Semenjak pulang sekolah Senja hanya berdiam diri dikamar sambil memikirkan kejadian tadi. Ia benar benar bingung dengan jalan yang diberikan takdir untuknya. Secepat ini kah? bahkan ia belum merasakan bahagia sekalipun, mengapa takdir terus menerus memberi nya masalah dan luka? entah sampai kapan semua luka maupun masalah ini berakhir.
Drap.. Drap.. Drap..
Senja mendengar suara langkah kaki mamanya yang baru saja pulang dari kantor, buru buru ia berlari menuruni tangga dan menemui mamanya untuk bertanya lebih jelas tentang ucapannya pagi tadi."Ma," panggil Senja pada mamanya yang sedang menutup pintu.
Gantari menoleh sebentar pada anaknya, ia rasa ia sudah tau apa yang ingin Senja katakan.
"Ucapan mama tadi pagi, maksudnya tertuju sama Kayla kan mah?" tanya Senja dengan suara yang tenang.
Gantari menghela napasnya mendengar pertanyaan anak nya ini, lalu ia hanya mengangguk sebagai jawaban.
Senja tertawa pelan, namun menyiratkan kekecewaan. "Kenapa mama gak bilang sama Senja lebih awal? seandainya mama bilang dia bakal hadir kembali dalam waktu dekat mungkin Senja bisa nyiapin diri supaya trauma Senja gak kambuh mah," ucapnya dengan bibir sedikit bergetar.
"Saya gamau punya anak mental nya terganggu cuma gara gara trauma. Ingat Senja hidup kamu udah enak, berkecukupan. Apa lagi yang kamu sebut trauma?" Tanya Gantari lalu masuk kedalam kamar, mengabaikan Senja yang saat ini hanya bisa tersenyum miris.
"Trauma Senja juga awalnya karena kalian berdua, mama sama papa," ucapnya dengan suara yang pelan.
Senja kembali ke kamarnya setelah mendapat jawaban yang membuatnya sangat kecewa, bahkan mamanya gak sadar darimana trauma itu muncul?
Yang dipikiran Senja saat ini hanya satu, papanya. Ia harus bertanya langsung pada papanya, mengapa Kayla orang yang ia sangat benci bersekolah disekolahnya? apa papanya lupa jika ada Senja juga disekolah itu?
Senja memakai jaket dan mengambil kunci motornya, lalu setelah itu menuruni anak tangga untuk bergegas pergi keluar rumah dan menemui papanya yang ia yakini saat ini masih berada dikantor. Senja mengambil motor nya dibagasi lalu setelah itu menjalankan motornya dengan kecepatan yang bisa dibilang tinggi. Akhirnya setelah mengendarai motornya kurang lebih 30 menit ia pun sampai dengan selamat dikantor papanya ini.
Senja mulai memasuki lobby kantor dan menaiki lift untuk sampai diruangan papanya itu. Lift sudah berhenti dilantai 10, Senja segera keluar lalu menerobos masuk kedalam ruangan kerja papanya. Ia tidak peduli jika dirinya dicap kurang ajar saat ini.
"Maksud papa apa? kenapa papa bikin dia hadir kembali dihadapan Senja?" Tanya Senja dengan pelan namun tak bisa ia pungkiri emosi nya saat ini sedang menguasai tubuhnya membuat ia mati matian menahannya agar tidak meledak saat ini juga.
Mahendra tersenyum sinis melihat Senja saat ini, datang datang langsung kaya gini. Kurang ajar pikirnya.
"Kenapa? saya bebas menyekolahkan putri saya dimanapun yang saya mau," jawabnya pada Senja.
Senja terkekeh mendengar ucapan papanya itu. Putrinya? bahkan Kayla selalu mendapatkan kata panggilan itu. Tetapi tidak dengannya yang selalu dipanggil dengan kata kata sialan.
"Papa tau Senja gak suka sama dia, kenapa papa nemuin dia sama Senja lagi pa?" tanya Senja dengan mata yang sedikit berkaca kaca.
"Kamu pikir saya peduli? justru saya kembali mempertemukan Kayla dengan kamu anak sialan, karena saya ingin menunjukkan bahwa Kayla benar benar putri saya, dia anak perempuan saya," ucap Mahendra dengan lantang.
"Senja anak kandung papa, anak perempuan papa. Kayla cuma anak tiri pa, kenapa papa malah terus menerus anggap dia layaknya putri kandung papa?" tanya Senja sambil menatap papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJALUKA
Fiksi RemajaPerempuan yang mampu berjalan dikaki yang hampir lumpuh. Perempuan yang mampu berlari dijalan yang mulai terlihat buntu. Perempuan yang mampu bangkit setelah tubuh sempat rubuh. Senja namanya. Perempuan yang punya banyak warna sebelum badai itu data...