24. Semesta Bercanda?

1.4K 179 18
                                    

Setelah istirahat tadi ternyata kegiatan belajar-mengajar dihentikan karena guru-guru ada rapat dan anak-anak dipulangkan lebih cepat. Semua murid yang mendengar itu sontak bersorak senang karena pulang cepat. SMA LENTERA BANGSA jarang sekali memulangkan murid-muridnya dengan cepat. Saking jarangnya, bahkan bisa dihitung pakai jari.

Kini Naresh dan yang lainnya sedang menunggu Senja dan teman-temannya keluar. Yang lain sibuk bercanda tawa, sedangkan Naresh hanya sibuk melamun sedari tadi. Ia memikirkan kejadian semalam waktu Kayla meminta tumpangan padanya. Satu yang jadi pertanyaan saat ini, darimana Kayla tau kalau dia lewat jalan itu? Apa Kayla mengikutinya? Pertanyaan ini terus berputar-putar dikepala Naresh. Lama melamun, sampai tak sadar jika sudah ada ada Senja disampingnya.

"Banyak pikiran ya?" Ucap Senja yang mampu membuyarkan lamunan Naresh.

Naresh terkejut lalu menoleh kesamping. "Kaget."

"Makanya jangan ngelamun terus Resh," ucap Senja sambil terkikik geli.

"Serasa dunia milik berdua ya," ucap Kenzie dengan gemas melihat Senja dan Naresh.

"Awas lo jangan deket-deket cowok gue," ucap Kayla yang datang tiba-tiba.

"Lo jadi perempuan yang anggun dikit kenapa sih. Ganggu aja lo," ucap Kenzie dengan kesal menatap Kayla.

"Jaga ya mulut lo. Wajar lah kalo gue deket sama pacar gue sendiri," ucap Kayla dengan angkuh.

"Pergi Resh, bawa Senja," ucap Alka sambil mengkode Naresh melalui mata.

Naresh mengangguk, ia pun langsung menyuruh Senja naik, lalu pergi menjalankan motornya keluar dari area sekolah. Selama perjalanan, mereka berdua hanya diam dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Naresh pun membuka suara lebih dulu.

"Mau langsung pulang?"

"Iya Resh langsung pulang aja, langit nya udah gelap, kaya nya mau turun hujan," ucap Senja menyetujui.

"Gue mau nepatin janji gue yang tadi ditaman," kata Naresh.

"Gue bercanda tadi," ucap Senja sambil terkekeh.

"Gue udah janji berarti harus ditepatin," ucap Naresh sedikit menoleh ke belakang.

Tepat setelah Naresh mengucapkan kalimat itu, hujan pun turun, membuat kedua nya menjadi kehujanan dijalan.

"Hujan aja merestui," ucap Naresh sambil tertawa.

"Gak usah neduh ya? Gue mau kena hujan," ucap Senja sambil tersenyum.

Naresh mengangguk. Ia mengubah kecepatan motornya menjadi pelan agar Senja dapat menikmati tiap-tiap tetesan air hujan. Kadang ia melirik ke arah kaca motornya untuk melihat wajah Senja yang sedang tersenyum manis ketika air hujan mengenai wajahnya. Naresh bahagia ketika Senja bahagia, maka dari itu, sebisa mungkin ia akan buktikan, bahwa bersamanya, Senja pasti bahagia.

"Ibarat air laut, meski kadang ia pasang dan surut, tapi lo harus percaya, air laut gak akan pernah berubah rasa," ucap Naresh sambil tersenyum.

"Kalo air laut rasanya berubah jadi aneh nantinya," ucap Senja sambil tertawa.

Naresh pun ikut tertawa. Sebenarnya bukan itu yang ia maksud, namun Senja masih belum menyadari.

"Sama kaya rasa gue ke lo, Nja. Gak akan pernah berubah sedikitpun," lanjutnya dalam hati.

"Yah udah mau sampai," ucap Senja ketika motor Naresh berbelok ke arah rumahnya.

"Kita main hujan-hujanan lagi nanti dirumah lo," ucap Naresh menghibur Senja.

SENJALUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang