~~~~~~~~
"Aku harap apa yang kau katakan itu benar, jika tidak kalian semua akan mempertanggungjawabkan ucapan kalian dihadapan semua orang!!" PP mengecam keras pada Ja phachara, yang dimana sekarang kelimanya duduk mengelilingi meja yang diatasnya terdapat satu tablet Samsung galaxy, telinga setiap orang menggunakan Headset kecil.
"Selamat siang, dengan rumah tuan Trippa singkana?" suara seorang pria terdengar sangat sopan, "iya benar ada yang bisa kami bantu?" Suara wanita paruh baya yang sangat PP kenali dengan baik, dia adalah kepala pelayan yang telah bekerja disana sejak 40 tahun.
Didalam tablet hanya layar hitam yang terpampang disana. Tidak menunjukkan gambar apapun, hanya suara yang keluar dari Headset yang mereka pakai, PP bertanya-tanya untuk apa tablet itu diletakkan bila tidak ada apapun disana. Suara langkah kaki yang berjalan menaiki tangga terdengar begitu jelas ditelinga mereka.
"Tuan besar, ada paket yang datang," kata pelayan yang sepertinya telah tiba di ruangan Trippa singkana, "letakkan saja disini!" Suara sahutan seorang pria disana membuat PP berharap-harap cemas.
Hampir lima menit lamanya tidak terdengar apapun dari seberang itu. Mereka berlima masih menunggu ucapan seperti apa yang akan diucapkannya saat melihat isi kotak paket tersebut.
Terdengar helaan napas berat dari pria tua tersebut. "Ketua!!" Teriakan diseberang sana sontak mengejutkan mereka, siapa orang yang berada di sana.
Joss, orang yang berteriak dan menerobos masuk ke dalam ruangan kerjanya, "Joss, apa yang kau lakukan kemari?" Joss melirik kotak paket yang kini terbuka dan terletak di atas meja. Berjalan menuju kotak itu, membongkar, mengeluarkan isi kotak namun tidak menemukan apapun disana selain kertas-kertas yang kini telah berserakan. Pria tua itu sedikit terkejut melihat hal-hal yang tertulis di kertas itu, berisikan tentang beberapa kejahatan yang dia lakukan.
"Apa apaan ini?" Ujar Trippa. Joss mengambil cutter kecil, mengupas kulit kotak, hingga akhirnya di bagian samping kiri kotak menemukan alat sadap suara berukuran kecil tertanam di sana, menunjukkannya pada Trippa yang terdiam menatap alat itu dengan tatapan sulit diartikan.
Suara berdenging terdengar sangat nyaring ditelinga mereka, mengartikan bahwa alat itu telah dihancurkan oleh Joss dan Trippa, memutuskan sambungan mereka dengan kedua orang disana.
PP menantang Ja dengan angkuhnya, "hanya seperti ini?" Semuanya terdiam. "Kau menyuruhku datang kesini hanya untuk menyaksikan kegagalan kalian?"
Ja menoleh pada Pluem, mengabaikan ejekan yang dilayangkan PP padanya, memberi isyarat melalui matanya Pluem menekan sesuatu pada tablet yang sejak tadi berlayar hitam, yang kini menunjukkan dua orang pria beda usia di dalam ruangan yang sangat familiar bagi PP.
Dia kembali melihat kearah Ja dengan tatapan tak menduga, bahwa dia sudah memperhitungkan semuanya menjadi seperti ini. Perekam suara itu sebenarnya hanya pancingan? Ja telah memperhitungkan bahwa Joss akan datang menemui Trippa setelah kejadian di lampu merah yang memang sengaja dibuat untuknya, selain menyuruh First dan Off menghentikan para pengawal mengejar PP, rencana itu juga ditujukan untuk Joss yang akan melalui jalan itu pada saat kejadian terjadi. Dengan insting Joss yang kuat dia pasti akan menyadari ada sesuatu yang tidak beres, dan menyuruh seseorang menyelidiki apa yang sedang terjadi, dan berakhir dia mengetahuinya hanya dalam waktu singkat, lalu bergegas menuju rumah keluarga singkana dan menggagalkan rencana Ja.
KAMU SEDANG MEMBACA
{ caught in a scandal }
Mystery / ThrillerWARNING====INI CERITA BXB JADI YANG HOMOPHOBIC JANGAN MAMPIR KE SINI FIRST CHALONGRAT!!!!! Seorang aktor asal Thailand. Yang sedang berada dipuncak kariernya, terjerat scandal kasus pembunuhan, yang mengakibatkan kariernya terancam. FIRST yang meras...