17

381 53 10
                                    





~~~~~~~








"Katakan apa yang kau tahu," cecar PP begitu tiba di meja cafetaria, pada billkin yang telah duduk disana menyesap pelan kopi expresso ditangannya. Billkin melirik sekilas kearahnya, meletakkan kembali gelas kopi ke atas meja.


"Aku senang kau datang, jadi kau berubah pikiran?.." goda Billkin, langsung di hadiahi lirikan tajam dari pria cantik itu. "Kau ingin ku pesankan sesuatu?  mereka punya dessert terbaik di kota ini," ujarnya seraya membolak-balik kertas menu ditangannya.

"Jangan bertele-tele, aku tidak datang kemari untuk duduk santai denganmu!" Sentak PP.

Billkin menghembuskan napas berat, "apa semua golongan atas seperti ini? Tidak bisa menerima niat baik orang lain? Hidup kalian terlalu serius," ucap Billkin yang kini memainkan pinggiran gelas kopi miliknya.

"Tuan Ballikin...,"

"Billkin," Sahutnya datar.

"Terserah siapapun namamu, jangan buang waktuku dan katakan saja apa maksudmu!!" PP kembali menyentaknya. Billkin menelan ludah gugup, maksud hati ingin bertindak misterius dan membuat pria itu terintimidasi olehnya, tapi sekarang malah dia yang merasa  diintimidasi oleh pria itu.

Billkin berdehem sekali, "aku tidak bisa mengatakannya di tempat ini,"

"Lalu kenapa kau menyuruhku datang kesini!!.....," PP menggeram kesal.

Sebelum kembali mendapatkan semburan untuk kedua kalinya, Billkin langsung mengatakan apa masalahnya, "ada tiga orang mencurigakan di belakangmu," Bisiknya pelan, PP memperhatikan sekelilingnya dan melihat tiga pelanggan pria yang duduk beberapa meja dari mereka terus melirik ke arahnya atau lebih tepatnya pada meja mereka.


Billkin bangkit dari duduknya, berdiri disamping PP, meletakkan selembar tisu dihadapannya kemudian melangkah pergi, masuk kebagian belakang cafe. Membuka tisu putih dihadapannya, yang bertuliskan–ikuti aku setelah 5 menit–.




Bangun dari duduknya, berjalan kebagian belakang dimana tempat Billkin pergi, seraya kembali melirik sekeliling tiga orang disana masih saja memperhatikannya, baru saja masuk ke bagian belakang cafe tiba-tiba tangannya di raih dan ditarik berlari. Masih mencoba mencerna apa yang sedang terjadi, menemukan bahwa pria yang tadi duduk dimeja bersamanya yang kini sedang menariknya berlari melalui lorong lorong sempit.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya heran, namun tidak menghentikannya berlari.


"Melarikan diri," sahut Billkin, berbelok ke bagian lorong kanan dengan tangannya yang masih menarik PP berlari bersamanya.



"Dari siapa?......" Suara langkah kaki yang terdengar dibelakang mereka menghentikannya untuk kembali bertanya.

Billkin menoleh padanya tersenyum tipis,  "orang jahat,"

Mencapai pintu belakang gedung, membuka pintu tersebut dan keluar dari sana yang langsung disambut sebuah mobil sedan hitam terparkir tepat di bagian luar pintu.


Keduanya masuk ke dalam mobil dan duduk di bagian kursi belakang. "Siapa kalian!!.." seru PP melihat dua orang pria duduk di bagian kursi depan. Tiga orang pria yang mengawasi mereka sejak didalam cafe, juga keluar dari pintu belakang gedung. Pluem dan Billkin meraih pistol, menembakkan kearah lengan ketiga orang tersebut. "Apa-apaan ini!!" PP yang semakin bingung dengan siapa orang-orang yang sedang bersamanya dan apa yang sedang mereka lakukan.


{ caught in a scandal }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang