10

435 62 5
                                    









~~~~~












"Dia imut,"

"Senyumnya manis,"

"Matanya juga indah,"

"Aku tidak melihat ada yang kurang,"

"Dia juga terlihat baik dan sopan, jadi first sebaiknya kau menyerah saja," saran off.

"Benar, sebaiknya kau menyerah dari sekarang, kau benar-benar tidak ada harapan karena jika aku adalah ja prathan, aku pasti akan lebih memilih dia," tambah Tay. Membuat first semakin dongkol, dia sengaja siang hari ini, mengajak kedua pria tua ini mengintai sang dokter untuk membantunya mencari tahu tentang orang yang sudah dia klaim sebagai saingan cintanya.


Namun alih-alih membantu, dua orang ini malah memuji-muji saingannya itu. " Oh dia pergi?" Ujar off, saat melihat sang dokter pergi keluar dari cafe menuju rumah sakit diseberang jalan, " padahal aku belum selesai memperhatikannya."

"Dia sangat lucu, memandangnya sekali tidak akan cukup," sahut tay.

"Sial, dia benar-benar sangat imut," ujar off lagi.

"Kalian sudah selesai?" First mendengus kesal, beranjak dari sana menuju ke  toilet di cafe tersebut, meninggalkan tay dan off yang terdiam melihatnya merajuk.

"Dia marah?"

"Menurut mu?" Off balik bertanya pada Tay.




"Tuan off! Kau disini?" Off berbalik, mendengar seseorang menyapanya dan melihat pria tinggi memakai setelan kantor rapi berdiri di belakangnya.

Off berdiri menyambut pria tinggi tersebut, "kau disini juga?" Mereka saling berjabat tangan dan tertawa kecil satu sama lain. Pria tinggi itu mengalihkan pandangannya pada tay yang menatap kearahnya penasaran.

"Oh ya, Tay kenalkan ini tuan Joss mitra bisnis ku, dan tuan Joss ini Tay, temanku," tutur off.

Tay bangun dari duduknya menyambut uluran tangan Joss, "Tay tawan."

"Joss wayar," balas Joss sopan.


Joss duduk bergabung bersama mereka, membicarakan banyak hal tentang dunia bisnis. First yang baru saja keluar dari toilet, bingung melihat pria tinggi duduk disalah satu kursi, mejanya tadi. Berjalan mendekat, langsung mendudukkan dirinya tanpa bicara. Tiga orang tadi serentak menoleh ke arahnya, first bersidekap dada menatap kearah pria tinggi, mengabaikan Tay dan off yang berada di sana.

"Tuan first," ucap joss.

"Kau mengenalku?" Tanya first.

"Tentu saja, kau adalah selebriti paling populer di sini, kau juga disebut kemewahan dari dewa karna memiliki paras idaman semua orang, siapa yang tidak mengenalmu?" Puji Joss tersenyum.

Mendengar pujian itu, first mengubah ekspresinya menjadi lebih lembut," kau benar, aku adalah si bintang utama, mereka memanggilku, kemewahan dari dewa, banyak yang iri karena paras dan postur tubuhku yang sempurna, jadi kenapa aku harus mendengarkan suara-suara pembenci di sini?" Tekan first sombong melirik sinis pada Tay dan off yang membuang muka kearah lain, merasa tersindir, " oh ya, kalau boleh tau, kau ini siapa?" Tanya first pada Joss dengan nada suara yang lembut.

"Dia temanku," sahut off, yang langsung membuatnya mendapatkan tatapan sinis dari first, ' aku tidak bertanya padamu ', membuatnya langsung terdiam.

"Aku adalah mitra bisnis tuan off, sekaligus temannya juga," jawab joss. First mengangguk, ingin bertanya siapa namanya namun suara dering handphone dalam saku jas Joss membuat first mengurungkan niatnya.

{ caught in a scandal }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang