Hari telah berganti menjadi malam. Ini yang Regan tunggu-tunggu. Ia mengambil kunci mobil, lalu menyempatkan untuk menemui bundanya terlebih dahulu sebelum pergi.
"Anak bunda ganteng banget," puji Astrid sambil terkekeh kecil.
"Iya dong, doain Regan ya semoga malem ini berjalan dengan lancar," ucap Regan sambil menyalami tangan bundanya.
"Goodluck sayang," ucap Astrid sambil mencium kening anaknya.
Regan melambaikan tangan ke arah bundanya, lalu ia keluar dan berjalan ke garasi untuk mengambil mobil. Setelah masuk kedalam mobil barulah ia pergi berkendara untuk sampai ke rumah Senja.
Selama perjalanan Regan tak henti-hentinya menunjukkan senyum. Ia benar-benar bahagia.
Mobil yang Regan kendarai berbelok ke arah kiri memasuki perumahan Senja. Dari jauh ia sudah melihat Senja sedang berdiri didepan gerbang. Lagi-lagi senyum Regan mengembang, Senja sangat cantik malam ini.
Regan memberhentikan mobilnya, lalu keluar untuk menemui Senja.
"Udah lama nunggu nya?" Tanya Regan sambil tersenyum.
Senja menggeleng. "Engga kok, santai aja."
"Ayo," ajak Regan sambil membukakan pintu mobil untuk Senja.
"Makasih Regan," ucap Senja sebelum masuk kedalam mobil.
Regan mengangguk, lalu ikut masuk kedalam mobil.
"Eh sebentar ada yang ketinggalan. Gue ambil dulu di dalam," ucap Senja yang baru ingat ada sesuatu yang tertinggal dikamarnya.
Regan mengangguk saja dan menunggu Senja didalam mobil.
Drtt.... Drt....
Handphone Senja berbunyi, ada panggilan masuk dari Naresh.Regan melirik handphone Senja lalu melihat nama yang tertera dilayar. Ia mendesis, lagi-lagi Naresh. Ia mengambil handphone Senja, lalu diletakkan disaku jaketnya. Ia tau ini hal yang salah, biarlah kali ini ia egois, setidaknya hanya hari ini.
"Sorry, Nja."
"Woy bengong aja! Yuk jalan," ucap Senja yang sudah masuk kedalam mobil dan duduk disamping Regan.
"Loh udah? Oke yuk," balas Regan, lalu menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Senja.
"Udah gue bilang kan jangan dandan cantik-cantik. Siap-siap aja disukain sama bencong," ucap Regan memulai pembicaraan.
"Matamu! Ini biasa aja tau," balas Senja sambil memutar bola matanya malas mendengar ocehan Regan.
"Emang lo mau ngajak gue kemana sih?" Tanya Senja penasaran.
"Ke om Burhan, lo mau gue jual," jawab Regan sambil menahan tawa.
"Yang bener Gan!" Pekik Senja sambil menggeplak lengan Regan.
"Siapa suruh gak mau jadi pacar gue. Yaudah gue jual aja deh, lumayan duit nya bisa gue pakai buat beli motor baru," ucap Regan semakin menjadi-jadi membuat Senja was-was sendiri.
"Lo kok jahat banget sih!" Ucap Senja yang mulai termakan omongan Regan. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca saat ini.
Regan melirik Senja yang ingin menangis. Mati-matian ia menahan tawa agar tak meledak didepan Senja. Ia masih ingin menjahili perempuan itu.
"Emang! Baru tau ya?" Tanya Regan sambil mencolek lengan Senja.
"Gak usah colek-colek!" Sinis Senja sambil menghempas tangan Regan.
"Gitu aja nangis, dasar cengeng! Nanti aja nangisnya kalau udah ketemu om Burhan," ledek Regan membuat tangisan Senja semakin kencang.
"Mau turun! Mau pulang! Gak mau sama lo!" Rengek Senja sambil memegang pintu mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJALUKA
Teen FictionPerempuan yang mampu berjalan dikaki yang hampir lumpuh. Perempuan yang mampu berlari dijalan yang mulai terlihat buntu. Perempuan yang mampu bangkit setelah tubuh sempat rubuh. Senja namanya. Perempuan yang punya banyak warna sebelum badai itu data...