Waktu telah berganti menjadi sore. Senja sudah bangun dari tidur siangnya, dan saat ini sedang duduk diteras sembari memakan cemilan. Sambil memakan cemilan, ia juga berpikir tentang hidup yang ia jalani sekarang.
Hidupnya selalu diisi dengan kesepian. Namun disatu sisi, ia juga tak suka dengan keramaian. Setiap kali berada di keramaian, hanya ada rasa takut dan gelisah. Pikirnya berkelana mencari-cari apa yang salah dengan dirinya sendiri. Seperti membenci cahaya tapi ia juga takut akan kegelapan.
Senja ingin pulang, tapi rumah terasa seperti ruang yang memenjarakan nya pada rasa sakit. Dirinya selalu menjadi pihak yang salah, dirinya selalu dipojokkan, ia tak bisa menjadi dirinya sendiri. Senja memang terlihat baik secara fisik, namun terbunuh secara mental.
"Bosan," ucap Senja sambil menghela napas panjang.
"SENJA GUE DILUAR NIH," seru Regan dari luar pagar.
"Regan? Ngapain?" Kata Senja bertanya-tanya.
Senja bangun dari duduknya, lalu berjalan untuk membuka pagar.
"Ngapain lo?" Tanya Senja setelah membuka pagar.
"Lo mau temenin gue ke toko buku?" Tanya Regan.
"Ngapain?" Ucap Senja dengan wajah bingung.
"Maling," ucap Regan dengan gemas.
"Nyari buku, Senja," lanjut Regan dengan geregetan.
Senja diam sebentar sambil menimang ajakan Regan. Ada satu hal yang ia takutkan, apa Naresh akan marah?
"Kalau Naresh marah, gue bakal tanggungjawab," kata Regan menyakinkan Senja.
"Kenapa gak sama temen lo aja?" Tanya Senja.
"Mereka ada acara. Gue males pergi sendiri, makanya gue ajak lo," jawab Regan.
"Penting banget Nja. Gue harus beli buku itu buat tugas. Gue janji cuma ngajak lo beli buku aja. Kalau nanti Naresh marah sama lo, gue yang bakal jelasin," pinta Regan dengan penuh harap.
Senja menarik napasnya, lalu mengangguk.
"Yaudah. Gue ganti baju dulu, sebentar," ucap Senja lalu pergi kedalam untuk mengganti baju.
"Apa Naresh sepenting itu buat lo, Nja?" Ucap Regan dengan suara pelan.
"Regan," panggil Senja sambil menepuk bahu Regan.
"Cantik banget," ceplos Regan.
"Maksud gue, lo jelek kaya bebek kecebur got," ledek Regan sambil tertawa.
"Ngeselin lo!" Maki Senja sambil memukul pundak Regan menggunakan tas nya.
"Ayo tuan putri, silahkan naik ke motor kakanda," ujar Regan masih dengan tawanya.
"Baik prajurit," ucap Senja sambil naik ke motor Regan.
"Pegangan, nanti jatuh," ucap Regan sambil melirik ke arah Senja.
"Modus!" Kesal Senja pada Regan.
"Jatuh jangan salahin gue ya," kata Regan, lalu menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJALUKA
Fiksi RemajaPerempuan yang mampu berjalan dikaki yang hampir lumpuh. Perempuan yang mampu berlari dijalan yang mulai terlihat buntu. Perempuan yang mampu bangkit setelah tubuh sempat rubuh. Senja namanya. Perempuan yang punya banyak warna sebelum badai itu data...