Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . . . . . . HAPPY READING📖
Pukul 00.00
Hueningkai sedari tadi mondar-mandir menunggu kepulangan si laki-laki kelinci manis yg tak kunjung pulang hingga sekarang.
Sedari tadi Hueningkai menelfon nomornya juga tak kunjung diangkat, dirinya sudah ngantuk berat, sudah makan malam dan menyisihkan untuk Soobin yg tak kunjung pulang.
Hingga tanpa disadari dirinya tertidur di sofa ruang tamu akibat kelamaan menunggu laki-laki manis itu.
Pukul 03.00
Hueningkai terbangun dari tidurnya dan tersadar dirinya yg tertidur di sofa hingga membuat seluruh badannya pegal.
"Kak Bin udah pulang belum sih?"
Kaki jenjangnya dia bawa menuju lantai dua guna melihat kamar laki-laki manis itu.
Cklek
Pintu perlahan terbuka dan ternyata orang yg ditunggu sudah pulang dan sekarang tertidur dengan seragam yg masih lengkap dan tengkurap.
Hueningkai menghela napas lalu mencoba membenarkan posisi tidur si manisnya menjadi posisi miring lalu menyelimuti nya dengan selimut tebalnya.
Jika dilihat dari dekat maka terlihat wajah putih nan mulusnya itu, tanpa sadar tangannya mengelus pipi tembam itu.
"Kak Bin memang manis apalagi kalo lagi tidur tapi kalo udah bangun maungnya ikut bangun"
Laki-laki bule itu menghela napas,"Kapan sih Kak? Kakak buka pintu hati Kakak buat aku?"
Ia sisir surai hitam itu dan membenarkan rambutnya yg menutupi keningnya hingga ia beranikan diri mengecup pelipis si manis.
"Mimpi indah"
Setelah itu dia melenggang pergi dari kamar itu menuju kamar sampingnya.
Soobin sempat tersadar tadi kala Hueningkai mengecup pelipisnya namun ia anggap adalah mimpi.
. . . . . ⓀⒶⒾⒷⒾⓃ . . . . .
Paginya di kediaman Kaibin ini, sesosok laki-laki bule itu tengah sarapan hasil masakannya di meja makan seorang diri.
Si manisnya belum bangun dari tidur, mau bangunin tapi kasihan sepertinya dia kelelahan jadi Hueningkai biarkan saja.
