Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . . . . . . HAPPY READING📖
Trauma tetap trauma, sangat sulit untuk dihilangkan, begitupula dengan Soobin.
Bayang-bayang dirinya dengan Yeonjun terus menghantui dirinya, perasaan takut tak kunjung hilang.
Bahkan dia tak mau keluar dari kamarnya, hanya duduk berdiam diri, melamun dan kadang berteriak ketakutan.
Itu membuat Hueningkai merasa sangat bersalah karena tak dapat menjaga si manisnya dengan baik, dia gagal benar-benar gagal.
Satu bulan terlewatkan pun keadaan tetap sama, tubuh ringkih itu kini semakin kurus.
Soobin terpaksa tidak bisa mengikuti ujian kelulusan yg artinya dia harus mengulang lagi tahun depan.
Suara pintu terbuka menampilkan sosok dengan seragam sekolahnya, menatap kearah kasur yg terdapat si manis tengah melamun, lagi.
Ia menghampiri sosok itu lalu duduk di pinggir kasur dengan pelan, melirik ke arah nakas yg berisi nampan yg masih utuh tak tersentuh.
"Kak Bin?"
Yg di panggil pun melihat ke arah sosok berseragam sekolah itu.
"Gak makan?"
Hanya dibalas gelengan oleh si manis.
"Mau aku suapin hm? Kak Bin harus makan"
Tangannya mengambil piring berisi makanan lalu menyendokkan dan menyodorkan sendok ke depan mulut si manis.
"Makan yah? Aku suapin"
Bibir pucat itu terbuka, menerima sendok berisi makanan, mengunyah dengan pandangan kosong lalu membuka mulutnya kembali.
Hueningkai tersenyum, setidaknya si manisnya mau makan.
Tetapi baru beberapa suapan, Soobin langsung lari kedalam kamar mandi memuntahkan isi perutnya.
Dengan sigap Hueningkai memijat tengkuknya dan membantu si manis menuju kasurnya namun baru saja keluar dari kamar mandi, tubuh Soobin limbung ke belakang beruntung Hueningkai menangkapnya.
"Kak!!"
Dengan segera dia angkat tubuh kurus itu dan langsung dibawa keluar menuju mobilnya.
Ia meletakkan si manis di kursi samping kemudi tak lupa memasangkan sabuk pengaman nya lalu langsung masuk ke bagian pengemudinya dan menancapkan gas menuju rumah sakit.
