Chapter 13:Siapa Pelakunya?

40 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
Vachiravit Paisarnkulwong as Nathan
.
.
.
.
.

Raga hanya diam, ia tak berani menjawab pertanyaan pak Guyamto, jika ia benar-benar di skors, maka habis sudah isi dompetnya.

Ayahnya akan benar-benar marah, bisa-bisa semua fasilitas yang sudah diberikan padanya akan diambil kembali, mana bisa Raga berangkat ke sekolah dengan angkutan umum, mau diletakkan dimana harga dirinya.

"Silahkan kalian istirahat, Bapak dan Ibu tidak mau melihat kejadian seperti ini terulang kembali" -Bu Indah

"Baik bu..." sahut semua orang disana

"Besok kalian akan berjalan-jalan ke sekitar sini, berkeliling, melihat sekitar sebagai pembersih otak kalian sebelum Penilaian Akhir Tahun berlangsung nanti" -Pak Guyamto

"Ya pak..."

"Sekarang kalian masuk ke tendanya masing-masing, bubar!" Kata Pak Guyamto, lalu beliau juga masuk ke tendanya.

"Urusan kita belum selesai! Tunggu pembalasan gue!" Kata Safira sambil menatap tajam mata Nara. Nara hanya diam, tak mampu berkata apa-apa lagi.

Semua siswa kini masuk ke tendanya masing-masing untuk beristirahat, termasuk Nara dan Meli.

Kurang lebih 30 menit setelah Nara memasuki tendanya bersama Meli, ia masih belum bisa memejamkan matanya, pikirannya masih tidak karuan.

Meli yang menyadari kalau Nara belum tidur langsung menanyakan keadaan Nara

"Ra! Lo ngga papa?" -Meli

"Gue..." -Nara

"Gue apa ra? Kalo ngomong tu jangan setengah-setengah" -Meli

"Lo tau lagu yang dinyanyiin sama kentang tadi kan?" -Nara

Meli mengingat kembali lagu yang dinyanyikan oleh Raga, lalu ia mengangguk tanda mengerti

"Bukannya gue kenapa-kenapa ya Mel, tapi lagu yang dinyanyiin sama kentang itu lagu kesukaan gue," kata Nara  menjelaskan

Meli kaget, ia membulatkan matanya,

"Berarti Raga suka sama lo?" Tanya Meli

"Tapi Mel, orang yang suka sama lagu itu kan ngga cuma gue!" Jawab Nara

Nara membuang nafasnya kasar, mencoba untuk menetralkan kembali pikirannya dengan membuang semua argumen yang ada dibenaknya.

"Lo ngga suka sama Nathan, Ra?" Tanya Meli tiba-tiba

Lalu Nara menoleh ke arah Meli,

"Jujur... gue ngga ada perasaan apa-apa ke Nathan, gue anggep dia kaya gue anggep Angga, Rayn, Rasya, Jevan, dan lo" -Nara

"Tapi dia cinta banget sama lo ra!" -Meli

"Tapi Mel, gue... gue ngga bisa, lo tau kan? Perasaan itu dipaksain, hubungan itu ngga bakal jalan, lo paham kan?" -Nara

"Iya gue tau, tapi lo bakalan cinta sama Nathan seiring berjalannya waktu, lo ngga bakal tahu kalau lo belum coba" -Meli

"Mel!, perasaan itu bukan mainan, bukan buat dicoba-coba" -Meli

"Ra... buka mata lo! Nathan itu..." -Meli

Nara memotong ucapan Meli

"Mel!! Gue males berdebat sama lo!!" Potong Nara

Skakmat! Meli bungkam, lalu Nara memutuskan untuk tidur, mengingat besok ia masih ada kegiatan, Terlihat di ujung pandangan Nara kalau Meli juga ikut berbaring disampingnya.

RAGA PUTRA ADIBARA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang