Bab 9 - Pertemuan Rahasia

56 15 0
                                    

By: Adelia Indah

Mobil yang membawa Lyra saat ini, sudah berhenti di depan pintu masuk gedung sejak beberapa menit yang lalu. Saat dua orang misterius itu membuka pintu yang berada di samping Lyra, kondisi gadis itu masih pura-pura pingsan. Tiba-tiba, salah satu dari dua orang misterius itu mengatakan bahwa, mereka sebenarnya sudah tau jika Lyra sudah sadar sejak tadi.

“Kita udah sampai di tempat tujuan. Bangun kamu! Ga usah pura-pura pingsan. Cepat turun dari mobil. Tali yang mengikat tangan kamu, sudah saya lepas.”

Gadis itu membelalakkan matanya. "Ha?! Berarti dari tadi kalian udah tau?”

“Udahlah, cepat turun. Bos sudah menunggumu di dalam. Kamu Jangan coba-coba kabur dari kami! Karena itu akan mengancam keselamatan dirimu sendiri!” Tekan orang itu.

Gadis itu hanya bisa diam dan menuruti semua perkataannya. Karena lyra juga pasti mementingkan keselamatan dirinya sendiri. Akhirnya, lyra memasuki gedung bersama dua orang yang menculiknya tadi. Ternyata, dia tak sendirian di sana. Ada beberapa anak lain yang juga ikut disandera bersama Lyra.

“S-siapa mereka? Jangan-jangan, aku dan kelima orang ini, akan dijual ke luar negri?” gumam Lyra.

Gadis itu mengamati orang-orang tersebut dengan seksama. Lyra takut, jika dia akan dilukai dengan benda tajam atau gedung ini sudah dipasang bom.

“Gawat, nih. Kalau aku kenapa-kenapa siapa yang bisa menolong? Aduh!” batin Lyra ketakutan

Ketika Lyra sedang serius melihat kondisi seitarnya, tiba-tiba ada seorang yang berteriak dari arah depan Lyra berdiri.

“KAMU, YANG BARU DATANG DUDUK DI SAMPING ANAK ITU!” teriak orang tersebut dengan menunjuk salah satu sandra yang sedang duduk di bawah.

Tanpa menunggu lama, Lyra langsung mencari tempat duduk yang dimaksud. Saat ini, Lyra hanya bisa diam dan berkelut dengan pikirannya sendiri. Banyak pertanyaan yang tersimpan di otak Lyra saat ini. Sebenarnya apa salahnya, hingga ia harus diculik seperti ini.

“Sebenarnya ada apa ini?!” keluh Lyra dengan mengacak rambutnya frustasi

Tiba-tiba, ada ide yang terlintas untuk bisa keluar dari gedung. Tetapi, Lyra tak mungkin bisa menghadapi penjaga itu sendirian. Gadis itu, akhirnya memberanikan untuk mengajak bicara sesorang yang ada di sampingnya.

Lyra mengambil nafas agar dapat mengurangi rasa takut dan gugupnya. “Emm, kamu diculik juga sama meraka?” bisik Lyra

“Iya. Aku diculik bareng sama mereka berempat.”

Gadis itu mengernyitkan dahinya. Dia merasa bingung, mengapa mereka bisa barengan diculiknya. ”Apa semua ini hanya jebakan? Atau memang hanya kebetulan?” pikir Lyra, “Ah bodo amatlah. Sekarang yang penting aku harus keluar dari gedung ini secepatnya.” Lanjut gadis itu

“Oh iya, nama kamu siapa?”

“Ervin.”

“Oh, aku Lyra. Kalau mereka berempat?”

“Anaya, Rizal, Debora, dan satunya Arsa.”

Lyra menganggukan kepalanya. ”Jujur aja sih, aku sebenarnya mau ngajak kamu sama mereka buat kerja sama.”

“Ha, maksdunya?”

“Gini, aku mau cari jalan keluar untuk bisa keluar dari sini bagaimana pun caranya. Tapi, gal mungkin aku sendirian bisa melawan semua penjaga di sini. Jadi, aku minta tolong agar kita kerja sama untuk mencari jalan keluar,” jelas Lyra dengan sekali nafas.

Ervin tertawa. ”Kita gak akan bisa keluar dari sini. Meskipun kita cari seribu cara, bakal tetap terperangkap.”

“Kok, gitu?! Ya, seenggaknya kita udah usaha. Jangan putus asa dulu.”

“Terserah! aku dan yang lain gak akan mau membuang waktu untuk hal yang nggak pasti.”

Tak lama setelah Ervin berkata, tiba-tiba ada sosok laki-laki yang menemui seseorang yang baru saja memasuki gedung.

“Siapa dia? Apa itu ketua dari semua penculik ini?” batin Lyra ingin tahu.

“Perhatian semuanya! Perkenalkan ini tuan Arnold Clyde. Silahkan tuan, ada bisa menjelaskan kepada keenam anak yang sudah kami temukan,” ucap seseorang yang berada di samping tuan Clyde.

Tuan Clyde berdiri dari tempat duduknya, saat laki-laki itu mempersilahkan untuk berbicara. ”Salam kenal semuanya. Saya Arnold Clyde, biasa dipanggil tuan Clyde. Saya adalah salah satu anggota BIN Indonesia,” papar tuan Clyde.

“Mungkin kalian tidak mengerti apa alasan dibawa ke sini. Saya di sini akan menjelaskan semuanya secara jelas," lanjutnya.

Seketika sekujur badan Lyra lemas setelah mendengar perkataan tuan Clyde. Sebenarnya, gadis itu sedikit lega saat tahu dia tak diculik orang berniat jahat. Tapi, di sisi lain dia juga takut, mengapa bisa dibawa ke gedung ini dan bertemu dengan anggota BIN.

“Anggota BIN? Apa terjadi masalah besar? Tetapi apa hubungannya dengan aku?” pikir Lyra.

“Sebenarnya ada masalah dengan teks proklmasi yang berada di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Naskah yang asli telah hilang dan ditukar oleh naskah yang palsu oleh pencuri.asalah ini tidak boleh sampai terdengar oleh masyarakat di luar sana," jelas tuan Clyde.

Lyra tersentak kaget.”Wah. Ternyata dugaan ku benar selama ini.”

“Jadi, alasan kalian di bawa ke sini, yaitu untuk membantu kami dalam menemukan pencurinya dan naskah asli proklmasi. Tidak hanya itu, kalian juga harus mengembalikkan naskah tersebut ke tempat semula, tanpa ada satupun orang luar yang tahu tentang masalah ini.” Tambah tuan clyde

Selesai menjelaskan,Tuan Clyde berjalan mendekat ke arah Lyra serta kelima temannya. “Kalian semua pasti bersediakan melakukan misi ini?” ucap Tuan Clyde dengan nada serius

Semua terdiam. Sepertinya mereka semua pasti masih memikirkan keputusanya dengan matang-matang. Termasuk lyra. Sebenarnya ia ingin membantu. Tetapi, ia juga takut dengan semuanya. Entah itu perjalanan misi atau konsekuensi yang akan dia dapat.

Saat semua masih memikirkan keputusannya, tiba-tiba Rizal berani menjawab pertanyaan tuan Clyde. Karena Rizal merasa tidak punya urusan dengan hal semacam ini dan menolak.

“Saya sama sekali tidak bersedia. Karena saya, tidak ada hubungan dengan masalah itu. Saya tidak mau mengurusi hal-hal yang tidak penting." ungkap Rizal sembari berdiri dan memilih untuk pergi dari hadapan tuan Clyde.

Saat Rizal hendak pergi, tiba-tiba ada peluru yang menebak dada Rizal dari depan. Pria itu jatuh ke lantai dan tak sadarkan diri dalam keadaan yang dadanya berlumurkan darah. Badan Lyra seketika lemas saat melihat darah yang keluar dari dada Rizal. Rasa kaget bercampur takut sama hal nya dirasakan keempat orang yang baru melihat tindakan sempontan tersebut.

Tuan Clyde pun menjelaskan kembali, kalau setiap tindakan dan ucapan pasti ada konsekuensinya, termasuk apabila Lyra dan keempat yang lainnya setuju membantu menemukan naskah itu sebelum jatuh ke tangan orang jahat.

Lyra semakin bingung dengan semuanya. “Argh, bagaimana ini? Kenapa keadaannya tambah rumit!”

▪︎▪︎▪︎

18, September 2021.

Lyra's Secret Mission (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang