Australia

798 11 0
                                    

Gak seperti kebanyakan pasangan kekasih yang keliatannya romantis kompak dan apalah itu, aku dan Tama malah keliatan seperti teman biasa dia jarang pegangan tangan, jarang ngerangkul, apalagi ngehombal dan ngasih hadiah, jangankan ngegombal, ngomong aja dia minim, ala kadarnya, kecuali ada sahabat setianya Timo, Tama akan ngobrol ya itupun sedikit juga. Di tongkrongan yang isinya gang gak jelas, Aku, Afifah, Timo, dan tentunya Tama ya cuma ngobrol yang biasa-biasa aja kayak temen biasa gitu.

Walaupun begitu, Kami selalu bersama, dia sering ada disaat aku butuh, ya paling banyak sih waktu aku kehabisan uang saku gegara kebanyakan beli ini-itu, Tama gak di minta pun suka ngasih pinjem uang, dan aku gak pernah kembaliin uang itu sampai sekarang, abis dia suka lupa kalau udah minjemin uang.

Di balik sifatnya yang datar, dia ternyata orangnya kompetitif dan maha perfeksionis, apapun dia harus sesuai target dan persis kayak yang dia mau. Urusan parkir, dia juaranya paling rapi, apalagi kamarnya, wah kalah jauh kalau di bandingkan sama kamarku. Semua barang yang dia punya tapi banget, sampai hal kecil kayak kunci mobil sama kunci motor, dia kasih gantungan dan di kasih nama biar tempatnya tetap di situ, gak pindah-pindah.

Ya positif negatifnya dia ada hal yang sebenarnya aku syukuri, Tama orangnya Loyal, aku yang sebenarnya cuma pacar dia bikinin paspor dan di ajak ke dua negara sekaligus, Australia dan New Zealand. Ya sebenarnya Papi dan maminya yang ajak, tapi urusan paspor dan Visa Tama yang urus.

Se umur hidup baru pertama kalinya menginjakkan kaki di negeri orang, pertama kami ke Brunai Darussalam dulu untuk transit, lalu ke Australia tepatnya di Melbourne, ya harusnya di sana kami cuma transit doang tapi transitnya itu hampir sembilan jam, jadi kami putuskan untuk happy-happy di negri kangguru. Hal itu membuat aku bahagia.

Di taman pinggir canal Melbourne, waktu pagi begitu indah, kami mencoba rehat sambil menikmati pemandangan canal yang bersih dan perkotaan yang rapi di temani hotdog lezat yang cukup mengganjal perut. Sementara itu Timo sibuk main skateboard bareng warga lokal, memang dia orangnya supel banget, baru beberapa menit aja dia udah berteman dengan anak skateboard Melbourne dan minta dia ajarin pula.

" Haha, Timo Timo, bisa aja dia minta di ajarin main skateboard sama orang lokal.... "

" Maybe urat malu dia udah ilang.... "

" Hehe... Kamu ini.... " Kataku, Tama hanya nyengir dan kembali menyantap hotdognya.

" Makasih banyak ya.... " Kataku

" Makasih banyak untuk apa.... " Tama nanya balik dengan muka datarnya.

" Makasih karena kamu ajak aku kesini.... "

" Ouh, it's oke... Aku cuma mau kamu seneng aja... Lagian Papi yang minta, Timo juga di ajak, malah sama pacarnya, masa aku nggak.... "

" Tam, jujur kamu pacar aku yang terbaik.... "

" Memangnya kamu pernah punya pacar selain aku.... " Ucap Tama sambil berdiri ke arah Food truck yang gak jauh dari tempat kami duduk, ya jaraknya sekitar 10 meteran.

" Ih, dia ini kalau di ajak ngomong suka pergi gak bilang-bilang.... " kataku. Tak lama Tama kembali sambil bawa dua cone ice cream yang dia bawa di kedua tangannya.

" Nih, Ice cream... Ini rasa Vanila, dan ini rasa strawberry, kamu mau yang mana.... " ucap Tama sambil nyodorin dua eskrim di tangannya.

" Strawberry aja.... "

" Nah.... Oh iya, kamu mau ngomong apa tadi.... "

" Nggak... Aku lupa.... "

" Oh... Oke " ucap Tama dengan datarnya.

Kami pun menyantap Es krim tanpa ngobrol apapun lagi. Sementara itu Timo masih sibuk main skateboard walaupun di bumbui jatuh bangun karena belum menguasai teknik main skateboard.

" Oke Buddy, I'm tired... Thank for the skateboard.... " Ucap Timo pada salah seorang pemilik skateboard itu.

" Oke... See you again.... " Ucap pemuda itu sambil berlalu memainkan skateboard-nya.

" Huah, capek banget.... Wah enak ya kalian makan eskrim gak ajak aku.... "

" Kamu aja yang sibuk sendiri.... " Kataku.

" Ah, kalian berdua kan sibuk pacaran, masa aku jadi setan diantara kalian.... "

" You wanna try it... "

" Sure... "

" Beli... Noh Abangnya... " Kata Tama sambil memasukkan sisa eskrim di yang ada di cone.... "

" Huah, pelitnya awakmu Rek.... "

" Ne Ketu ae Ngelik.... ( gitu aja Nangis...) "

" Haha... Melas nah, Bli kasih Timo sekedik nah.... "

" Please stop mu basa Bali... If you speak Balinese only You, Tama, and Maybe god understand.... " Celoteh Timo sambil melangkah menuju pedagang es krim.

" Haha... ngambek dia.... "

" Ya itulah Timo... Kami memang seperti kakak adik, or Maybe twin brother, karakter kami beda tapi saling melengkapi.... "

" You two so lucky.... Aku memang banyak temen, tapi mereka ya kayak gimana ya, kalau aku ada uang, mereka ada, tapi waktu aku susuh... Mereka malah ilang.... "

" Hmm... sekarang Kamu punya aku... Aku dan Timo gak akan seperti itu... Terlebih aku akan selalu ada untukmu.... Astungkara "

" Ini gombal atau apa... Gak biasanya kamu ngomong gitu.... "

" Gombal menurut aku hanya ungkapan omong kosong yang belum tentu benar... 'cintaku padamu sedalam samudera.... ' Hem falsehood.... Aku lebih suka ngomong apa adanya, gak penting untuk di lebihkan.... "

" Tam... Kita kan pacaran.... "

" Ya... That's true...."

" Kalau misalnya aku ternyata punya selain kamu gimana.... "

" Aku gak bisa buat apa-apa... Itu bukan urusanku... Urusanku cuma bagaimana caranya supaya aku setia... Itu aja, aku gak peduli kalau ternyata aku cuma kekasih bayangan atau apalah itu... Karena aku akan mempercayai kalau pasangan aku akan setia... Sisianya biar jadi urusan dia dan Tuhan.... "

" Tam, percayalah... Aku cuma punya kamu.... cintaku cuma kamu "

" No... Jangan gitu, cintamu yang sebenarnya itu bukan aku... Tapi keluargamu dulu, baru aku... Selagi kita masih pacaran dan belum legal, kita gak boleh berharap banyak... Banyak kemungkinan yang bakal terjadi... "

" Aku akan bahagia kalau nanti kita bisa hidup bersama... Aku dan kamu jadi satu dalam ikatan cinta.... "

" Aku takut... Banyak sekali wanita yang aku cintai pergi.... "

" Itu karena mereka bukan jodoh kamu... "

" Ehem... Pacaran Mulu.... "

" Dah... Ayo kita cari restoran... Aku lapar, bentar lagi kita harus ke bandara.... "

" Yah, belum juga dimakan eskrim-nya... "

" Sambil jalan oneng.... " Ucap Tama sambil berjalan.

Singkat cerita, kami tiba di tempat seperti cafe, disana kami makan siang dan bersantai sejenak. Dua jam berlalu, kami pun kembali ke bandara untuk check in. Ya walaupun cuma enam jam di Australia tapi kami puas kulineran, keliling kota, dan belanja. Ya walaupun nambah bagasi tapi ia oke lah. Tama yang bayar. Dia kan anak sultan textile jadi gak seberapa lah. Malah dia dan timo belanja popok merek Amerika buat stok katanya. Gitu deh Diaper lover every day in Diaper Dan popok jadi kebutuhan pokok mereka. Tapi jujur aku lebih suka pake Popok kalau berpergian, lebih safe, daripada ke toilet umum, udah bayar belum tentu bersih pula. Apalagi waktu periode, aku lebih suka pake Popok daripada pads atau tampon, lebih awet dan anti bocor pula.

Keseruan kami belum selesai sampai di Melbourne saja, justru kami baru mulai, petualangan kami akan lebih seru lagi di negeri kiwi Aotearoa A.K.A New Zealand.

See you Melbourne, and Aotearoa, We Are coming

.
.
.
.
.
Bersambung

Diapers in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang