22

1K 67 31
                                    










~~~~~














"Bisakah kau diam!!!" Hardik Bruce yang mulai kesal mendengar tangisan orang disebelahnya, First yang sekarang masih terus menangis sejak menaiki mobil sang rival mengabaikan betapa terganggunya sang pemilik mobil dengan suara tangisnya itu.




Dan bukannya diam First malah semakin mengeraskan suara tangisannya, Bruce menatapnya kesal, "YAK!! Jika kau tidak berhenti aku akan menendang mu keluar dari sini!!" Serunya keras.



"Kau tidak bisa melakukannya!!" Balas First masih dengan air matanya yang mengalir.


"Kenapa tidak bisa? Ini mobilku!!!"


"Aku tidak peduli!!" Sahut First.



"YAK!!!!" Bruce menghentakkan badannya kesal, menendang kursi didepannya, "kenapa kau membiarkan dia masuk!!" Sembur Bruce pada sang manajer yang kebingungan tak mengerti.



Mereka baru saja kembali dari syuting sekitar pukul 8, dari dalam mobil, mereka melihat seseorang yang sangat familiar duduk berjongkok di pinggir jalan dengan wajahnya di sembunyikan di balik lipatan tangannya.




Bruce menyuruh supir untuk menghentikan mobil mereka dan menyuruh manajernya menghampiri orang itu, First orang yang berjongkok tadi mendongak saat melihat seseorang datang menghampirinya. First dengan mata merahnya, air mata yang mengalir dan penampilan yang benar benar kacau meraih celana sang manajer rivalnya meminta tumpangan. Terserah dia dianggap tidak malu atau apapun tapi dia benar-benar ingin pulang sekarang, setelah menghabiskan waktunya berkeliaran tanpa membawa apapun.




Manajer itu terlihat ragu lalu menoleh pada Bruce didalam mobil yang dibalas anggukan samar oleh sang aktor, dan disinilah sekarang First yang menumpang di mobilnya sang rival.



"Hue,..Hiks... hiks.. aaa hiks hiks.....,"



"Dasar bodoh, berhenti menangis!! Dia tidak akan datang kemari walaupun kau menangis mengeluarkan air mata darah!" Tukas Bruce yang sepertinya sudah sangat muak dengan suara tangisan First. "Lagipula ini bukan pertama kalinya kau dicampakkan, kenapa kau bertingkah seolah dunia ini telah berakhir?"




"Hiks... T-tapi d-dia berbeda hiks.. a-aku sangat m-menyukainya hiks... Hik..Hik.. HUE..." Ujar First sesenggukan.



"Seharusnya kau bersyukur karena mengetahui sifat brengseknya saat hubungan kalian masih seumur jagung, dan tidak terjatuh terlalu dalam. Atau kau akan terus menjadi bodoh untuk selamanya dengan alasan, sudah sangat mencintainya, hingga menanggung rasa sakit akan lebih baik daripada harus kehilangannya," tutur Bruce begitu lirih saat mengucapkan kalimat terakhir.




First menatap Bruce, "kau sedang membicarakan dirimu sendiri?" Bruce mendelik padanya.




















"Apa kita harus menyusulnya?" Tay menoleh pada Off yang duduk disampingnya.


"Aku rasa tidak, dia pasti akan baik-baik saja," sahut Off sesekali melirik jam dinding yang terletak didekat pintu tengah.



"Bagaimana jika ketua Ja mengatakan hal itu hari ini?" Cecar Tay.



"Tenang saja, ketua Ja tidak akan begitu terburu-buru. 10.000 Baht, dia akan pulang dengan senyuman lebar," sahut Off.



Tay kembali menoleh pada sahabatnya itu, "hey, kau menjadikannya bahan taruhan!" Seru Tay, Off melirik Tay tenang, "20.000 Baht, dia akan pulang dengan menangis," sahut Tay menyambut uluran tangan Off.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

{ caught in a scandal }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang