Senja mematikan handphone nya setelah melihat postingan Kayla. Apa benar Naresh seperti itu? Ia mencoba untuk tak percaya dengan gambar yang diposting Kayla, namun ia juga sedikit risau jika postingan itu benar, terlebih lagi tangan Kayla yang menggenggam tangan Naresh.Lain halnya dengan Naresh yang langsung tidur setelah sampai dirumah. Ia tak sempat menghubungi Senja malam ini karena tubuhnya benar benar lelah dan membutuhkan istirahat setelah seharian beraktivitas.
Namun lain halnya dengan Senja yang masih fokus menatap handphone yang ada ditangan nya. Terkadang ia membuka roomchat nya bersama Naresh, berharap Naresh akan menelfon nya dan menjelaskan semuanya.
Lama menunggu telfon dari Naresh yang tak kunjung datang, akhirnya Senja memutuskan untuk tidur saja. Perihal berita itu benar atau bohong, biarlah Naresh yang menjelaskan semuanya. Namun tak urung juga ia merasa khawatir jika berita itu benar. Apa Naresh merusak kepercayaan yang sudah ia beri?
Senja mulai memejamkan matanya dengan pikiran yang masih bercabang kemana-mana. Ia percaya Naresh, namun ia juga risau dengan gambar yang diposting Kayla.
"Semua bakal baik-baik aja Nja," ucap Senja dalam hati. Setelah itu ia benar-benar memejamkan matanya dan tertidur dengan pulas, hingga matahari pagi memunculkan sinarnya di esok hari.
Kini hari sudah berganti menjadi pagi, banyak orang-orang yang melakukan aktivitas nya kembali. Seperti saat ini, ada Naresh yang sedang menunggu Senja untuk pergi bersama menuju sekolah.
"Good morning sunshine," ucap Naresh sambil tersenyum manis.
Senja hanya diam tak menjawab sepatah katapun.
"Kok diem? Gak dijawab nih sapaan orang ganteng?" Tanya Naresh sambil menaik turunkan alisnya.
Senja hanya menatap Naresh dengan datar tanpa membalas pertanyaan nya.
Apa berita itu benar? Tapi kenapa Naresh menjemputnya? Senja benar-benar bingung kali ini. Disatu sisi pikirannya berkata, jika berita itu bohong, kenapa Naresh tak menjelaskan? Tapi jika berita itu benar, mengapa Naresh menjemputnya? Seharusnya kan jemput Kayla.
"Senja gapapa?" Tanya Naresh dengan dahi yang mengerut.
"Ngapain?" Ucap Senja dengan malas.
"Jemput cewek paling cantik," ucap Naresh sambil menunjukkan senyum nya lagi.
"Regan," panggil Senja pada Regan yang kebetulan lewat.
Regan tersenyum manis dibalik helm nya. Ia sengaja melewati rumah Senja untuk mengajaknya berangkat bersama. Akhirnya usahanya tak sia-sia. Ia menepikan motornya tepat didepan Senja, lalu tersenyum manis.
"Lo mau ke sekolah?" Tanya Senja.
"Iya nih. Lo mau bareng?" Tanya Regan kembali.
Senja menganguk. "Boleh," ucapnya.
"Tapi Nja," ucap Naresh sambil menahan tangan Senja.
"Urus pacar lo," jawab Senja dengan cuek. Ia menaiki motor Regan, lalu membuang mukanya ke arah lain agar tak bertatapan dengan Naresh.
"Dikasih berlian, milihnya sampah," ucap Regan sambil terkekeh sinis. Ia menjalankan motornya menjauh dari Naresh dan mengantar Senja menuju SMA LENTERA BANGSA.
Naresh hanya memandang motor Regan dengan kesal sekaligus bingung. Pacar? Siapa? Kenapa Senja berucap seperti itu?
Tak ingin memusingkan hal tersebut, Naresh pun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi untuk menyusul motor Regan yang sudah jauh didepan. Tepat sekali motornya dan motor Regan berhenti bersamaan didepan gerbang. Ia segera memarkirkan motornya, lalu menggandeng tangan Senja agar menjauh dari Regan. Ia tak suka jika Senja terlalu dekat dengan Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJALUKA
Teen FictionPerempuan yang mampu berjalan dikaki yang hampir lumpuh. Perempuan yang mampu berlari dijalan yang mulai terlihat buntu. Perempuan yang mampu bangkit setelah tubuh sempat rubuh. Senja namanya. Perempuan yang punya banyak warna sebelum badai itu data...