Chapter 18:Kembali

27 3 0
                                    

Hallo Hallo Hallo

Selamat Hari Selasa dan selamat beraktifitas

Hari ini aku up nihh

Agak telat update karena tugas lagi numpuk, ngga tau diri emang, udah dikerjain malah nambah.

Dari judulnya udah bisa nebak belum yang kembali itu apa?

Untuk chapter ini ngga ada Jevan, Angga, Rasya, Rayn, Kenzy, ataupun Reza.

Karena aku buat chapter ini untuk Raga, Nara , Nathan, Dan Rendra. Ada sedikit bagian Meli, Brian dan Jeffry.

Dahlah gasss baca🔥

•Happy Reading•

"Ada deh, kalau kakak kasih taunya sekarang, buka kejutan namanya" ucap Jeffry.

"Iya juga sih" balas Nara.

"Oh iya, adek mau beres-beres dulu" sambungnya, tapi tangannya terlebih dulu dihalau oleh Raga.

"Ngga! Biar aku aja" larangnya.

"Ngga usah, Ga! Aku bisa sendiri, aku ngga mau nyusahin kamu terus" ucap Nara.

"Kapan kamu nyusahin aku? Sejak kapan? Dimana?" Tanya Raga bertubi-tubi.

"Sering!" Jawab Nara, Jeffry hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya.

"Silahkan terusin debatnya, kakak mau balik ke ruangan kakak" kata Jeffry. Raga dan Nara hanya tercengang, ngga ada niatan ngebantu gitu?

"Udahlah, Ga! Biar aku aja"

"Dari pada kita berantem terus, mending baju kamu kita tinggal aja, ngga usah dibawa pulang, nanti aku beliin lagi sekalian sama tokonya"

"Ngga bisa gitu dong! Ngga boleh boros! Lagian kita juga belum nikah, kamu ngga seharusnya beliin aku barang-barang yang ngga seharusnya kamu kasih,"

"Gimana kalo kita nikah sekarang?"

"Raga serius ih!"

"Aku serius"

"Ih tau ah! Males aku debat sama kamu" ujar Nara sembari melipat kedua tangannya di depan dadanya, sedangkan Raga hanya terkekeh.

"Jangan ngambek dong,"

"Abisnya kamu ngeselin sih!"

"Yaudah iya maaf,"

Nara tetap diam, ia masih kesal dengan tingkah dan ucapan Raga yang asal keluar.

"Jangan marah, nanti cantiknya ilang,"

"Biarin" kata Nara ketus, Raga kemudian menangkupkan pipi Nara dan membuatnya menghadap tepat ke arah wajah Raga.

"Jangan marah sayang, aku minta maaf" kata Raga dengan mata puppy-nya.

Nara melepas tangan Raga yang ada di pipinya. Ia lalu berbaring membelakangi Raga. Bukannya apa-apa, tapi Nara merasa belum waktunya untuk membicarakan soal pernikahan atau semacamnya.

Sekarang saja mereka masih kelas 11, masih terlalu jauh untuk itu, nanti masih 1 tahun lagi di tingkat SMA, belum lagi nanti kuliah, perjalanan mereka masih panjang, ada masa depan yang harus mereka raih, ada mimpi yang harus mereka wujudkan.

Kemudian Raga berjalan menuju hadapan Nara, ia mengusap pelan kepala Nara, sedangkan Nara malah memejamkan matanya, bukan tidur, hanya pura-pura tidur.

RAGA PUTRA ADIBARA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang