26. Peringatan Pertama

1.1K 148 1
                                    

Saat bangun tidur tadi Senja buru-buru melihat handphone nya, berharap Naresh akan membalas pesannya. Tapi ternyata pesan nya hanya dibaca oleh Naresh.

"Naresh marah banget kaya nya," ucap Senja sambil menatap nanar layar ponselnya.

Ia pun bergegas untuk mandi, memakai seragam, lalu pergi ke sekolah menggunakan ojek online. Senja terburu-buru untuk sampai disekolah sampai melewatkan sarapan paginya.

"Terimakasih," ucap Senja pada abang-abang ojek online.

Senja berjalan dengan terburu-buru untuk cepat sampai kedalam kelas.

"Kenapa lo? kaya habis dikejar-kejar setan aja," kata Edrea sambil menatap heran ke arah Senja.

"Gue ke kelas Naresh dulu," pamit Senja dengan terburu-buru.

"Lah kenapa tuh anak?" Kata Edrea bertanya-tanya setelah Senja pergi.

Senja berjalan dengan cepat untuk sampai ke kelas Naresh, karena tujuannya hanya satu, ia ingin menjelaskan agar tak terjadi kesalahpahaman.

"Alka, Naresh kemana?" Tanya Senja sambil melirik ke arah kursi Naresh yang kosong.

"Belum datang Nja. Emang ada apa?" Tanya Alka sambil melihat raut wajah Senja yang terlihat khawatir.

"Gapapa, kira-kira Naresh datang jam berapa? soalnya dikit lagi bel masuk," tanya Senja dengan resah.

"Naresh mungkin datang agak telat," kata Alka menenangkan Senja agar tak terlalu khawatir.

"Yaudah, gue ke kelas dulu Ka," kata Senja sambil berjalan dengan lesu menuju ke kelasnya.

Sesampainya dikelas, Senja hanya duduk sambil melamun. Hatinya merasa khawatir dengan keadaan Naresh.

"Nja," panggil Edrea.

Senja hanya menoleh sekilas, lalu kembali melamun.

"Naresh belum datang?" Tanya Edrea.

Senja menggeleng, kemudian ia menelengkupkan wajahnya diatas meja.

"Nanti kan jadwal pelajaran olahraga kita bakal digabung sama kelas Naresh, mungkin aja Naresh datang pas jam olahraga nanti," ucap Edrea mencoba menghibur Senja.

Senja mengangkat kepalanya, lalu tersenyum sumringah. Ah iya lupa jika hari ini jadwal olahraga kelasnya dan kelas Naresh akan digabung. Ya semoga saja benar jika Naresh akan datang.

"Bel masuk masih lama ya?" Tanya Senja sambil menoleh ke arah Edrea.

"Dua menit lagi," kata Edrea sambil melihat jam yang ada ditangannya.

"Muka lo pucat banget, belum makan?" Tanya Edrea sambil memperhatikan wajah Senja yang terlihat pucat.

"Belum, nanti aja. Gue tadi buru-buru soalnya mau jelasin sesuatu sama Naresh, makanya gak sempat sarapan dirumah," ujar Senja.

Kring.... Kring.... Kring...

"Nah udah bel, ayo ke lapangan, siapa tau Naresh udah datang," kata Senja dengan semangat sambil menarik tangan Edrea.

Sesampainya di lapangan, Senja melirik-lirik ke arah kelas 11 IPA 3, namun ia sama sekali tak menemukan Naresh. Matanya tak berhenti melihat sekeliling, berharap ia bisa menemukan Naresh, namun hasilnya nihil. Ia sama sekali tak menemukan Naresh.

"Gak ketemu Nja?" Tanya Edrea pada Senja yang sibuk melihat sekeliling.

"Gak ada Re," jawab Senja dengan lesu.

"Mungkin nanti kali Nja si Naresh datang," kata Edrea sambil menepuk-nepuk bahu Senja.

Senja hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Ia sedikit tak yakin, apa ia Naresh akan datang?

SENJALUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang