Satu Minggu kemudian, setelah kedua orang tua kami pulang ke rumah masing-masing, Papi Mami ke Bandung dan Ayah ibu ke Gianyar. Kini aku dan Anjani kembali hidup mandiri, dan sekarang bertambah lagi satu anggota keluarga Anjatama yaitu Audrey, dan satu anggota keluarga tidak tetap Arimbi yang masih bersama kami untuk membantu. Selama Anjani di masa pemulihan pasca operasi Caesar, Aunty dan Arimbi sering Collab masak untuk kami. Kalau aunty sih biasa masak atau ngirim makanan untuk kami, dan juga sering mampir untuk ngajarin Anjani masak, tapi sekarang karena Anjani masih pemilihan, tugas Anjani di limpahkan ke adiknya, Arimbi.
Malam pertama, kedua sampai ke tujuh dilalui dengan mudah karena orangtua kami ada di rumah dan membantu mengurus Audrey, seperti menggantikan popok, menyeka, dan lain-lain sejak di tinggal kedua orang tua, kami pun memulai tantangan yang sebenarnya, yaitu mengurus sendiri anak kami. Di malam pertama mengurus baby, kami pernah lupa kalau kami sudah punya baby. Waktu tengah malam, dan kami sedang nyenyak tidur, tiba-tiba terdengar suara tangis bayi di kamar kami.
" Yang, bangun... Kamu denger suara baby gak... " Ucap Anjani
" Iya, baby nangis... Hih, merinding... Jangan-jangan.... "
" I...ih, jangan nakut-nakutin dong sayang... Aku masih trauma sama kejadian di villa waktu itu tau.... " Tangis baby pun semakin keras
" hih... Takut.... " Ucap Anjani sambil peluk aku kuat-kuat. Aku pun juga takut dan memejamkan mata sambil menyembunyikan wajah di pundak Anjani.
Tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu.
(Dor-dor-dor)
" Hantunya marah sayang.... Hih.... "
" Woi pea... Anak kalian nangis tuh hoi... Gak denger apa... Bli, Gek... Bangun... Audrey nangis.... " Teriak Arimbi.
" Audrey.... " Kami kompak saling tatap.
" Astaga anak Mama.... " Kami pun bergegas menuju pojok sebelah kanan ranjang kami, disana letak box tidur Audrey. Aku pun menyalakan lampu agar kamar kami terang, tak lupa membukakan pintu untuk Arimbi masuk.
" Gimana sih, anak sendiri gak tau.... "
" Namanya juga baru seminggu, lagian kemarin-kemarin Audrey kan sama nenek kakeknya.... "
Ternyata Audrey ngompol dan popok yang dia pake penuh oleh pipisnya sendiri, Anjani pun menggantikan segera popok Audrey dan mengganti alas tidur Audrey dengan yang kering.
" Ututu... Audrey, kamu mau tidur sama Papa Mama... Sambil Mimi.... " Tawar Anjani ke Audrey yang sebenarnya belum bisa bicara untuk membalas tawaran Audrey. Anjani pun menggendong Audrey ke ranjang kami dan mulai menyusuinya.
" Dah, tunggu apalagi Arimbi, sana tidur lagi, atau mau gantiin Audrey tidur di box baby.... "
" Ih... Ya kali Bli, dah... Aku tidur lagi... Udah jam dua... Happy Good night Papa mama... "
" Bye Arimbi...." Aku pun menutup rapat pintu pelan-pelan dan mulai kembali ke ranjang.
Audrey nampak tenang di dekapan hangat dari Anjani, begitu pula Anjani yang mulai mengantuk saat Audrey masih saja menghisap puting payudara kanan Anjani.
" Kalian belum bobo.... " Ucapku pelan sambil mengelus pelan pipi lembut Audrey.
" Masih lapar dia, jadi puting aku masih dia isep.... "
" It's oke Sayang.... Aku temenin kamu sampai Audrey bobo.... "
" Ribet juga ya kalau asi eksklusif gini... Sehat sih, tapi pegelnya.... "
" Jangan itungan dong ke anak sendiri.... Gak papa, kamu kan Mama yang terbaik.... Demi anak kita yang cantiknya kayak Mamanya... "
" Iya deh.... Bener ya kamu temenin aku sampai Audrey tidur.... "
" Iya, aku temenin.... "
" Twinkle twinkle little star nana nana nana na.... " Anjani bernyanyi pelan sembari mengelusi pipi Audrey dengan jemarinya.
Tanpa sadar, suara Anjani membuat aku mengangguk dan otw menuju mimpi, baru aja aku masuk awalan mimpi tiba-tiba aku merasakan ada yang menjepit hidungku.
" Hey, bagus ya... Katanya mau temenin aku begadang.... " Bisik Anjani yang agak bernada kesal.
" Akh... Gak bisa napas tau.... "
Tiba-tiba sang putri mahkota menangis kuat karena terganggu papa mama-nya yang pea.
" Aduh, Nangis deh.... "
" Unch... Anak Papa, jangan nangis dong sweet heart.... Unch Unch.... "
" Audrey Audrey, anak Papa Mama... " Nyanyi Anjani sambil menimang Audrey di kedua lengannya. Lama-lama akhirnya Audrey bisa tenang. Sekitar 15 menit Anjani menimang Audrey hingga tidur, karena tidak mau Audrey terganggu, akhirnya Audrey kembali di tidurkan di baby boxnya.
" Huah, akhirnya tidur juga.... " Ucap Anjani sambil berjalan penuh kepayahan menuju ranjang, sementara aku mengekornya sambil memijat pundak Anjani.
" Sabar ya Mama.... Lima tahun lagi, Audrey pasti mandiri.... "
" Anak kita satu dulu aja ya, klo udah gedean baru tambah lagi.... "
" Yah, aku gak bisa main sama kamu lagi dong.... "
" Bisa, tapi jangan sampe cum di dalem.... Much better put on condom..."
" Akh, gak asyik dong.... "
" Di asyikin aja.... "
" So, kapan kita main.... "
" Sebulan lagi.... " Ucap Anjani sambil membalikkan tubuhnya membelakangi ku.
" Kalau gitu sih masih lama.... Sabar sabar ya Exocet.... "
Karena ngantuk, aku pun akhirnya menuju alam mimpi yang indah.
.
.
.
.
.
BersambungSuka dengan cerita kami... follow kalau belum, Jangan lupa, vote 🌟, komentar 💬 dan masukkan cerita kami ke reading list kalian ➕.
Baca juga cerita kami yang lain selagi menunggu part selanjutnya ya.... See you next part, and happy good days