Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . . . . . . HAPPY READING📖
Seorang pemuda dengan baju santainya tengah berjalan mondar-mandir di ruang tamu sembari menggenggam handphone nya.
Tangannya sibuk mendial nomor orang yg dia tunggu namun hanya suara operator lah yg menjawabnya.
"Kak Bin dimana yah? Gak biasanya banget dia pulang telat kaya gini"
Netranya menatap jam dinding yg sudah menunjukkan pukul 10 malam namun si manis yg dikhawatirkan tak kunjung pulang.
Brak!
"Astaga, Kak!!"
Dia berlari menuju orang yg dia tunggu-tunggu itu membuka pintu dengan keras dan jatuh terduduk dengan tubuh yg bergemetar.
"Kak Bin kenapa??"
Segera Hueningkai peluk tubuh dengan balutan hoodie yg bergetar hebat.
"Hiks t-takut" isakan yg hanya mampu dia keluarkan membuat sang suami bingung sekaligus cemas.
"Tenang ok? Ada aku disini, Kak Bin aman"
Dengan segera dia membopong tubuh bongsor istrinya dan membawanya ke atas menuju kamar mereka.
Merebahkan tubuhnya yg masih bergetar hebat, tangannya mengusap surai yg lepek penuh keringat itu.
Si manis memeluk pemuda bule yg duduk di sampingnya lalu menyembunyikan wajahnya ke perut nya, tak membiarkan Hueningkai bergeser sedikitpun.
"Kak Bin gak papa?" perasaan cemas terhadap Soobin nya mulai melanda apalagi melihatnya yg bergetar ketakutan.
"J-jangan pergi hiks, t-takut"
"Gak kok, aku gak pergi. Sekarang tidur yah? Atau mau mandi dulu?"
Soobin tak menjawab, Hueningkai mulai merebahkan dirinya di samping Soobin.
Membalas pelukan erat itu dan mengusap punggungnya perlahan, beberapa kali dia mengecup pucuk kepala istrinya, memberi afeksi menyalurkan ketenangan melalui usapan.
Hueningkai mendesah pelan, apanya terjadi dengannya? Aroma tak mengenakkan ini membuat Hueningkai berpikir yg tidak-tidak.
