12. Late

815 94 15
                                    


Selamat membaca!
Jangan lupa vote dan comment yaa^^

.
.
.
✨✨✨

"Lean?" Aku menatap kasur di sebelahku yang kosong. Lean tidak ada.

Jam di dinding kini menunjuk pukul 2 pagi. Dengan mata yang masih berat akhirnya aku bangkit dari kasur untuk menemui istriku itu.

Aku mencari ke penjuru kamar. Setelah itu aku pun akhirnya keluar kamar, menuju lantai bawah.

"Lean? Kamu lagi ngapain?"

"Ga usah nanya!" Jawabnya datar sambil memakan bulgogi, sisa kemarin malam.

Aku menghampiri dan duduk di sampingnya.

"Kamu marah?"

"Engga."

Dia marah. Sudah pasti dia kesal. Kemarin aku tidak segera menghampirinya yang sudah menunggu ku di kamar.

Ya itu semua karena aku keasikan nonton bola bareng ayah. Dan ga mungkin kan aku menolak ajakannya? Lagian aku harus menjadi menantu yang baik kan?

"Kamu kaya tikus aja makan pas yang lain tidur."

"Biarin! Udah tau anaknya laper mau makan." Dia kini membelakangi ku.

"Iya aku salah, maaf ya." Tidak ada balasan.

"Sayangg!!!! Ih jangan marahh." Rengekku kini memeluk nya dengan kepala di letakkan di pundak nya.

"Ga marah."

"Yaudah kalo ga marah liat aku."

"Ga mau! Ngeliat muka kamu aja udah bikin aku kesel."

"Tuhkan artinya kamu marah."

Dia akhirnya melirik kearah ku dengan mata tajamnya itu.

"Kamu ngeselin banget sih?!"

"Maaf, aku kan ga mungkin nolak ajakan ayah."

"Setidaknya ngomong dong! Aku ga bakal nungguin sampe malem!"

"Ya maaf, aku kan ga tau bakal kebablasan gitu."

Lean kini mencubit lenganku kencang.
"Baru kali ini aku sebel sama kamu!"

"Iya maaf dong. Ya udah gitu-gituan nya mau sekarang? Gimana?"

"Aw!" Dia kini memukul kepala ku dengan sendok.

"Ga mau!"

"Ya udah kamu mau apa?"

"Ga mau apa-apa."

Gemas sekali punya istri kek gini. Gimana sih cara nanganin cewe yang merajuk? Harusnya aku bertanya kepada ka Yuta. Eh, bukan. Dia sendiri jomblo.
Aku harus meminta tips kepada Ka Jaehyun, buaya daratnya cewek-cewek.

"Ayo dong sayangg."
Tidak ada balasan.

"Sayangnya lele ayo donggg!!!"
Masih tidak ada balasan.

"Pas aku libur kerja, gimana kita pergi nonton film yang kamu mau itu?" Tawarku. Dengan angan-angan dia tidak marah lagi.

Dia kini mengubah posisinya lagi menjadi menghadap ku. "Serius?"

"Iya serius."

"Janji ya?"

"Iya janji."

"Asik!!!! Kita nonton!" Teriak Lean membuat ku terkejut.

"Heh! Masih malam tau. Orang tuamu bisa kebangun nanti."

Dia kini menutup mulutnya. "Oh iya aku lupa."

She Pregnant My Baby | Chenle X WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang