Selamat membaca!
Jangan lupa vote dan comment yaa^^.
.
.
✨✨✨"Lean?" Sapa Jieun alias ibu tirinya itu.
"Sore bu. Kalau begitu aku pamit." Ujar Lean bangkit dan hendak pergi.
"Lean tunggu. Boleh ibu minta waktu sebentar?" Tanya Jieun menghampiri anaknya itu.
"Sekali ini saja. Plis." Lanjutnya menggapai tangan Lean.
Lean menatap datar ibu tiri nya, lalu menghela nafas. "Baiklah."
"Bagaimana kita ngobrol di taman belakang saja? Sekalian ada yang ingin ibu berikan." Jieun menarik pelan tangan anaknya itu menuju taman.
"Biar ibu siapkan teh dulu. Kamu istirahat dulu saja."
Jieun segera beranjak meninggalkan Lean, ia sangat bersemangat atas ajakan nya yang di terima oleh Lean.
Di taman, Lean menghela nafas lagi. Dia memandang bunga-bunga yang tersusun rapi, di tambah langit biru dengan burung camar yang berterbangan bebas, meski suhu udara yang lumayan dingin.
"Lean, ini." Jieun memberikan selimut, juga teh hijau kepada Lean. Lalu ia pun duduk di sampingnya.
"Terimakasih," ujar Lean.
"Sama-sama." Balas Jieun.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Baik."
Setelah itu, suasana kembali dingin seperti suhu udara saat itu. Tanpa suara mereka berdua menyeruput teh sambil memandang pemandangan di depannya.
"Maaf," Jieun membuka suara.
Lean melirik kearah ibu tirinya itu.
Jieun lalu tersenyum, sambil melihat Lean "dan terimakasih."
"Untuk?"
"Segalanya..."
"Kamu tau? 2 tahun ini kita belum pernah berbicara 4 mata. Benarkan?""Iya. Karena jujur aku belum—"
"Belum menerimaku sebagai ibumu, apalagi perbedaan umurku dan Baekhyun berjarak 14 tahun. Kamu pasti mengira ibu menikahinya karena harta kan?" Jieun kini menaruh cangkirnya di meja.
"Mungkin."
"Pertama kali ibu bertemu ayahmu itu saat ia memimpin sidang ibuku yang terjebak atas tuduhan temannya. Ayahmu itu adalah jaksa yang jujur, lembut, dan penyayang. Sejak pertama melihat, ibu sudah jatuh cinta kepadanya."
Lean menatap tak percaya ke arah Jieun. "Serius. Kamu juga pasti merasakannya."
"Namun, ibu juga sering melihat sisi ayahmu yang menyedihkan. Setiap minggu, ia selalu datang ke pemakaman ibumu. Di sana ia menangis tertatih, merindukan istrinya itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
She Pregnant My Baby | Chenle X Winter
Fiksi Penggemar[Revisi] "pak Chenle?" "Iya, gimana keadaan nya dok?" "Selamat, seperti yang anda duga. Istri anda tengah hamil." Inilah kisah kasih yang tidak disengaja antara Leandra Winter dan Zhong Chenle. Insiden yang mengubah hidupnya 180°. Dan perjalanan k...