35. balikan

610 58 7
                                    


Happy Reading!
.
.
.

Flashback.

Sebuah vas bunga terlempar tepat di kepala seorang lelaki paruh baya. Darah mengucur dengan deras, hingga lelaki tersebut limbung dan terjatuh.

Seorang gadis cantik dengan wajah yang sudah di basahi oleh airmata kini membelalakkan matanya. Melihat lelaki itu kini tak sadarkan diri, dan si pelaku kini bernafas lega.

"Ka Yuta! Aku takut..." lirihnya dengan baju yang hampir terbuka.

"Kamu ga kenapa-napa? Gimana? Sudah sampai mana kamu di sentuh? Haruskah kakak bunuh orang tua ini?" lelaki itu menghampiri adiknya, menyelimuti tubuhnya dengan jaket yang ia lepas lalu mendekap adiknya yang tengah menangis kencang.

Gadis belia itu menggelengkan kepala. "Kak, kenapa ayah tega membiarkan anak buahnya menyentuh ku?"

"Ayah sama gila nya dengan orang-orang ini. Kakak tidak akan pernah membiarkan adik kakak di sentuh oleh siapapun. Kakak janji."

"Tapi aku anaknya."

"Ayah lebih menyayangi keluarga yakuza nya itu, dibanding kita Giselle. Ayah tidak akan bisa menolak permintaan anggota Yakuza, bahkan ayah rela menjual kita."

Giselle yang baru saja beranjak remaja kini kembali menangis. Ia tidak tahu bahwa kehidupan di sekelilingnya itu begitu kelam. Meski dirinya sering melihat ayahnya melukai orang bahkan membunuh orang, tapi ia tidak tau jika ayahnya mampu mengorbankan anaknya sendiri demi Kelompok Yakuza.

"Ayo kita pergi. Kita kabur dari kehidupan gila ini. Kita susul ibu di korea."

Yuta menarik pelan lengan Giselle. Mengajak nya untuk segera pergi dari rumah mewah yang memiliki begitu banyak anak buah.

"Tapi gimana caranya? Kenapa mereka diam saja?" Giselle terlihat gugup, apalagi berbagai mata tertuju kepada mereka berdua, meski orang-orang tersebut menundukkan kepalanya.

"Tenang saja Giselle. Serahkan semua ke kakak. Yang penting kita bisa tinggalkan lingkungan gila ini."

Mereka pun pergi dari rumah tersebut tanpa ada yang menahan sama sekali. Yuta mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, sedang Giselle masih tak mengerti dengan aturan hidup yang tengah ia jalani ini.

4 jam yang lalu

"Ayah kenapa tega? Jangan korbankan giselle yah. Dia masih kecil. Umurnya baru 15 tahun."

"Ayah tidak bisa berbuat apa-apa. Dia sangat menyukai giselle. Dan ayah tidak bisa menolak permintaan tetua. Itu bisa membahayakan kita semua, dan mencoreng kehormatan ayah."

"Sial, Ayah gila!"

"Maaf nak, nanti kamu pasti akan merasakan apa yang ayah rasakan sekarang."

Yuta menyeringai, dengan matanya yang tajam, ia kini membunyikan buku jemari nya.

" Yah, aku tidak akan melanjutkan masa depanku hanya untuk kelompok gila macam ini. Aku sudah lelah dengan semua ini."

"Kamu gila?"

"Ayah yang gila! Bagaimana bisa ambisi ayah mengalahkan perasaan ayah? Aku sangat membenci kelompok ini. Persetan Yakuza paling hebat! Aku benci fakta bahwa aku anak petinggi Yakuza."

Nakamoto Ryunja menggertakkan gigi, dia menghampiri anaknya itu sembari mencekik lehernya.

"Aku tidak takut mati," jelas Yuta yang kepalanya membentur keras di tembok. Wajah Yuta memerah akibat cekikan sang ayah.

She Pregnant My Baby | Chenle X WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang