~~~~~~
Ja tiba di rumah sakit, keluar dari mobil dengan cepat dan langsung berlari masuk kedalam menghiraukan beberapa wartawan yang berdiri didepan gedung rumah sakit. Berlari dengan sangat cepat jangan tanyakan bagaimana takut dan marahnya Ja sekarang, baru beberapa jarak dia pergi dari lokasi kejadian penculikan war, Off telah menghubunginya dan memberi kabar First keracunan.
Hingga dering handphone di saku celananya berbunyi, Ja mengambilnya masih dengan berlari sampai melihat nomor yang sangat familiar, dia sontak memelankan laju larinya.
'bagaimana dengan kejutannya, apa kau suka?' kekehan riang begitu menggelegar dibalik sana. Ja mengepalkan tangannya erat, matanya memancarkan aura gelap yang begitu terasa, namun berbeda dengan wajahnya yang terlihat begitu tenang.
' ini hanyalah hadiah kecil dariku, jangan terlalu senang karena dia akan baik-baik saja untuk saat ini, karena sesuatu yang berharga harus disimpan untuk bagian terakhir..,' telepon ditutup dari seberang sana. Ja menatap datar kedepan dan kembali berjalan dengan lebih pelan dari sebelumnya.
Ja tiba didepan ruang operasi dimana Off dan Tay telah berdiri dan menunggu disana sejak tadi. Mereka menatap Ja dalam diam hingga Off menghampirinya dan menepuk pundaknya, "aku yakin dia akan baik-baik saja," keduanya mengalihkan pandangan mereka pada Tay yang terlihat begitu ketakutan dan cemas, bahkan Ja bisa melihat mata Tay yang memerah sayu akibat menangis terlalu banyak.
Lampu ruang operasi dimatikan tanda operasi telah selesai dilakukan, ketiganya mendekat kedepan pintu menunggu sang dokter muncul.
"Pasien baik-baik saja, pertolongan pertama yang dilakukan sangat membantu mengurangi gejolak racunnya menyebar semakin jauh, dan juga pasien langsung dibawa ke rumah sakit jadi semuanya akan baik-baik saja," jelas sang dokter yang baru keluar dari ruang operasi melepaskan maskernya.
"Apa yang dia makan sampai bisa keracunan?" Gumam Off, dokter yang mendengar gumaman Off kembali menjelaskan.
"Itu bukan karena kandungan makanan, tapi memang itu murni racun yang dicampurkan kedalam makanannya, kami menemukan botulinum toxin dengan dosis yang sangat kecil ditubuhnya, yang bahkan beberapa tetesnya bisa menyebabkan kematian. Botulinum toxin yang tertelan oleh pasien membuat kerusakan pembuluh darah diarea pernapasan dan itu lah yang menjadikannya batuk darah, tapi jangan khawatir kami sudah mengatasinya hanya jangan biarkan pasien terlalu banyak berbicara untuk beberapa hari." Ketiganya mengangguk. "Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu,"
Setelah dokter itu pergi ketiganya menatap kedalam dimana First terpejam begitu pucat terbaring disana. Para perawat merapikan beberapa hal sebelum mendorong tempat tidur keluar, yang ingin dibawa ke ruang rawat inap.
Hampir lima jam lamanya First tertidur pasca operasi, "kau yakin dengan keputusan mu?" Tanya Tay.
"Aku sudah memikirkannya dan aku yakin dengan itu," jawab Ja terdengar lirih.
"Ketua Ja, aku benar-benar tidak mengerti, kau akan membuat First menangis dengan keputusanmu ini..," seru Tay kecewa.
"Akan lebih baik aku bisa melihatnya menangis dibandingkan aku tidak bisa melihatnya lagi." Ujar Ja.
"Tapi... " Off menahan Tay yang kembali ingin mencecar Ja, yang juga masih menatap pada First dengan sendu.
"Tidak Tay, jika itu adalah keputusan ketua Ja kita hanya harus menerimanya. Aku tau apapun yang akan dilakukan olehnya itu semua untuk kebaikan First." Ucap Off pada Tay.
KAMU SEDANG MEMBACA
{ caught in a scandal }
Mystery / ThrillerWARNING====INI CERITA BXB JADI YANG HOMOPHOBIC JANGAN MAMPIR KE SINI FIRST CHALONGRAT!!!!! Seorang aktor asal Thailand. Yang sedang berada dipuncak kariernya, terjerat scandal kasus pembunuhan, yang mengakibatkan kariernya terancam. FIRST yang meras...