00. Prologue

4.1K 376 47
                                    


"Kamu di mana?" Telepon yang tersambung dari ponsel Jennie membuat gadis itu berdecih samar.

"Jen, aku minta maaf soal tadi. Aku salah marah sama kamu. Maafin aku." Di seberang sana yang berbicara adalah kekasih Jennie, Lalisa.

Gadis asal Thailand yang menjalani hubungan dengan Jennie seminggu yang lalu, tadi siang mereka bertengkar karena Lisa mengira Jennie berselingkuh di belakangnya.

"Terserah." Jennie menjawab dengan acuh sedangkan Lisa di seberang sana jadi kalang kabut mengira Jennie masih marah dengannya.

"Kamu dimana? Aku boleh dateng ke apartemen kamu gak?" Lisa bertanya berusaha agar Jennie memaafkannya.

"Aku lagi di luar cari angin." Jennie menjawab namun terkesan kembali acuh.

"Mau aku-"

"Aku mau sendiri, besok aja ketemu. Sekarang jangan gangguin aku." Potong Jennie setelahnya mendengar helaan nafas panjang Lisa di seberang sana.

"Ya udah, besok aku jemput kamu ya."

Tut!

Tanpa berpamitan, Jennie mematikan teleponnya.

"Jen?"

Jennie menyimpan ponselnya dan menghembuskan nafas pendek lalu berbalik dengan senyum lebar. Berlari kecil menghampiri kekasihnya? Ya kekasih Jennie yang kedua?

"Aku lapeeer." Di hadapan Chou Tzuyu, Jennie bersikap manis dan sangat manja membuat Tzuyu tertawa.

"Mau makan apa?" Tanya Tzuyu saat mereka telah berjalan bersama.

"Apa aja yang penting makannya di suapin kamu." Ucap Jennie menunjukkan gummy smilenya yang begitu menggemaskan.

"Di sini ada restoran baru, mau ke sana?" Tawar Tzuyu dan Jennie mengangguk mengiyakannya.

Tzuyu tersenyum dan mengusak pelan rambut panjang Jennie.

Tzuyu, gadis asal Taiwan yang menjalin hubungan baru lima hari yang lalu bersama Jennie.

Siapa yang tak terpikat dengan kecantikan seorang Im Jennie, semuanya bisa menjadi gila hanya melihat Jennie dari kejauhan.

Tapi sangat di sayangkan, Jennie menggunakan pesonanya untuk hal yang salah, She became a bad girl.

[Waiter]

Pukul sepuluh lewat dua puluh menit, sebagian para pekerja sudah mulai pulang. Mahasiswa dan siswi juga yang ikut les tambahan juga ikut pulang.

Terkecuali untuk Chaeyoung yang sedang membereskan seisi cafe sebelum pulang.

Tring!

"Maaf tapi kami sudah-" saat Chaeyoung berbalik, Chaeyoung tersentak begitu saja melihat seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam cafe.

"Oh, udah tutup?" Tanyanya.

Chaeyoung membasahi bibir bawahnya dan tersenyum lebar, "sebenarnya udah tapi kalau kakak mau pesen, aku buatin." Ucap Chaeyoung terlihat bersemangat sedangkan wanita yang baru masuk ke dalam cafe itu menghela nafas lega.

"Pesanannya sama kan, kak?" Tebak Chaeyoung dan wanita itu mengangguk.

"Iya tapi yang panas ya, chaeng."

"Oke." Chaeyoung mengangguk dan berlari kecil ke arah dapur.

"Ngapain? Tumben mau minum kopi malam malam?" Pemilik cafe bertanya, gadis Jepang bernama Sana.

Chaeyoung memilih untuk tak menjawab pertanyaan Sana dan tetap melanjutkan meracik kopinya.

Sana mengangkat sebelah alisnya bingung dan keluar dari dapur.

"Hai, Sana." Ketika di luar Sana baru mengerti, ternyata semangatnya Chaeyoung karena adanya wanita yang ia taksir. Jisoo yang menjadi pelanggan setia cafenya.

"Baru pulang kerja, kak?" Tanya Sana dan Jisoo mengangguk lemas.

"Besok ada meeting makanya pulangnya larut." Jawab Kim Jisoo.

"Waduh semangat deh buat sekretaris Kim." Goda sana yang membuat Jisoo tertawa.

"Nih kak." Chaeyoung datang menyerahkan pesanan Jisoo.

Jisoo tersenyum dan menerima pesanannya, "besok aku sarapan di sini, jadi sekalian aja besok bayarnya ya." Ucap Jisoo dan Sana mengangguk ucapan wanita itu dengan senyum.

"Mau pulang sekarang kak?" Saat Jisoo bangun dari duduknya Chaeyoung bertanya.

"Iya." Chaeyoung melepaskan apronnya dan menyerahkannya kepada Sana.

"Gue udah bersihin cafe, tinggal lo tutup aja kak." Beritahu Chaeyoung dan Sana mendengus tak percaya mendengarnya.

"Ayo, kak! Aku anterin." Ajak Chaeyoung dan Jisoo mengangguk menyetujuinya, kebetulan ia juga lelah sekarang.

"Good night, Sana." Pamit Jisoo keluar dari cafe bersama Chaeyoung.

Chaeyoung mengambil sepeda miliknya dan menaikinya di ikuti oleh Jisoo yang duduk di belakangnya. Dengan hati hati, Chaeyoung mengayuhkan sepedanya nengantar wanita yang ia taksir untuk pulang.

"Besok pagi berangkat kerjanya jam berapa?" Tanya Chaeyoung membuka pembicaraan antara dirinya dan Jisoo.

"Jam tujuh, meetingnya pagi."

"Jam enam tiga puluh, mau aku jemput? Kita berangkat bareng." Tawar Chaeyoung karena jarak tempat kerja Jisoo dan cafe sana tidaklah jauh.

"Boleh."

Chaeyoung mengigit bibir bawahnya dan melirik Jisoo di belakangnya. Jisoo itu sangat cantik, dia juga baik hati. Siapa yang tak menyukai wanita yang baik hati? Tapi malangnya nasib Jisoo karena ia pernah di selingkuhan kekasihnya. Maka sejak saat itu jisoo tak memiliki pendamping lagi. Mungkin sejak dua tahun yang lalu saat ia masih kuliah.

Chaeyoung menarik remnya saat telah sampai di rumah Jisoo kebetulan Jisoo hanya tinggal sendiri. Ibunya sudah tidak ada saat ia kecil. Bercerai. Sedangkan ayahnya kerja di luar kota.

"Hati hati di jalan ya, soalnya udah tengah malam ini."

"Iya kak, besok aku jemput ya."

"Iya besok aku tunggu."

Chaeyoung tersenyum dan melambaikan tangannya pamit yang tentu di respon hal yang sama oleh wanita pemilik bibir berbentuk seperti hati itu.

Chaeyoung mengayuhkan sepedanya meninggalkan rumah Jisoo untuk pulang ke apartemennya.



[To be continued]

Hallo, hallo! Waiter balik nih tapi gunain bahasa non baku, ada yang kangen gak><

WAITERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang