18. Pendarahan

1K 87 3
                                    


Happy reading
Vote✓
Comment✓
Share✓

.
.
.

Lean duduk di sebuah restoran menunggu Sungchan yang memintanya untuk bertemu. Wajahnya pucat, tubuh nya lemas.

Setelah meninggalkan Karina tadi, Lean menangis sejadi-jadinya akibat Chenle. Ia takut, semua yang dipikirannya dan juga yang dikatakan Yuta benar. Dirinya benar-benar memikirkan Chenle.

"Kamu udah nunggu lama?" Sungchan duduk di hadapannya.

"Kamu? Biasanya juga lu gua."

Dia tertawa kecil, "sebelum lu gua kan aku kamu. Ga inget waktu kecil?"

"Inget. Kamu si anak pendiem."

"Sekarang aku nakal ya?"

"Kamu sadar?"

"Sadar sih, tapi masih seru."

"Aneh."

"Kamu sakit? Muka kamu pucet banget. Mau ke dokter?" Sungchan kini menempatkan punggung tangannya di kening Lean.

"Engga ko, ini mah nanti juga sembuh."

"Eh mesen makanan dulu. Kamu mau apa?"

"Terserah."

"Kebiasaan cewe."

"Minuman aja, jus melon."

"Ga makan?"

"Ga mau makan."

Sungchan pun pergi untuk memesan. Sedang Lean kini menyenderkan kepalanya di meja.

Tubuhnya panas, lemas, dan juga kepalanya pusing. Seharusnya dia sudah istirahat di rumahnya dan meminum obat yang diberikan oleh dokter kandungan tadi pagi.

"Aduh seharusnya aku bawa obat tadi, kepala aku pusing banget." Gerutu Lean sembari menahan pusing.

"Lean kamu serius gapapa? Yuk biar aku anter ke dokter."

"Engga usah. Lu tadi mau ngomong apa?"

Sungchan mengangkat tangannya dan mengambil tangan Lean.

"Tolong. Bisa ga kamu ga usah pacaran sama Chenle? Tolong Lean."

"Kamu bahas yang ga penting lagi." Lean melepaskan tangannya dari genggaman Sungchan.

"Aku sayang sama kamu Lean. Kamu ga sadar? Kenapa dari semua orang, harus dia? Kenapa dari banyak hari yang kita lalui harus kalah dengan lelaki yang bahkan ga mengenal kamu lebih lama dari aku!"

"Cukup chan. Aku ga mau berdebat sama kamu. Dan kamu juga tau kita sahabat ga lebih."

"Aku ga pernah nganggap kamu sahabat!"

Lean menatap lelaki yang ada di hadapannya itu. "Dulu aku pernah percaya kalo lu juga ada rasa chan! Tapi apa? Lu yang matahin itu!"

"Maksudnya?"

Flashback

Mataku terus saja tertuju kepada lelaki jangkung dan ganteng itu. Dia, mungkinkah dia Sungchan?

Ah lebih baik aku urungkan niat untuk bertanya. Walaupun benar, tidak mungkin kan dia masih ingat sama aku.

Aku berjalan melewati nya dan segera duduk di samping karina, teman sejak SD.

"Win, eh Lean. Liat deh itu cowo ganteng bangetttt." Ujar Karina memandangi wajah Sungchan yang berada di depan sana.

"Kamu suka? Aku kenal sama dia."

She Pregnant My Baby | Chenle X WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang