By: Ainur
Lyra menemukan sebuah fakta mencengangkan dari deduksinya. Ada mafia narkotika yang menyelinap dan ada pihak dalam yang ikut serta dalam perdagangan benda haram itu.
Mereka adalah ....
Lyra menggelengkan kepala kuat. Kalaupun semua ini benar, ia merasa tidak punya wewenang atas hal ini. Ia sedang fokus pada tujuan utama, yaitu naskah proklamasi.
“Lyra, ada apa?” Ervin menepuk pundak Lyra membuat gadis itu sedikit tersentak.
“Ya? Ti-tidak apa-apa.” Lyra dengan cepat memasukkan benda kecil itu ke dalam kantung bajunya.
“Apa yang kau sembunyikan?” tanya Ervin lagi. Matanya memicing, menatap curiga pada Lyra.
“Tidak ada apa-apa. Ayo! Kita pergi dari sini,” ajak Lyra.
Lyra dan Ervin kembali berjalan menjauhi tempat itu, selama di jalan Lyra tampak sedang berpikir. Bagaimana mungkin BIN bisa kecolongan dengan hal ini? Atau memang Lyra saja yang tidak tahu.
Mereka kembali ke tempat awal, mereka kembali duduk dan tenggelam dengan pikiran masing-masing. Lyra duduk menyandar sambil berpikir tentang bagaimana cara menemukan naskah asli proklamasi. Dalam kebingungan dan keraguan Lyra tiba-tiba ada seorang pemuda yang datang menghampiri.
“Permisi!”
Ervin dan Lyra tersentak saat suara baritone itu menyapa mereka.
“Iya, ada apa?” tanya Ervin berusaha tenang.
“Kalian yang bernama Nona Lyra dan Tuan Ervin?” tanya pemuda itu lagi.
“Iya benar, saya Ervin dan ini Lyra,” jelas Ervin dengan menunjuk Lyra.
Pemuda itu mengangguk dan tersenyum. “Perkenalkan saya Tio, salah satu pegawai di sini. Kalau begitu Tuan dan Nona bisa ikut saya sebentar?”
Lyra dan Ervin tampak bingung, keduanya saling pandang. Ada apa lagi ini. Lyra maupun Ervin tampak waspada.
“Tenang saja, saya hanya ingin mengantarkan kalian untuk beristirahat.” Pemuda itu seolah tahu apa yang tengah di pikirkan Lyra atau Ervin.
Tanpa berpikir lagi akhirnya Lyra dan Ervin pun menyetujui permintaan pemuda itu. Ervin berjalan lebih dulu, setelahnya baru diikuti oleh Lyra.
Pemuda itu berjalan sebagai petunjuk arah menuju lift yang berada tidak jauh dari lobby.
“Silahkan naik!” Pemuda itu mempersilahkan Ervin dan Lyra terlebih dahulu memasuki ruangan persegi empat tersebut, setelahnya Tio mengikuti.
Tio menekan salah satu nomer pada lift, tidak berapa lama benda persegi itu pun membawanya menuju lantai dua. Bangunan megah dengan banyak ruangan itu membuat Lyra kembali kagum.
“Silahkan tunggu di ruangan ini.” Tiba-tiba pemuda itu berhenti di depan pintu bercat coklat yang di sampingnya terdapat sebuah lukisan.
Ervin memandang Lyra sejenak dan setelah itu membuka pintu yang ada di hadapannya. Ervin mulai melangkah maju, pemuda itu tampak takjub dengan ruangan yang serba putih tersebut.
“Nona, bisa ikut saya?” tanya Tio saat Lyra akan mengikuti Ervin untuk masuk.
Dari dalam Ervin melihat Lyra menghentikan langkah, dengan cepat Ervin menghampiri Lyra dan Tio yang masih berdiri di ambang pintu.
“Kenapa tidak masuk?” tanya Ervin, bingung.
Pemuda itu tersenyum dan berbalik menatap Ervin, “Maaf, Nona Lyra harus ikut saya dahulu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyra's Secret Mission (End)
Mistério / SuspenseDi zaman sekarang, rasa nasionalisme anak muda hanyalah sebatas ucapan tanpa tindakan. Berucap mudah, tapi sulit untuk bertindak. Terlebih di zaman modern seperti ini, budaya negara lain jauh lebih menarik dan menyenangkan untuk diikuti. Nailyra Ol...