32. The Reason

581 69 5
                                    

Happy Reading!
.
.
.
"

"Lu ga mau minta maaf sama Chenle? Mau gimana pun kita sebenarnya nipu dia." Jelas Johnny yang sedang menghisap rokok di balkon kamar mereka yang disediakan oleh Suho.

"Ngapain? Bikin kita dekat dengannya? Buat apa? Ga boleh."

"Setidaknya kita ga enak aja liatnya. Kalian berdua marahan, gimana kalo nanti musuhan?" Jelas Johnny.

"Gua ga mau anak polos macam dia ternodai bahkan jadi anak yang suka berantem, dia punya masa depan yang cerah, jangan sampai kita malah ngehalangin itu semua," jelas Yuta yang masih fokus bermain game online.

"Sayang banget ya lu sama Chenle, segitu udah mikirin masa depannya, dasar Abang Chenle," ledek Jaehyun yang sedang selonjoran sambil natap pemandangan langit.

"Aw!" Pekik Jaehyun ketika sebuah bantal mendarat di wajahnya.

"Engga anjr! Gua ga sedeket itu kali sama Chenle!"

"Emang orang jepang tuh pada stundere ya?" Johnny sekarang ikut meledek.

"Apa sih anjr. Ga usah ikut-ikutan lu ya!" Ancam Yuta dengan wajah garang nya, namun ada semburat merah di pipinya.

"Iya iya, udah deh. Nanti kakak Chenle mar-- aw!" Bantal kedua kini mendarat di wajah Johnny. Benar pelakunya Yuta.

'Pokoknya gua lebih baik musuhan sama dia. Dari pada dia tau seluk beluk kita, bahkan bisa bahaya karena gua. Kita harus akhirin semuanya."

"Kasian dong, Chenle berarti ga bakal punya temen lagi." Jaehyun menatap serius ke arah Yuta.

"Bukan urusan kita," lirih Yuta.

"Baiklah, gua ga masalah kalo lu mau musuhan sama Chenle. Tapi gua, dan yang lain bakal minta maaf."

"Terserah. Yang jelas gua bakal bikin dia bisa mau lagi ngobrol sama gua."

...

Wanita cantik yang kini tengah hamil besar kini terlihat lemas. Wajahnya yang pucat, bibirnya yang kering, bahkan mata dengan tatapan kosong, membuat Karina kebingungan. Mereka kini berada di Cafe dekat pusat pelatihan ibu Hamil.

"Lean pulang aja yuk?" tanya Karina.

"Engga, aku ga bisa ninggalin kelas. Ini bagus buat persalinan ku nanti."

"Tapi kamu kelihatannya lagi ga sehat."

"Aku gapapa, aku cuma kangen lele. Dia belum ngasih kabar. Bahkan dia malah ninggalin hpnya. Gimana aku ga khawatir? Ka Yuta juga malah ga bales chat aku." Mata Lean kini kembali berkaca-kaca. Karina yang ikut sedih melihat keadaan Lean, kini memeluknya. Mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Tenang, biar aku cari keberadaan Chenle. Dia ga bakal ninggalin kamu. Kamu tau? Dia itu lelaki baik, dan juga sangat mencintai kamu lebih dari siapapun. Itu yang aku tau tentang nya."

"So tau banget! Hiks..." Lean kini menangis di pelukan Karina.

Karina kini menepuk pelan punggung Lean, "serius kok! Chenle itu lelaki yang paling perhatian, penyayang, dan mau ngelakuin apapun untuk kebahagian kamu. Kamu tau? Waktu sekolah, dia itu selalu aja ngechat aku hampir sejam sekali. Cuma buat minta kabar tentang keadaan kamu. Setiap istirahat, dia kan selalu merhatiin kamu dari jauh. Dan yang paling menyebalkan, setiap mau pelajaran olahraga, dia bakal ngetik pesan begitu panjang agar aku menjaga kamu dengan telaten. Dia ga mungkin ninggalin kamu Lean. Aku tau sendiri perjuangan dia buat kamu."

Bukannya berhenti, Lean malah menangis menjadi-jadi. "Hua!!! Karina! Aku membuat kesalahan besar... Hiks.. hiks.. A-aku udah nyakitin dia... A.. Aku.. U..dah.. Ngerendahin dia... Dan.. Aku.. Bilang.. Nyesel.. Buat mer..tah..tahanin kandungan ini... Hiks.... aku terlalu terbawa emosi.. hikss kemarin... hikss... a- aku... ga jaga perasaan... Chenle..."

She Pregnant My Baby | Chenle X WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang