Edrea daritadi menatap bingung temannya yang satu ini, habis dari kantin kok jadi diem begini kaya lagi mikirin sesuatu, entah apa yang ada dipikiran Senja saat ini.
Edrea menepuk bahu Senja yang sedang melamun. "Lo gapapa? habis dari kantin kok diem diem terus Nja?" tanyanya dengan bingung.
Senja menoleh lalu menggelengkan kepalanya, ia ingin menceritakan kejadian tadi dikantin namun rasanya perkataan yang diucapkan Alka hanya untuk dirinya sendiri dan bukan untuk diceritakan ke siapapun.
"Kalo lagi banyak pikiran bisa cerita sama gue, jangan dipendam sendirian gitu, nanti yang ada lo stress sendiri," ucap Edrea seraya menepuk nepuk punggung tangan Senja.
Senja menganggukkan kepalanya sebagai jawaban bahwa ia baik baik saja, namun berbeda didalam hatinya yang terus menerus merasakan perasaan yang mengganjal tapi ia tak tau perasaan apa ini. Senja tau dibalik ucapan Alka pasti tersembunyi suatu makna, kalaupun ia mencari tau arti kata kata Alka di google tetap saja makna yang ia dapat berbeda dengan makna yang disampaikan Alka.
"Senja, kamu gak perhatiin pelajaran saya? daritadi melamun terus," ucap Bu Riri guru matematika dengan tegas.
"Maaf bu, saya kurang fokus tadi," ucap Senja meminta maaf.
"Yaudah, perhatiin papan tulis lagi," ucap Bu Riri kembali menjelaskan pelajaran matematika.
Edrea kembali menatap Senja, ada yang gak beres pikirnya. Lalu ia kembali melihat papan tulis lagi sambil memikirkan ada apa dengan temannya ini.
Kring... Kring.. Kring..
"Baik anak anak karena bel pulang sudah berbunyi kita akhiri pembelajaran kali ini, berdoa terlebih dahulu sebelum pulang ya," ucap Bu Riri pada murid murid dikelas 11 IPA 1.
Setelah selesai berdoa, anak anak pun salim pada Bu Riri lalu setelah itu keluar kelas menuju parkiran untuk mengambil kendaraan nya masing masing.
"WOY TUNGGUIN," teriak Anin dengan Jovanka dari jauh.
"Ayo." Jawab Edrea
Mereka berempat berjalan menuju parkiran dengan Anin yang merangkul semua temannya sambil berceloteh ria dikoridor sekolah.
"Pada bawa kendaraan kan tadi? hati hati lo pada pulang nya. Gue duluan ya, nyokap bawel banget daritadi suruh pulang," ucap Anin sambil melambaikan tangannya dan berjalan mengambil mobil miliknya.
"Gue juga duluan ya Nja, hati hati naik motornya lo," ucap Edrea berbarengan dengan Jovanka.
Senja hanya menganggukkan kepalanya lalu memberi jempol bermaksud mengatakan "oke".
Baru saja ia ingin mengambil motornya, tiba tiba motor Naresh berhenti tepat didepan nya, membuat Senja menghentikan langkahnya.
"Kenapa?" Tanya Senja pada Naresh.
Naresh membuka kaca helm nya, lalu bertanya kembali pada Senja. "Mau pulang bareng gue?" tanya Naresh menatap Senja.
"Gue bawa motor," ucapnya menolak ajakan Naresh.
"Gue anterin sampai rumah lo ya? lo naik motor lo aja gapapa, gue cuma ikutin dari belakang biar lo aman," ucap Naresh sambil menutup kembali kaca helm nya.
"Gak usah, gue masih ada urusan lagi," ucap Senja lalu pergi meninggalkan Naresh untuk mengambil motornya, setelah itu ia menjalankan motornya dengan kecepatan sedang untuk keluar dari gerbang sekolah.
Naresh yang melihat itu menjadi heran sendiri. Senja kenapa? begitulah pikirnya. Apa mood nya lagi buruk? pikirnya lalu setelah itu pergi mengendarai motornya mengikuti Senja, karena Naresh yakin ada yang tidak beres dengan Senja hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJALUKA
Teen FictionPerempuan yang mampu berjalan dikaki yang hampir lumpuh. Perempuan yang mampu berlari dijalan yang mulai terlihat buntu. Perempuan yang mampu bangkit setelah tubuh sempat rubuh. Senja namanya. Perempuan yang punya banyak warna sebelum badai itu data...