Dalam perjalanan, kami semua bingung apa yang sebenarnya yang akan di bicarakan Ayah, pasalnya aku dan Tama tak tau apa-apa, Papi dan Mami juga hanya bilang " nanti kalian juga bakal tau " itu saja.
Rasa penasaran kami pun akhirnya terpecahkan setelah kami tiba di rumah. Para Orangtua membahas ini semua dengan serius, di mulai dari Ayah yang ngasih tanggung jawab Tama untuk garap cabang penyewaan mobil di Denpasar dan Papi Mami memberikan Tama Cafe dan Homestay, bahkan beberapa persen saham tambang batubara milik Kakeknya. Tambang itu sebenarnya sudah di akuisisi Prancis,tapi sebagian besar saham masih di pegang Mami sebagai ahli waris tunggal Kakek Tama dari Portugal. Secara otomatis Tama juga pasti akan menjadi pemilik tambang itu.
Aku sangat bersyukur, hubungan antara Tama dan orangtuaku sangat dekat dan baik, begitu pula Aku dan Mertuaku, mereka semua baik, gak kayak mertua yang di sinetron-sinetron Indosayur. Ini merupakan berkat bagi kami berada di lingkungan keluarga yang harmonis.
Kami sebenarnya sudah menerka-nerka apa yang akan di bicarakan Ayah, pasti mereka meminta Cucu dari kami, sebenarnya aku gak mau hamil dulu, pasalnya aku masih harus kuliah dan ikut program profesi dokter spesialis, tapi berkat bujukan dari Tama, aku pun bersedia untuk hamil jika benar Ayah yang minta. benar saja, saat tiba di rumah, para orang tua kami langsung memulai pembicaraan yang serius.
" Begini, to the points aja, kami semua udah tau, kalian udah dewasa sekarang, kalian juga sudah nikah dan harus hidup mandiri tanpa intervensi dari kami... Kalian harus bisa nyiapin segalanya untuk keberlangsungan Keluarga kalian.... Jadi Ayah mau kasih kalian bekal yang mungkin bisa membantu ekonomi keluarga kalian... Ayah kasih kalian bisnis sewa mobil Ayah di Denpasar, lumayan unit mobilnya cukup banyak, begitu pula karyawannya juga sudah ada, jadi Ayah minta kamu Tam, untuk urus dan kembangkan bisnis ayah itu.... " Ujar Ayah.
" Iya, selain itu, Papi juga ada sesuatu untuk kalian... Di Denpasar juga, papi punya Cafe dan Homestay, baru rintis sih kamu juga pasti tau lah Tam... Papi gak bisa memanage bisnis itu selama Papi sama Mami di Bandung, Papi masih sibuk dinas dan Mami juga masih ngurusin bisnisnya. Sebenarnya Papi sengaja buat bisnis itu untuk kamu Tam, jadi Papi minta kamu harus kembangkan bisnis itu, semua karyawan kamu urus dengan baik, kembangkan mereka, jangan buat semena-mena ke mereka.... Papi bakal bantu modal bila suatu saat ada kesusahan, tapi Papi harap, Kamu Anjani, sama Tama bisa kerjasama untuk memajukan bisnis Papi sama Ayah. Bisnis itu bukan milik Papi lagi, sekarang itu jadi hak penuh kalian... Papi gak minta apapun dari itu.... "
" Bener kata Papi kamu Tam, tempat sewa mobil kebetulan Deket sama cafe sama homestay kalian, so itu bisa bikin untung karena turis asing yang tinggal di homestay bisa sewa mobil untuk wisata, semua sistem sudah ada tinggal kalian jalanin bareng karyawan kalian.... "
Mendengar itu semua Aku dan Tama cuma bisa bengong, aku tak menyangka di beri tanggung jawab sebesar itu. Tapi ini juga sebagai modal kami untuk menghidupi keluarga kecil kami.
" Bagaimana Tam... Kamu bisa Ya.... "
" Hmm, Astungkara... Tama akan belajar, doakan saja Tama bisa kerjakan tantangan ini.... "
" Nah, gitu dong... Itu baru Jagoan Papi.... "
" Satu lagi, Mami sama Papi sepakat, untuk kasih 10% saham perusahaan Batubara kita untuk kalian... Tapi ada syaratnya.... " Mami ikut nimbrung.
" syarat.... " Ucap Tama sambil menggaruk kepalanya yang gak gatel.
" Kalian harus kasih kami Cucu.... " Ucap Mami.
" Ya, Bener... Ayah pengen banget nimang cucu dari kalian... Itu saja yang Ayah minta dari kamu Anjani, Tama.... " Ujar Ayah.
" Tapi Ayah, sebenarnya aku belum berencana untuk hamil... Ayah tau, aku masih kuliah, aku juga harus ambil program profesi spesialis, Anjani gak mau bikin anak Anjani ikut capek ayah.... "
" Sekarang kan masih online... Lagian program profesi kamu kan setahun lagi.... " Ucap Ayah.
" iya,tapi gimana kalau udah lahiran, anak kami nanti gimana, siapa yang jaga... Aku kuliah, Tama kuliah sambil urus bisnis... "
" Anjani sayang, Ibu siap kok jaga Anak kamu... Malah Ibu seneng.... "
" Iya Ni.... Mami juga bisa urus anak kamu juga, bila perlu setiap weekend Mami bisa pulang ke sini untuk bantu Ibu kamu urus cucu kami... Ya gak Bu Made.... "
" Iya, Bener kata Ibu April, kami siap kok, kalau kalian sibuk kami bisa bantu... Apalagi ini cucu pertama.... "
" Tuh, denger... Ibu sama Mami bisa bantu... So mau ya kalian kasih cucu untuk kami... Kalian udah cocok tanam kan.... Plz jangan pake Kondom... Lebih cepat lebih baik.... "
" I... Iya Pi... Tama sama Anjani udah sex semalam, dan gak pake apa-apa...."
" Kalian cum di dalam kan.... " Ucap Papi lagi.
" I... Iya... Aku cum di dalam... " Jawab Tama, aku pun ikut menjawab dengan anggukan kepala.
" Nah, gitu dong... Udah resmi ini,gak perlu takut hamil.... Papi yakin bentar lagi kalian bakal punya anak... Jangan sia-siakan berkat dari sang hyang Widhi... Percaya deh, kalian punya anak, rejeki kalian pasti bakal banyak.... "
" Iya... "
Setelah pembicaraan serius kami lanjut dengan acara makan-makan, aku pun kembali di ajarkan beberapa resep masakan oleh Ibu dan Mami, terlebih Mami yang tau betul apa makanan favorit Tama dan apa yang tidak disukai Tama. Selain itu aku banyak diberitakan ilmu rumah tangga, manajemen keuangan, manajemen sabar dan satu hal yang berguna dari Mami, aku di ajari trik menghadapi Tama bila dia lagi bad mood, karena memang Tama kalau sudah bad mood, dia akan susah di ajak ngomong. Hem apalagi emosi, walaupun dia berwajah bocah, tapi sabuk taekwondo dia gak bohong, Jambret aja di buatnya patah tulang, tapi selama pacaran Tama gak pernah kasar padaku. Tapi sebagai jaga-jaga Tama emosi, aku jadi tau apa yang bisa membuat dirinya tenang.
" Ni... Jaga baik-baik Tama ya.... Walaupun dia kelihatan tangguh, tapi dia itu rapuh... Dia cengeng, kalau dia ada apa-apa dan Tama buat macem-macem ke kamu, telpon mami ya.... Mami percaya, kamu bisa jaga Tama... You know, kamu itu punya sifat kayak Bundanya Mami... Neneknya Tama... Aku yakin, kamu bisa membuat Tama nyaman.... Mami percaya itu.... "
.
.
.
.
.
Bersambung