28. Legal

688 68 10
                                    

Happy Reading guys!
.
.
.

Seorang wanita cantik kini mendengus sebal. Lelaki yang tengah dekat dengannya terus saja menggantung perasaannya itu, dan terus saja nyaman di zona tanpa kepastian.

"Na, kenapa sih ga bales chat? Kan kakak nanya di chatnya?" tanya lelaki yang ga peka itu kini duduk di cafe tempat mereka berdua janjian.

Wanita itu kini melirik sembari memutar mata jengah. Wanita yang jengah itu adalah Karina. Dia bosen menahan rindu, tapi ga bisa bilang ke si cowo karena gengsi dan ga tau gimana perasaan si cowo.

Karina memutar kedua bola matanya.
"Kenapa ngajak ketemu?" tanya Karina dingin bahkan tidak menatap lawan bicaranya.

"Karena ini akhir tahun?" jawabnya santai.

"Gada yang mau di omongin?"

"Ga ada sih, pengen jalan bareng aja."

"Tapi aku ga mau. Aku mau pulang. Cari yang lain aja ka." Karina menenteng tasnya itu lalu bangkit.

"Eh mau kemana?" cekal Yuta.

"Kan udah bilang mau pulang." Karina melepaskan tangan Yuta lalu pergi.

"Kenapa sih? Kakak ada salah?" kini Yuta segera menyusul Karina. Menyejajarkan langkahnya.

Sebenarnya karina juga suka bertemu dengan Yuta. Tapi ia merasa sedih ketika ia tidak bisa berbuat apapun selain menunggu Yuta mengajak nya bertemu. Dia hanya bisa menunggu, dan itu membuatnya jengah. Apalagi beberapa hari yang lalu Yuta menghilangkan tanpa kabar apapun.

"Kakak kenapa sih? Cukup gangguin akunya," jelas Karina masih berjalan di trotoar yang ramai akan pejalan kaki yang juga tengah suka cita merayakan akhir tahun ini.

"Kamu marah kenapa? Kakak ada salah? Selama ini kan kakak ga pernah bikin ulah sama kamu."

"Aku ga marah, dan juga ga perduli kakak mau ngapain juga."

"Terus kenapa ngehindar dari kakak?" dia menahan tangan Karina. Ia tidak suka berbicara dengan Karina tanpa kontak mata seperti itu. Yuta membuat Karina menghadap kearahnya hingga mata mereka bertemu.

"Itu hak aku buat ngejauh. Kenapa? Kakak suka sama aku? Sampai peduli aku ngehindar atau engga?" ketus Karina menatap tajam ke arah Yuta. Lalu segera ia palingkan, juga berusaha melepas tangannya itu. Tapi Yuta semakin erat mencekal tangannya itu.

"Iya. Kakak suka sama kamu sejak awal kita ketemu. Kamunya aja ga sadar. Kenapa? Ga boleh? Ga suka?"

Karina mematung, kembali ia menatap mata Yuta. Wajahnya kini memerah setelah mendengar pengakuan itu. Seperdetik kemudian Karina menahan senyuman, Jantungnya berpacu kencang, ditambah suasana yang tiba-tiba hening ditengah ramai nya jalanan.

"Sejak awal aku menatapmu, melihat senyumanmu, jantungku berdebar cepat. Mata aku ga bisa berpaling buat yang lain selain memperhatikan kamu. Gimana? Apa di larang juga? Karena aku tua? Udah om-om?"

Karina menggelengkan kepalanya, "ga dilarang," lirih nya.

"Terus? Kamu ngizinin aku buat terus suka sama kamu?"

She Pregnant My Baby | Chenle X WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang