[Revisi]
"pak Chenle?"
"Iya, gimana keadaan nya dok?"
"Selamat, seperti yang anda duga. Istri anda
tengah hamil."
Inilah kisah kasih yang tidak disengaja antara Leandra Winter dan Zhong Chenle. Insiden yang mengubah hidupnya 180°.
Dan perjalanan k...
Suasana didalam gedung sekolah kini begitu meriah. Berbagai macam penampilan dan acara perpisahan membuat acara menjadi semakin lengkap.
"Untuk acara inti, sekaligus penutup acara perpisahan angkatan 14, kami akan mengumumkan siswa siswi terbaik dengan nilai paling tinggi. Dan juga siswa siswi ini secara otomatis di terima di Seoul National University. Jadi, kita dengarkan baik-baik. Kepada pak kelapa sekolah, kami persilahkan untuk mengumumkan siswa siswi terbaik yang terpilih," Jelas MC.
Lean menggenggam tangan Chenle kuat. Jantungnya berdebar cepat. Dia sangat ingin mendapatkan kesempatan itu, apalagi usaha kerasnya sejak dulu. Tidak mungkin jika ia tidak berhasil mendapatkan piala itu. Ini adalah impian nya.
"Le, aku mau di panggil..." lirih Lean sembari menggigit bibir bawahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chenle yang memperhatikan Lean, kini merasa khawatir, dia takut Lean kehilangan kesempatan itu karena dia tengah hamil. Dia takut Lean kecewa setelah mendengar pengumuman itu. Dan ia paling takut, jika memang apa yang dipikirannya kini benar.
"Tenang saja, kamu pasti dipanggil."
Kepala sekolah yang sudah berdiri di atas panggung kini buka suara. "Baiklah, tanpa menunggu lama. Biarkan saya umumkan siswa dan siswi terpilih pada tahun ini."
"Kita mulai dengan siswa, untuk siswa terbaik pada tahun ini adalah....."
"Kim Jhosua!!!"
Suara tepuk tangan meriah menggema dari para siswa dan wali murid. Lelaki tersebut segera beranjak menuju panggung dan berdiri di sana.
"Dan untuk siswi terbaik, pada tahun ini jatuh kepada...."
Lean gugup, bahkan tangannya kini menggenggam erat tangan Chenle. Chenle melirik ke arahnya lagi, ia merasakan tangan istrinya yang begitu dingin.
"Ia pasti sangat gugup. Apalagi dia sudah berjuang selama ini," batin Chenle merasa takut jikalau bukan Lean yang akan menerima juara itu.
"Lee Jina!!!"
Tidak semeriah sebelumnya, para murid bahkan kaget dan tidak percaya. Mendengar yang di pilih bukanlah Lean melainkan Jina.
Namun detik selanjutnya mereka pun kembali bertepuk tangan, ditambah Lee Jina yang kini bangkit dan segera menghampiri panggung.
Sedang Lean kini menggenggam keras tangan Chenle. Pelupuknya sudah menampung air mata, dia sendiri tak percaya.
Chenle dan Karina yang duduk disampingnya kini menatap Lean khawatir. Bahkan Sungchan yang memilih duduk bersama geng nya kini melihat lirih ke arah Lean. Dia berusaha menjaga jarak setelah menyapa tadi.
Terlihat dari wajah Lean, dia sudah tidak bisa menahan tangis. Dia kecewa dengan pengumuman nya.
"Le, aku mau ke toilet dulu," ujar Lean segera bangkit.