Chapter 3:Kentang Nyusahin

59 5 0
                                    


Nara merebahkan tubuhnya dikasurnya sambil memandangi langit-langit kamarnya

"Si kentang bakalan dateng ngga ya"

ia lalu meraih ponsel yang ada di sampingnya dan mengecek notifikasi di hpnya,tidak ada pesan masuk.

"Eh, gue kan ngga punya nomor hpnya kentang, kenapa gue liat notifikasi chat,"

Nara lalu melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Nara lalu turun ke ruang tamu untuk menghampiri abangnya

"Bang...." panggilnya sambil menuruni tangga

"Kenapa sih dek?" Tanya Brian yang sedang memainkan ponselnya

"Kakak kemana?" -Nara

"Ke rumah sakit, ada operasi katanya"-Brian

"Emmm, Oh iya bang, nanti kalau ada temen adek ke sini, bilang aja adek udah tidur dan ngga mau diganggu gitu ya!" Kata Nara sambil duduk disamping Brian.

"Kenapa emang?" Brian menoleh ke arah Nara dan kemudian menyipitkan matanya.

"Pokoknya bilang aja kaya gitu bang" -Nara

"Ya kenapa dulu dek, kamu ngga bisa bersikap kaya gitu dong, itukan temen kamu, emang dia ke sini mau apa?" -Brian

"Jadi tadi waktu di kelas, Bu Indah minta tolong sama adek buat ngajarin temen adek ini, awalnya adek nolak,tapi karena ngga enak sama Bu Indah.. yaudah adek bilang iya" jelas Nara

"Nah, adek kan udah nyanggupin itu, itu udah jadi tanggung jawab adek sekarang" balas Brian

"Iya adek tau kalau itu tanggung jawab adek, tapi masalahnya bang, dia tu kaya berandal tau ngga, kalo dia masuk rumah kita, nanti rumah kita jadi kaya kapal pecah bang" ucap Nara

Jatohnya ngompor-ngomporin ya ra:)

"Nanti kalau adek diapa-apain sama dia gimana?" Sambungnya

Kemudian Brian mengelus kepala Nara dan meletakkan kepala Nara pada pundaknya

"Emang kamu ada masalah apa sama dia dek? Ngga biasanya kamu bersikap kaya gini ke temen kamu" kata Brian seolah-olah dia tahu kalau ada hal yang disembunyikan oleh Nara.

Nara memejamkan matanya sebentar, ia tidak enak hati kalau harus menceritakan hal ini pada abangnya

"Jadi... sepeda adek rusak bang" -Nara

"Heem, terus apa hubungannya dek?" Tanya Brian

"Tadi pagi pas lampu merah, temen adek ini nabrak bagian belakang sepeda adek, jadi rusak sepedannya" suara Nara terdengar semakin berat

"Tapi kamu ngga papa kan?" -Brian, Nara hanya mengangguk

"Adek ngga enak mau cerita ini ke abang" kata Nara, Brian bingung sekarang.

Atau bahkan makin bingung:(

"Ngga enak kenapa dek? Itu kan cuma sepeda yang rusak, adek kan bisa beli lagi" -Brian

"Tapi abang beliin adek sepeda itu pake gaji pertama abang dulu, abang susah payah cari uang supaya bisa beliin adek sepeda, dan sekarang... adek ngga bisa jaga barang pemberian abang" ucap Nara sambil menitikkan air mata,

Brian yang menyadari kalau adiknya ini menangis, Brian langsung mengangkat kepala Nara, lalu ia menghadap ke wajah Nara dan menghapus air mata adiknya

"Hei! Gapapa dek, itu sepeda kan juga udah lama, kalau udah waktunya rusak, ya mau gimana lagi, barang bisa dicari lagi... udah dong jangan nangis nanti cantiknya ilang, masa cantik-cantik gini nangisin sepeda sih" -goda Brian

RAGA PUTRA ADIBARA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang