21. Car

1K 213 14
                                    


Chaeyoung tertawa pelan ketika Jennie mengayun ayunkan genggaman tangan mereka seperti anak kecil.

"Kamu gak bisa ambil libur besok? Kita gak pernah loh kencan semenjak resmiin hubungan kita?" Bujuk Jennie dengan wajah lucu andalannya tapi yang ia dapat adalah gelengan dari Chaeyoung.

"Gak bisa, besok aku harus kerja. Besok tuh bakal hari yang paling capek." Ucap Chaeyoung karena ia harus banyak membantu Dahyun yang pastinya besok tidak akan fokus.

Chaeyoung tau jawaban dari Sana, pastinya Sana menolaknya. Melihat tingkah Sana akhir akhir ini bersama Tzuyu, Chaeyoung sudah memprediksi Sana menyukai Tzuyu.

"Eh iya, kamu tadi sama Tzuyu ya?" Chaeyoung berusaha mengalihkan lamunannya dan bertanya pada Jennie.

"Iya."

"Bukannya kamu tadi ngomong mau ketemu temen kamu ya?"

"Iya, aku ngajak dia buat jenguk Li-" Jennie dengan segera menutup kedua mulutnya dengan tangannya.

Matanya perlahan menoleh kepada Chaeyoung yang menatapnya dingin. Jennie menurunkan tangan dan memasang wajah memelasnya.

"Ngapain kamu ketemu dia?" Tanya Chaeyoung tak ramah.

"Chaeyoung-"

"Udahlah." Chaeyoung menarik tangannya dan berjalan meninggalkan Jennie yang masih terdiam.

Jennie menghela nafas panjang, bagaimana cara ingin mengajak Chaeyoung sedangkan menyebut setengah nama Lisa saja reaksi Chaeyoung sudah sedingin seperti itu.

[Waiter]

Jisoo membuka pintu kamar Lisa dengan perlahan, melihat Gadis itu yang tengah tertidur.

Lisa sudah boleh pulang sejak dua hari yang lalu, gadis itu tak banyak bicara padanya tapi dia juga tak menolak semua bantuannya.

"Lisa?" Jisoo menggoyangkan pelan lengan Lisa.

Perlahan kedua mata Lisa terbuka, gadis itu menatap Jisoo dengan sayu. Jisoo perlahan menarik Lisa untuk duduk.

"Makan dul-" ucapan Jisoo tertahan ketika Lisa memeluk perutnya.

"L-lisa?"

"Bentar aja." Bisik Lisa lirih.

Jisoo akhirnya menurut dan memilih mengusap kepala belakang Lisa dengan perlahan.

"Jangan tinggalin aku. Maafin aku, Ji." Jisoo mengerutkan keningnya bingung ketika pelukan itu semakin erat.

Jisoo menunduk, dia terkejut. Lisa menangis tersedu-sedu sembari memeluknya.

"Lisa?" Jisoo secara paksa melepaskan pelukan dari Lisa dan berjongkok di depan gadis itu.

"Maaf, aku akui aku emang sampah, aku emang gak guna, aku pengecut, aku bodoh. Aku sadar tapi plis jangan tinggalin aku. Aku serius aku lagi suka sama kamu. Aku lagi belajar jadi orang yang pantas buat ngedampingin kamu." Ujarnya di sela sela tangisannya dan menunduk.

Perlahan Lisa turun, bersimpuh di depan Jisoo, "Maafin aku, maafin aku.  Ji, aku nyesel. Aku salah, Ji. Maafin aku, jangan tinggalin aku..."

"Lisa?" Jisoo mendekati Lisa, mengangkat dagu gadis itu dan menghapus air matanya.

"Hei, gak ada yang pergi. Aku sama kamu. Aku gak akan ninggalin kamu." Tutur Jisoo dengan senyum tulusnya.

Lisa kembali menangis, Ia memeluk Jisoo  dengan erat dan menumpahkan air mata penyesalannya di bahu Jisoo sembari bergumam maaf.

Jisoo memejamkan matanya, kali ini membiarkan Lisa menangis untuk membuang rasa bersalahnya selama ini.

[Waiter]

Sana menarik nafas perlahan ketika melihat Tzuyu yang tengah bersandar pada mobilnya.

Dengan langkah yang santai, gadis itu menghampiri Tzuyu. Tzuyu langsung menegak dan tersenyum pada Sana.

Mereka hanya saling diam dengan saling bertatapan, Tzuyu bergeser membuka pintu mobil untuk Sana dan Sana bergerak memasuki mobil Tzuyu.

Tzuyu menutup pintu mobil dan mengitari mobilnya, Saat Tzuyu ingin masuk ke dalam mobil ia tak sengaja bertatapan dengan Dahyun di ujung sana.

Dahyun hanya menatapnya lalu mengendarai motornya melewati Tzuyu. Tzuyu mengangkat kedua bahunya acuh dan memasuki mobilnya.

Tzuyu memasang sabuk pengamannya dan menoleh pada Sana yang termenung.

"Sana?" Tzuyu menepuk pelan pundak Sana menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

"Eh iya." Sana bergerak memasang sabuk pengamannya.

Tzuyu diam diam menghela nafas samar, bingung apa yang terjadi pada Sana di pagi ini dan juga kenapa tatapan Dahyun seakan kesal padanya?

"Tzuyu?" Tzuyu menoleh mendapati Sana yang tertawa kecil melihatnya.

"Maaf, aku jadi ikut ngelamun." Ucap Tzuyu diakhiri tawa pelan yang menular pada Sana.

Tzuyu langsung menjalankan Mobilnya menuju Cafe milik Sana.

[Waiter]

Jennie bertampang dagu menatap Chaeyoung yang tengah sibuk memperbaiki sepedanya.

"Chaeng?"

"Hm?" Chaeyoung menyahut panggilan Jennie tapi tak menoleh pada kekasihnya.

"Kamu bisa bawa mobil gak sih?" Tanya Jennie.

Chaeyoung menegak dan menoleh pada Jennie, "Bisa, aku pernah bawa jadi supir ayahnya kak Sana pas dia tinggal disini selama sebulan." Jawab Chaeyoung dan Jennie menganggukkan kepalanya.

Setelah itu pembicaraan berakhir, Chaeyoung kembali memperbaiki sepedanya sedangkan Jennie sedang sibuk dengan ponselnya.

'Lo bisa kan? Bawa Chaeyoung ke pernikahan gue nanti?'

Mengingat perkataan Jisoo tempo hari yang lalu membuat tubuh Jennie menegak. Gadis itu menatap Chaeyoung dengan melamun, pernikahan itu sebentar lagi. Bagaimana cara membujuk Chaeyoung?

Jennie saja masih beruntung kemarin Chaeyoung ingin memaafkannya, jika dia mengulanginya lagi bisa bisa dia di putuskan oleh Chaeyoung.

"No no! Lo gak boleh mikir gitu, Jen. Gue butuh orang buat bantuin gue." Tukas Jennie dalam hatinya.

Tin! Tin!

Keduanya menoleh, Jennie langsung berdiri ketika mobil Volvo S90 baru saja sampai.

"Siapa?" Tanya Chaeyoung ketika melihat Jennie berjalan ke arah mobil itu.

Jennie tak menjawab dan sibuk berbicara dengan seorang pria yang baru keluar dari mobil mewah itu.

Tak lama pria itu pergi setelah menyerahkan kunci mobilnya pada Jennie. Jennie berbalik dan tersenyum pada Chaeyoung, "Ayo!" Ajaknya.

Chaeyoung menaikan sebelah alisnya bingung mendengar ajakan Jennie.

Jennie menunjukkan kunci mobilnya pada Chaeyoung, "naik mobil aku."

[To be continued]

WAITERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang