13. Orang ketiga

775 94 13
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa vote dan comment yaa^^

.
.
.
✨✨✨

Ningning kini memperhatikan lelaki yang duduk di depannya itu. Dia tengah menulis materi yang disampaikan guru.

Pemandangan yang dilihat pagi tadi bukanlah hal yang bisa di terima oleh otak atau perasaannya. Dia melihat Chenle membonceng seorang wanita cantik dengan kulit seputih salju, benar-benar cantik. Apalagi wanita itu memeluk pinggang Chenle tanpa sedikitpun rasa canggung. Wanita yang pernah menanyainya keberadaan Chenle tempo dulu.

"Apakah dia memiliki hubungan spesial dengan Chenle? Apa wanita itu yang telah menggantikan posisiku? Apakah perubahan sikap Chenle dikarenakan wanita itu? Memikirkan nya saja kini membuat hati ku sakit." Pikir Ningning terjebak dalam kegalauannya.

Matanya kini tertuju pada kotak bekal yang berada di kolong meja.

"Apakah itu bekal dari wanita tadi? Mengganti bekal yang selalu ku beri untuk Chenle? Dia kan tidak pernah membawa bekal." Pikir Ningning sembari menghela nafas lalu menenggelamkan wajahnya di antara tangan yang ia simpan di atas meja.

"Aku bahkan tidak berbincang sedikitpun dengannya sejak tadi."

"Ningning, jadi apa penyebab dari hilangnya X di logaritma ini?" Tanya seorang guru.

Ningning mengangkat kepalanya, kaget atas pertanyaan yang dilontarkan untuknya "Hah?"

"Kamu ga merhatiin?" Tanya sang guru.
"Jawab atau keluar saja dan lanjutkan tidurmu."

Matanya kini melihat ke depan, kertas putih milik Chenle dengan tulisan lumayan besar berisi jawabannya.

"Ah, itu pak, X hilang karena telah di eliminasi dengan rumus logaritma sebelumnya."

"Oke, jangan tidur lagi. Saya paling ga suka ketika sedang mengajar ada yang tidur."

"Baik pak."

"Padahal aku kan ga tidur!" Lirih Ningning.

Ningning kini memajukan kepalanya, mendekatkan wajahnya dengan Chenle. "Makasih."

"Yap."

Pembelajaran pun kembali berlanjut hingga waktu menunjukkan untuk istirahat.

Chenle kini membalikkan tubuhnya. "Kamu gapapa?"

Ningning menatap heran, "kamu nanya keadaan aku? Setelah beberapa lama ini kamu menjauhi aku?"

"Aku menjauhi kamu? Sejak kapan?"

"Entahlah." Ningning bangkit dengan membawa bekal yang ia siapkan untuk Chenle. Dia pergi meninggalkan kelas dan berniat membuang bekalnya itu.

"Bahkan Dia tidak berniat untuk menyusulku." Batin Ningning dengan mata berkaca-kaca yang masih berjalan di sekitar koridor.

"Aw!" Chenle menyenggol lengan Ningning.

"Maaf!" Ujar Chenle dengan Wajah panik.

"Chenle? Kenapa?" Tanya Ningning, namun tidak di gubris oleh Chenle, bahkan dirinya berlari dengan kencang meninggalkan Ningning.

Ningning yang penasaran akhirnya mengikuti Chenle, berharap tidak ada hal yang memberatkan Chenle.

"Apa yang membuat dia sepanik itu?" Pikir Ningning masih berlari di belakang chenle dengan jarak yang lumayan jauh.

Chenle kini membuka pintu UKS. Nafasnya tersengal-sengal, dirinya segera menghampiri Lean yang tertidur di kasur bersama Karina yang duduk di kursi di sampingnya.

She Pregnant My Baby | Chenle X WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang