***
Tama memutuskan untuk menelepon istri nya memberi tau bahwa anak mereka berada dirumah sakit, dengan masih menunggu dokter keluar dari ruangan memberi tau kondisi anak nya
Dering pertama langsung di angkat oleh sang istri
"Hallo Pi, gimana? Cia udah ketemu?"
"Pi mana anak kita?"
"Hallo papi" runtun Vania saat tidak mendengar jawaban sang suami
"Iya mi udah, sekarang mami kerumah sakit Medika ya"
"Rumah sakit? Ngapain? Papi kenapa? Papi sakit" tanya Vania khawatir
"Udah ya mami kesini dulu aja nanti papi jelasin"
"Pi ada apa sebenarnya"
"Mami cepetan kesini ya, hati hati" Tama langsung memutuskan panggilan nya, lantaran tak kuasa mendengar ke khawatiran istri nya, bagaimana nanti saat istri tau kalau yang berada di dalam sini adalah anak nya
Dirumah nya Vania buru buru mengambil tas dan menyuruh supir nya untuk mengantarkan ke rumah sakit
Selama di perjalanan Vania gelisah dan bingung memikirkan dimana anak gadis nya dan juga siapa yang masuk kerumah sakit, Vania takut sesuatu terjadi, jantung nya berdetak dengan cepat bahkan tangan nya saat ini sudah bergetar
Dirumah sakit Vania berjalan dengan terburu buru mencari ruangan yang sudah di beri tahu melalui pesan yang diberikan oleh suami nya
Saat menyusuri lorong dia melihat sang suami sedang duduk seorang diri didepan sebuah ruangan, berarti bukan suami nya, lalu siapa. Pikir nya
Vania langsung menghampiri sang suami "Pi ada apa sebenarnya? Cia mana katanya mau cari cia? Kenapa tiba tiba dirumah sakit? Terus ini yang masuk rumah sakit" tanya Vania bertubi tubi sesampainya didepan sang suami
Tama langsung berdiri didepan sang istri, akan jujur dengan apa yang sebenarnya terjadi "yang ma-" perkataan Tama terhenti saat dokter keluar dari ruangan didepannya
Ceklek...
Tama dan Vania mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang terbuka memperlihatkan seorang dokter yang baru saja kelaut dengan wajah lesu
Mengapa batin Vania menjadi lebih tidak enak dari yang tadi dia rasakan
Sedangkan Tama sendiri sudah deg degan harap harap cemas bagaimana dengan kondisi anak nya didalam "gimana dok?" Tama menanyakan kepada dokter itu
"Pasien mengalami pendarahan yang mengakibatkan kurang nya darah akibat benturan yang keras pada tubuh dan juga kepala nya, dan tadi pasien sempat stabil saat kami berhasil menghentikan pendarahan nya namun tiba tiba detak jantung nya melemah"
"Mohon maaf sebesar-besarnya, kami sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin untuk putri bapak dan ibu, tapi Tuhan berkehendak lain. dengan berat hati saya katakan bahwa putri bapak dan ibu tidak dapat kami selamatkan, turut berduka cita dari kami" lanjut sang dokter
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVASYA [END]
Teen Fiction"Gue mau maafin lo, asalkan lo mau jadi pacar gue?! Gimana?" Syakira terkejut mendengar perkataan dari Rava "gila lo, ga masuk akal, apa hubungan nya coba" "Lo lupa udah bikin gue jadi kayak gini, dan sekarang Lo ga mau tanggung jawab atas apa yan...