mendapati Chaeyoung yang sibuk dengan alat alat masak di dapur. Jennie tersenyum saat melihat wajah Chaeyoung yang kebingungan dengan resep yang ia lihat di ponselnya.

"Kok asin sih, anjir? Padahal masukin garam sama kayak di resep." Oceh Chaeyoung sendiri merasa tak terima atas makanannya yang keasinan.

WAITERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang