Ah, setelah sekian lama aku berlibur di negeri kangguru, akhirnya aku kembali lagi ke Bali... Oke dah, maaf ya aku gak up cerita ini lama banget... Oke aku lanjutkan....
Akhirnya max terpaksa ikut kami bermain challenge popok, hingga akhirnya jam menunjukkan tengah malam dan kami semua mengantuk. Challenge popok pun selesai. Masing-masing dari kami memakai handuk lalu melepaskan popok kami. Ini dilakukan untuk menghindari kecurangan bila kami melepaskan popok di toilet.
Kami pun langsung mengumpulkan popok dan membandingkan siapa yang paling berat dan penanganannya adalah Nichole. Semua orang jelas kaget mengetahui Nichole yang menang, secara dia itu sebenarnya bukan ABDL sejati, dia cenderung memakai popok ketika bertemu teman-teman-nya saja.
" Seriously Nichole, kenapa kamu bisa pipis sebanyak itu.... " Ucap Dave.
Nichole pun menjawab dan menceritakan semua kepada kami.
" Begini ceritanya... " POV Nichole.
Aku sebenernya berkembang seperti anak normal lainnya, aku berasal dari Kanada dan di usia lima tahun aku sekeluarga pergi ke New Jersey USA. Kala itu Ayahku berkerja sebagai konsultan properti disana. Kami hidup bahagia sebagai keluarga yang harmonis.
Aku sampai usia 7 tahun merupakan anak tunggal, selama itu aku sangat dimanja oleh orangtuaku layaknya seorang putri kerajaan. Sampai suatu ketika, Mommy mengatakan padaku kalau aku akan mendapatkan adik laki-laki. disitu aku sangat kecewa, aku takut kalau perhatian Moms and Dad teralihkan kepada adikku, aku menangis seharian sampai Dad pulang kantor. Dad menyayangiku, dia membujuk aku agar mau menerima keberadaan adik. Aku yang masih polos tetap tidak mau dan meminta agar aku di kirim kembali ke kanda bersama nenek.
" Tidak Nichole, kau harus tetap disini bersama kami, Nenek sudah tua, dia harus menikmati masa tuannya bersama kakek... Kamu kan gak mau kalau kakek dan nenek sakit.... " Ucap Daddy.Aku masih tetap ngambek dan kabur ke kamar mengunci diriku.
" Aku gak akan keluar kamar ini selamanya..."
Namun, aku tetaplah butuh mereka. Keesokan paginya aku keluar dan menemui mereka di ruang makan. Mommy dan dad terus berusaha untuk membujuk aku, entah dengan mengajakku liburan sampai dibelikan apapun demi kebahagiaan aku dan demi aku menerima calon adiku. Sampai saat Mommy hendak melahirkan mereka tetap memanjakan aku.
" Kami gak akan pernah mengurangi rasa sayang padamu.... " Ucap mommy.
Beberapa jam kemudian Mom's selesai melahirkan dan Adikku lahir dengan sempurna. Adikku kemudian diberi nama Austin, dia sangat tampan dengan mata kebiruan dan bibir mungilnya terus menerus mengeluarkan tangisan. Nampak jelas ekspresi wajah bahagia terpancar dari Moms dan Dad.
Berbulan-bulan kami jalani dengan anggota baru Keluarga kami yang hobby sekali menangis, aku sampai gak bisa tidur, setiap kali nangis Moms dan Daddy selalu berusaha membujuk Austin untuk tenang, mereka benar-benar meluangkan waktu sepenuhnya untuk Austin dan seolah melupakan kehadiranku. Aku hanya sendirian di kamar dan hanya ada boneka Barbie yang menemaniku. Aku berusaha untuk tabah dan menjalani ini semua, usiaku masih 7 tahun tapi aku berusaha untuk menjadi dewasa yang mandiri. Tak ada lain cerita sebelum tidur dan tak pernah lagi aku di antar ke sekolah apalagi di ajak jalan-jalan. Mereka semua kelelahan mengurus Austin.
Hingga aku menemui Moms dan Daddy tengah tertidur di sofa sementara Austin tengah tertidur di keranjang Baby box portabel miliknya. Aku menghampiri Austin dan kebetulan Paci Austin jatuh dari mulutnya, aku pun hendak mengambil dan memasukan kembali ke mulut Austin agar dia tidak menangis. Saat paci itu hendak ku sentuh, tiba-tiba Austin menangis dan membuat Moms dan Dad terbangun.
" Apa yang kau lakukan Nichole... " Ucap Mama marah.
" Aku hanya.... " Belum sempat menyelesaikan perkataanku kali ini daddy ikut memarahiku.
" Kamu ini, membuat masalah saja, sana pergi ke kamarmu... "
Aku saat itu hanya bisa berlari ke kamar menahan tangis, aku benar-benar tidak di butuhkan lagi oleh mereka, aku tidak merasa bersalah tapi mereka menyangka yang tidak-tidak padaku. Aku menatap Barbie dan layaknya anak kecil pada umumnya, aku pun berbicara pada boneka itu.
" Barbie, apa yang harus aku lakukan, Apa mahkotaku sudah di ambil oleh Austin... Dia juga ambil Moms and dad dariku.... " Aku memandangi Barbie seolah menunggu dia menjawab.
Aku kemudian berbaring di kasur dan terus memikirkan cara agar bisa kembali di perhatikan oleh Moms dan Daddy. Tanpa sadar aku tertidur sampai alarm jam weker membangunkanku di pagi harinya.
Aku bergegas mandi dan bersiap ke sekolah karena aku takut tertinggal bus sekolah. Penampilan aku begitu tak terurus aku memakai pakaian apa yang aku temukan, tak peduli itu sudah rapi atau tidak yang penting aku pergi ke sekolah. Aku sangat sering melewatkan sarapan sampai Moms selalu menitipkan makanan kepada Mr Jed yang merupakan petugas kebersihan yang rumahnya tak jauh dari rumah kami.
Jam istirahat pun tiba, aku dan dua temanku yang bernama Marry, dan Elly berkumpul bersama untuk bercerita, namun saat itu aku sedang bad mood dan tidak banyak bicara pada mereka.
" Kamu kenapa Nichole... "
" Aku tak apa-apa.... "
" Aku tau, pasti Moms and dad mu tidak memperhatikan kamu lagi.... "
" Ah sudah lah Merry, aku tak mau membicarakan itu... "
" Aku di rumah di perhatikan terus oleh Mama..."
" Iya, itu karena kamu anak terakhir Elly.... "
" Aku tau, mungkin karena orang tuamu terlalu sibuk mengurus Austin yang masih bayi... " Ucap Elly
" Iya itu benar... " Ucap marry
" Tapi aku masih ingin aku yang dulu... "
" Kalau kamu mau seperti dulu, kenapa kamu gak bersikap seperti bayi saja.... " Ucap Merry
Bersambung